Kemenperin Jadikan Sumatera Pusat Industri Agro

NERACA

 

Jakarta - Guna menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata, Kementerian Perindustrian menjadikan Pulau Sumatera sebagai pusat industri berbasis agro dan batubara. Kemenperin berharap pusat industri tidak hanya berada di pulau Jawa saja tetapi menyeluruh di seluruh kepulauan di Indonesia.

"Pembangunan kawasan industri agro dan batu bara di pulau Sumatera membuat pertumbuhan ekonomi semakin merata. Selain itu, pusat industri tidak lagi terfokus di pulau Jawa," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Dedi Mulyadi di Jakarta, Rabu (2/1).

Dia menjelaskan, hingga saat ini, kawasan industri yang siap untuk dikemabangkan adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Simalungun, Sumatera Utara. Menurut Dedi, kawasan industri berbasis industri agro telah siap untuk dikomersialkan, hal itu dikarenakan telah terbit Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Simalungun No 10 Tahun 2012 sehingga status lahan siap diperbarui menjadi lahan industri. "Hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 investor yang telah berminat untuk menanamkan modalnya di Sei Mengkei," tambahnya. 

Total lahan yang diminati investor, kata Dedi, kurang lebih sebesar 200,35 ha. Nantinya, para investor akan mendirikan kawasan industri pengolahan hilir dan pembangkit listrik (powerplant) berbasis minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Hal ini, lanjut dia, sejalan dengan rencana investasi di Sei Mangke sejalan dengan pengembangan industri berbasis CPO.

Beberapa investor yang akan menanamkan modalnya di Sei Mangke adalah PT Sinergi Oleo Nusantara rencananya membangun pabrik di atas lahan 17,39 ha. Nilai investasinya diprediksi mencapai Rp 3,74 triliun. Kemudian, PT Unilever Oleochemical Indonesia akan investasi sebesar Rp 2,45 triliun di atas lahan seluas 27,39 ha. PT Cipta Buana Utama Mandiri akan membangun pabrik pupuk senilai Rp 537 miliar di atas lahan seluas 20 ha. Selain itu, ada PT JVL Nusantara Pertama yang akan investasi di atas lahan 20,42 ha, PT Nergy Uni Resources PTE LTD membutuhkan lahan 28,15 ha dan rencana konsorsium PTPN III dengan PTPN IV yang akan menggunakan lahan seluas 25 ha.

Guna mendukung pengembangan kawasan industri tersebut, pemerintah tengah merencanakan untuk membangun jalur kereta api untuk menunjang kegiatan distribusi. Rencananya jalur kereta api tersebut menghubungkan ke pelabuhan Kuala Tanjung. Namun hingga saat ini, pemerintah masih menemui kendala yaitu penyelesaian persoalan pembebasan lahan untuk jalur kereta yang terletak di Kabupaten Batubara.

Sedangkan Kuala Tanjung bakal terus dikembangkan, sehingga akan naik kelas menjadi pelabuhan berkapasitas internasional. Dengan demikian, lalu lintas dan sistem logistik kawasan industri Sei Mangkei nantinya menjadi lebih efisien dan efektif. Saat ini, kedalaman air laut di pelabuhan Kuala Tanjung baru mencapai 14 meter dan bisa dikembangkan lagi menjadi 20 meter. Daya tampung kapal bersandar dirancang 60 ribu ton bobot mati (dead weight tonnage/DWT) dari saat ini masih 30 ribu DWT.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menambahkan, daerah di sekitar Sei Mangkei juga akan dikembangkan menjadi kawasan industri berbasis empat aset, yakni air, pemurnian (smelter) alumina, pelabuhan, dan potensi dari lokasi di sekitar kawasan tersebut.

Diajuga menyampaikan, pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung sudah sejalan dengan pembangunan kawasan industri di Sumatera Utara agar lalu lintas distribusinya menjadi efektif. Selama ini, pelabuhan tersebut hanya dimanfaatkan untuk pengiriman dari dan ke pabrik aluminium PT PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). "Setelah diekspansi dan pembangunan kawasan industrinya selesai, pelabuhan itu akan menjadi daerah lintasan perdagangan yang ramai dengan memanfaatkan Selat Malaka," tutur Putu.

Kawasan Lain

Selain Sei Mangkei dan kawasan sekitarnya, lanjut Dedi, pemerintah pusat juga mendorong pembangunan kawasan industri di Sabang, Aceh sebagai pusat perekonomian berbasis pariwisata dan perdagangan. Sabang akan dimanfaatkan sebagai titik persinggahan kapal-kapal pesiar dan pedagang yang mencari bahan baku dan produk rotan.

Aceh Besar juga tengah mempersiapkan pembangunan sebuah kawasan industri. Saat ini, pembebasan lahan di daerah tersebut tengah dilakukan.Pembangunan kawasan industri di Sumatera juga difokuskan pada titik-titik pertumbuhan di Tanjung Buton, Provinsi Riau, untuk yang berbasis penunjang migas. Kemudian, pembangunan kawasan industri berbasis thin chemical di Muntok, Bangka Belitung, yang berdekatan dengan Provinsi Sumatera Selatan.

Pengembangan kawasan industri pun dipacu ke Muara Enim, Sumatera Selatan, yang berbasis hilirisasi batubara, yakni gasifikasi dan kimia. Pembangunan kawasan industri Teluk Semangka di Provinsi Lampung, yang berbasis maritim juga akan dipacu.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…