Perguruan Tinggi Harus Ubah Mindset Mahasiswa - Dari Karyawan Menjadi Owner

Mayoritas lulusan perguruan tinggi, masih berorientasi pada hal mencari pekerjaan, terutama menjadi pegawai negeri sipil yang merupakan profesi paling diminati. 

NERACA

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wirausahawan di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,56% dari jumlah populasi yang ada. Padahal idealnya Indonesia harus memiliki sedikitnya 2% usahawan dari jumlah penduduk agar mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup.

Nah, guna mendorong pertumbuhan ekonomi ke angka yang lebih baik, keterlibatan kalangan akademisi dan alumni perguruan tinggi mutlak diperlukan. Sempitnya lapangan pekerjaan dan semakin besarnya tuntutan ekonomi, tentunya hal tersebut harus mendorong bagi seseorang khususnya mahasiswa untuk berani membuka usaha atau berwirausaha.

Sayangnya, mayoritas lulusan perguruan tinggi, khusunya IPB masih berorientasi mencari pekerjaan, terutama menjadi pegawai negeri sipil. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan persentase alumni yang berwirausaha setelah lulus kuliah yang ditunjukkan dari sebaran status kerja yang berwirausaha berjumlah kurang dari 5%.

Padahal, minat untuk wirausaha di kalangan mahasiswa cukup tinggi, itu terlihat dari antusiasme dalam mengikuti program kewirausahaan yang ada di kampus. Tetapi faktanya, setelah lulus ternyata hanya sedikit yang menjadi wirausaha.

Melihat kenyataan tersebut, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan IPB Prof Hermanto Siregar mengatakan, mahasiswa harus bisa kreatif dan inovatif serta berpikir bukan lagi untuk mencari pekerjaan tapi bagaimana bisa membuka lapangan pekerjaan. "Ya, untuk IPB 10% saja tentu akan memberi efek luar biasa. Mereka dapat membantu beban pemerintah dengan membuka lapangan kerja baru," katanya di Bogor, Jawa Barat, Jumat. 

Pengembangan jiwa kewirausahaan menjadi salah satu titik penting bagi pembinaan kemahasiswaan di dunia kampus. Hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang kewirausahaan. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus mendukung berbagai kegiatan Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni IPB.

Seperti dalam acara Studium Generale "Pembekalan Pra Wisuda" di Kampus Darmaga yang dilaksanakan belum lama ini. Dalam kegiatan tersebut, IPB mendatangkan praktisi wirausaha yang juga alumni IPB, yakni pendiri Misterblek Kopi, Basri Adhi untuk memberikan motivasi serta pengalaman kepada mahasiswa.

Mahasiswa berada pada proses menuju pendewasaan befikir dan persiapan menuju kehidupan pasca-kampus serta ditunjang dengan semangat generasi muda yang memiliki potensi sangat besar untuk mulai berwirausaha, dimana usia mendirikan usaha terlihat cukup potensial pada usia 20-24 tahun. Hasil penelitian terbaru membuktikan bahwa usia wirausahawan berkolerasi signifikan terhadap kesuksesan usaha yang dijalankan.

Berpijak dari hal itu, Basri mengimbau bagi alumni yang ingin menjadi wirausahawan, agar berlatih sejak dini. Bila perlu, para wisudawan baru membuat resolusi hidup atau cita-cita. Hal ini supaya mempunyai tujuan dan mimpi yang jelas. 

Dalam kesempatan itu, Basri Adhi juga menyatakan bahwa skripsi mahasiswa ternyata bisa menjadi sumber inspirasi dalam berwirausaha, karena tidak jarang menyajikan ide dan pemikiran yang inspiratif. Ia mengaku mendapatkan formula terbaik Misterblek Kopi setelah mempelajari skripsi salah seorang mahasiswa Teknologi Pertanian IPB. "Kalau anda ingin mendapatkan ide-ide kreatif, silakan datangi perpustakaan. Seluruh skripsi di perpustakaan IPB dapat menjadi peluang usaha," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…