Ingin Naik Tingkat - Bank Muamalat Tambah Modal di 2013

 

NERACA

Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan akan menambah modalnya di tahun depan agar bisa masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 dalam aturan multiple license yang secara resmi Peraturan Bank Indonesia (PBI) akan dirilis di 2013 mendatang.

Dalam BUKU 3 disebutkan, bank umum harus mempunyai modal inti antara Rp5 triliun sampai Rp30 triliun. Sementara saat ini Muamalat masih berada di BUKU 2 yang memiliki modal inti dikisaran Rp1 triliun hingga Rp5 triliun. “Modal intinya Rp2,5 triliun, dan total modal (keseluruhan) kita sekarang Rp3,2 triliun. Saya juga targetkan cepat atau lambat akan masuk BUKU III, yaitu dengan menambah modal,” kata Hendiarto, Direktur Keuangan dan Operasi Bank Muamalat Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/12).

Hendiarto mengatakan, multiple license itu dikaitkan dengan tambahan pembukaan 50 kantor cabang, termasuk juga rencana perseroan ini untuk listing di pasar modal dengan tujuan menambah modal dari hal tersebut. “Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) kita sekarang 11,9%,” tambahnya.

Untuk menambah modal, Muamalat akan melakukan secondary public offering atau listing kembali di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan rights issue di semester I 2013. “Nilainya (rights issue) belum tahu karena masih dihitung kebutuhannya berapa, supaya modal itu optimal. Artinya berapa yang ditambah bisa disalurkan optimal. Kalau dana terlalu besar dan tidak dioptimalkan nanti bisa idle,” ujar dia.

Dengan demikian, lanjut Hendiarto, target Muamalat untuk bisa mencapai BUKU 3 akan terlaksana pada 2014 mendatang. Yang terpenting untuk tahun depan ada rencana listing, yang tujuan utamanya adalah untuk menjaga CAR tetap berada di angka 12%.

“Pada saat growth (pembiayaan) kita tinggi, jadi waktu tersebut kita butuh capital, maka bisa akses itu di capital market. Kalau sudah listing akan lebih mudah dan murah untuk itu,” jelasnya. Akan tetapi, dirinya belum bisa menyebutkan angkanya karena itu tergantung kehendak pemegang saham sendiri mau tambahan modal berapa banyak.

“Masalahnya begini, ada yang mengambil rights-nya, dia akan tetap proporsinya, sedangkan bagi pemegang saham yang tidak mengambil rights-nya dia akan terdilusi kan. Nah, itu adalah isu yang sensitif, karena itu artinya persentasinya akan turun. Sehingga jumlahnya nanti tergantung komisaris dulu berapa jumlahnya,” ungkapnya.

Belum optimal

Dia juga mengatakan bahwa dari sisi layanan, jaringan, dan lain-lain, Bank Muamalat sebenarnya sudah siap masuk ke BUKU 3. Namun salah satu yang akan diperkuat ke depannya adalah layanan trade finance.

“Kita sudah ada bisnis itu, tapi memang belum optimal. Makanya kita mau melengkapi dan memperbanyak transaksinya. Kita ingin jadi bank yang memiliki jaringan internasional, meskipun sekarang sudah ada jaringan di Kuala Lumpur (Malaysia),” tuturnya.

Sebelumnya, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) juga mengatakan bahwa mereka akan memperkuat sisi permodalannya sehingga bisa masuk di kategori BUKU 3, jadi bisa memiliki kapasitas lebih besar dalam pembukaan jaringan kantor, juga dalam melakukan aktivitas bisnis.

“Modal inti kita sudah Rp3,9 triliun. Tahun depan akan ada penambahan modal dari Bank Mandiri (induk usaha) sehingga bisa mendekati Rp4,5 triliun. Jadi bisa masuk BUKU 3,” ujar Yuslam Fauzi, Direktur Utama BSM, saat ditemui wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, target dari sisi permodalan di BUKU 3 tersebut sangat mungkin bisa tercapai pada akhir tahun 2013, dengan menahan perolehan laba tahun buku 2012. Juga dengan adanya penambahan modal dari induknya, Bank Mandiri.

“Alhamdulillah, Bank Mandiri sebagai pemegang saham utama 99% lebih, dan dia sudah commit untuk support permodalan BSM. Tahun ini kita sudah ajukan dan disetujui untuk tambah Rp300 miliar. Mudah-mudahan bisa direalisasi sebelum akhir tahun ini. Sedangkan di 2013 nanti sudah ada komitmen dari Bank Mandiri, tapi angkanya belum bisa kita sebut,” ucapnya.

Yuslam mengatakan bahwa dia belum bisa menyebutkan berapa jumlah tambahan modal yang akan perseroan terima dari Bank Mandiri dikarenakan jumlah tersebut pasti bergerak dengan melihat perkembangan BSM ke depan. [ria]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…