Foxconn Tak Batalkan Investasi di Indonesia

NERACA

 

Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memastikan Foxconn, pabrikan komponen gadget asal Taiwan, akan berinvestasi di Indonesia tahun ini. Pada Desember 2012 lalu, Foxconn dikabarkan akan membatalkan berinvestasi di Indonesia karena ada beberapa regulasi yang belum kata sepakat. Namun, usaha keras Indonesia agar Foxconn tidak membatalkan rupanya berhasil.

"Pastinya 2013 dan mereka nggak akan membatalkan. Mereka sudah mengkonfirmasikan ke kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), saya (Mendag) dan Menperin (Menteri Perindustrian)," kata Gita di Jakarta, Rabu (2/1).

Gita menuturkan, belum terealisasainya rencana Foxconn karena perusahan asal Taiwan ini sedang menuntaskan aksi korporasinya dengan perusahaan Jepang dan perusahaan lokal lainnya. Gita berharap dengan masuknya Foxconn ke Indonesia akan dapat memicu industrialisasi di dalam negeri seperti industri HP, tablet dan TV.

Apalagi, belum lama ini Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 82/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam dan Komputer Tablet telah diterbitkan dan mulai berlaku 1 Januari 2013. "Kalau itu bisa disinkronkan dengan upaya kita untuk melakukan industrialisasi untuk membangun industri tablet, TV, HP, kenapa tidak," tandas Gita.

Sebelumnya Menteri Perindustrian mengungkapkan kalau Pulau Jawa mungkin dipilih sebagai lokasi industri karena kesiapan infrastruktur seperti transportasi dan listrik. Kita masih menunggu hasil dari tim yang dikirim pemerintah untuk bertemu Foxconn.

Perusahaan pemasok komponen elektronik bidang teknologi informasi, Foxconn Technology Group, berencana menjadikan Indonesia sebagai basis produksi baru mereka. Investasi perusahaan asal Taiwan itu akan dimulai tahun ini dengan nilai US$10 miliar untuk jangka waktu 5-10 tahun. "Lahan yang dibutuhkan sekitar 500 hektare dan akan dimulai per tahap dengan 50 hektare untuk tahun ini," kata Hidayat.

Namun, MS Hidayat masih enggan menyebutkan lokasi industri untuk penanaman investasi itu. Dia hanya mengatakan itu sangat mungkin akan dibangun di Pulau Jawa. Pemilihan Pulau Jawa sebagai lokasi industri Foxconn karena kesiapan infrastruktur seperti transportasi dan listrik. "Mereka membutuhkan komunikasi dan transportasi yang memadai," kata Hidayat.

Menurut Hidayat, barang produksi Foxconn akan menggantikan komoditas elektronik yang bisa mengurangi kebutuhan impor. "Barang-barang yang kalian sedang pakai ini nanti diganti," kata dia.

Terkait dengan realisasi pembangunan, Foxconn akan memulai akhir tahun ini atau awal tahun depan. Ia mengatakan industri Foxconn akan mampu menyediakan ribuan lapangan pekerjaan baru. "Nanti akan dibutuhkan 1.000 engineer (teknisi)," jelasnya.

Izin Ivestasi

Untuk investasi tersebut, Kementerian Perindustrian akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan, BKPM, Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bank Indonesia, dan instansi-instansi lainnya.

Kepala BKPM M Chatib Basri mengakui Foxconn telah memasukkan surat perizinan investasi ke BKPM. "Foxconn akan investasi di dalam negeri. Sekarang berada di pipe line," ujar Chatib.

Dia mengatakan rencana ekspansi bisnis perusahaan pemasok komponen bagi Apple, Motorola, Nexian, Sharp, dan berbagai peralatan elektronik lainnya itu diperkirakan akan membuka lapangan kerja besar. "Jika Foxconn masuk, menurut mereka diperlukan satu juta tenaga kerja. Kita masih menunggu hasil dari tim yang dikirim pemerintah untuk bertemu Foxconn," kata dia.

Namun, dia belum dapat memastikan bahwa Foxconn akan masuk ke Indonesia tahun ini, sebab saat ini masih memerlukan waktu dan proses yang tidak sedikit. "Tidak untuk tahun ini. Namun kapan kepastiannya kita belum tahu karena saat ini delegasi pemerintah, khususnya dari (Kementerian) Perindustrian, sedang ke sana (Taiwan) untuk membicarakan investasi Foxconn," ungkapnya.

Kendala infrastruktur Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan investasi dengan volume lahan industri besar di luar Pulau Jawa masih menemui kendala infrastruktur yang kurang memadai.

"Perlu diketahui, lahan yang dibutuhkan berapa dulu, tapi jika lahan yang dibutuhkan besar mungkin masih bisa di beberapa daerah di Jawa seperti Lamongan, Cirebon, Boyolali, dan Mojokerto," kata dia.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…