Kematian Ibu Hamil Meningkat - Minim Sosialisasi

Meski berbagai langkah telah dilakukan demi menekan tingginya angka kematian ibu hamil. Tetap saja, angka kematian ibu hamil di Indonesia masih tinggi, faktanya bisa dilihat dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 68% kematian ibu hamil terjadi dalam proses persalinan. Data ini begitu memperhatinkan, karena dari tahun ke tahun kematian ibu hamil masih di angka 228. 

Untuk itu, diperlukan perhatian khusus dari pemerintah, jika tidak mau kematian ibu hamil tetap tinggi, selain itu penyediaan peralatan bagi ibu hamil dan edukasi sangat penting bagi kaum wanita yang tidak mengetahui penyebab terjadi kematian saat persalinan.  

Sedangkan penyebab kematian ibu hamil diantaranya adalah pendarahan sebanyak 32%, hipertensi 25%, infeksi 5%, proses kelahiran atau partus yang lama lima persen, dan aborsi satu persen. Penyebab tidak langsung sebesar 32% antara lain manajemen kasus klinis dari disiplin atau spesialisasi kedokteran.

"Proporsi kematian, saat persalinan dalam waktu 24 jam pertama dan pascapersalinan terbilang tinggi, selain itu semua terjadi dalam waktu singkat," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Slamet Riyadi.

Makanya, tujuan menurunkan angka kematian ibu menjadi salah satu poin Millenium Development Goal (MDG) yang wajib dicapai Indonesia, yang ditargetkan tercapai pada 2015. Pada 2007, angka itu masih berada di kisaran 228. Untuk mencapai angka 102 yang ditargetkan pada 2015 dibutuhkan upaya keras dari Kemenkes, kementerian terkait, dan semua pihak.

Slamet mengaku, hingga akhir 2012 masih belum mampu mencapai angka mendekati 102. Namun, ketika disinggung mengenai jumlah pasti angka kematian ibu pada 2011 dan 2012, ia mengatakan pihaknya belum mendapatkan angka pastinya, karena masih dalam proses pendataan.

"Kita sangat berharap kematian ibu hamil akan mengalami penurunan setiap tahunnya, ini bertujuan anak-anak untuk meneruskan generasi bangsa dan menjadi harapan bagi setiap orang tua," ujar dia.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…