Upaya Jasa Marga Kurangi Kemacetan di Jalan Tol

Jakarta – Macet di Jakarta memiliki banyak faktor pendorong dan bisa dikurangi dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan menambahkan jumlah gardu dan lajur tol. Namun lahan yang sudah tidak bisa lagi diperbesar di Jabotabek membuat hal tersebut tidak mungkin dilakukan.

“Bukan Jasa Marga tidak mempunyai kemampuan membuat gardu. Gardu tidak mahal, yang menjadi masalah adalah tanahnya tidak ada,” kata Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman di kantornya, Kamis (3/1).

Meskipun begitu, beberapa langkah tetap dilakukan untuk mengurangi kemacetan di dalam tol. Sejak pertengahan 2012, diluncurkan layanan e-Toll pass.

e-Toll Pass

Dengan e-Toll pass, pengguna jalan yang telah memasang alat OBU (on board unit) di dalam mobilnya, dapat melakukan transaksi pembayaran tol tanpa harus membuka kaca jendela mobil pada saat berada di gerbang tol tertentu. Mobil hanya perlu diperlambat sekitar 10 km/jam, tidak perlu berhenti seperti saat membayar tol umumnya.

Agar transaksi berjalan lebih cepat, dibuat gardu tol otomatis (GTO) yang saat ini jumlahnya 50 gardu untuk e-Toll Card dan 39 gardu untuk e-Toll Pass. Gardu-gardu tersebut tersebar di ruas Tol Cawang-Tomang-Cengkareng, Jakarta-Cikampek, dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta. Jumlahnya akan terus ditambah menyesuaikan kebutuhan.

“Jika penggunaan GTO sudah teraplikasikan dengan baik, maka waktu transaksi tol per kendaraan bisa ditekan menjadi hanya 1,5 detik,” kata Adityawarman. Sampai saat ini, waktu transaksi di tol adalah 3 detik per kendaraan.

Pembangunan gerbang GTO sebetulnya tidak efisien karena pengelola jalan tol harus mengosongkan beberapa gerbang tolnya hanya untuk e-Toll Pass dan e-Toll Card. Padahal, pengguna layanan non-cash tersebut baru 9,14%. Sisanya masih melakukan transaksi cash.

Dari 36 gardu e-Toll Pass, baru 1 gardu tol yang betul-betul murni untuk e-Toll Pass, yaitu gerbang tol Cililitan. Selebihnya masih kombinasi dengan e-Toll Card. “Kita rugi, karena pengguna e-Toll Pass masih sedikit, baru 5.000 se-Jabotabek. Coba bayangkan, gerbang tol Cililitan hanya 15 pengguna per hari yang memakai e-Toll Pass. Satu gardu ini kalau hanya untuk 15 kendaraan kan rugi kita. Tapi ini kita lakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat,” kata Adityawarman.

Sementara untuk mengurangi jumlah antrean di gerbang tol, dilakukan pengoperasian seluruh gardu pada gerbang sibuk mulai pukul 5 pagi hari, dan juga menempatkan petugas jemput transaksi (Put-Tra) di gerbang-gerbang tol yang padat.

“Mereka menyiapkan uang kembalian, mengutip dari mobil ke mobil, sehingga antriannya lebih cepat. Kalau dari sisi belanja, ini lebih mahal karena menambah petugas. Harusnya 1 gardu cukup 1 petugas, dengan Put-Tra bisa menjadi 3-4 orang,” jelas Adityawarman.

Contra Flow

Untuk ruas tol Cawang-Tomang, pengurangan kapasitas jalannya dikurangi dengan penerapan sistem contra flow sejak pertengahan 2012 atau dengan mengganti satu lajur yang tadinya ke arah Cawang menjadi ke arah Tomang berlawanan. Contra flow ini dimulai pada KM 1,7 sampai KM 8,6, mulai pukul 6 pagi sampai 9.30 di setiap hari kerja.

Optimalisasi penggunaan lahan juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas gerbang tol. Peningkatan kapasitas gerbang bertujuan mengantisipasi antrian yang terjadi di gerbang tol akibat pembebanan lalu lintas yang menyebabkan kapasitas gerbang terlampaui. Salah satunya adalah dengan sistem satelit di Gerbang Tol Cililitan Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Gerbang Tol Karang Tengah Jalan Tol Jakarta-Tangerang, dan Gerbang Tol Bogor Jalan Tol Jagorawi.

 

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…