Pemerintah Optimistis Capai Target Penurunan Kemiskinan

NERACA

Jakarta - Pemerintah optimistis bisa mencapai target penurunan angka kemiskinan kendati pertumbuhan ekonomi 2012 meleset. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa beralasan, pihaknya sudah meningkatkan efektivitas anggaran jaminan sosial karena selama ini banyak program jaminan sosial yang kurang merata. Dia menyatakan efektivitas belanja sosial perlu dilakukan untuk menekan angka kemiskinan yang per September 2012 tercatat 11,66%.

"Saat ini penyebaran alokasi anggaran untuk jaminan sosial begitu banyak, tapi efektivitasnya rendah," kata Hatta di kantornya, Rabu (9/1). Menurut Hatta, pemerintah telah menganggarkan banyak dana untuk belanja sosial penanggulangan kemiskinan di kementerian/lembaga, tapi dana tersebut masih ada yang belum tepat sasaran.

"Jadi bisa saja ada satu objek tapi didekati banyak kementerian, sehingga tidak ada pemerataan yang baik," ujarnya.

Selain itu, Hatta mengingatkan, upaya untuk mengentaskan kemiskinan tidak hanya dilakukan melalui pemberian subsidi atau bantuan sosial, namun juga penciptaan lapangan kerja yang memadai. "Kemiskinan tidak bisa selesai secara charity atau sekedar amal, tapi juga terkait dengan lapangan pekerjaan," katanya.

Revisi akibat Krisis

Terkait dengan angka kemiskinan yang belum masuk kisaran 10,5%-11,5%, Hatta mengatakan hal tersebut karena target pertumbuhan ekonomi 2012 mengalami revisi akibat krisis global. "Saya optimistis, target 11,5% tetap tercapai, mengacu pada pertumbuhan ekonomi 6,5%. Tapi kita ada koreksi 6,3% karena adanya faktor eksternal," katanya.

Namun, dia menyakini target angka kemiskinan 11,5% pada 2012 tetap tercapai, karena sektor investasi sedang tumbuh dan program beasiswa pendidikan yang dicetuskan pemerintah berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan angka kemiskinan September 2012 sebesar 11,66%.  Melihat realisasi ini, Hatta menilai penurunan angka kemiskinan ini sudah lumayan bagus. Optimisme menurunnya angka kemiskinan ini juga sejalan dengan peningkatan investasi di dalam negeri.

Menurut Hatta, tingginya investasi di Indonesia membuat pergeseran pada sektor tenaga kerja. Dia mencontohkan tenaga kerja di sektor buruh tani menurun dari sekitar 40 juta menjadi 38 juta orang.

Dengan kata lain, Hatta mengatakan, ada peningkatan kualitas tenaga kerja dari sektor informal ke sektor formal. Untuk 2013, pemerintah berharap ekonomi Indonesia bisa tumbuh dengan baik sehingga angka kemiskinan bisa ditekan. "Walau bagaimanapun, kemiskinan berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, meski pemerintah sudah membelanjakan dana untuk jaminan sosial," katanya.

 

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…