ESDM Sumbang Pendapatan Negara Rp415,2 T

NERACA

Jakarta - Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan realisasi penerimaan negara sebesar Rp415,20 triliun selama 2012. Menteri ESDM Jero Wacik mengemukakan, angka tersebut mencapai 103% dari target penerimaan pada APBN-P 2012 sebesar Rp404,68 triliun. Sub sektor minyak dan gas (migas) masih menjadi penyumbang terbesar yaitu sebesar Rp289 triliun atau 104% dari target APBN-P.

Berikutnya adalah sub sektor pertambangan umum sebesar Rp123,59 triliun atau 98 % terhadap target APBN-P, sub sektor panas bumi sebesar Rp740 miliar atau 212% dari target APBN-P dan lainnya Rp1,87 triliun atau 235 % dari target APBN-P. “Produksi minyak pada tahun ini juga berhasil dicapai sebesar 92,47% dari target APBN-P 2012 atau sebesar 860.000 barel minyak per hari dari target sebesar 930.000 barel minyak per hari di dalam APBN-P 2012,” ujar Jero yang juga menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKMigas) di kantornya, Rabu (26/12).

Asumsi volume lifting pada tahun depan untuk minyak ditetapkan sebesar 900.000 barel minyak per hari dan asumsi produksi gas sebesar 7.890 miliar British thermal unit per hari (BBTUD). “Kami optimistis dapat mencapai target produksi minyak dan gas yang ditetapkan pada tahun depan. Kami akan bekerja keras untuk mencapai target tersebut,” ujar Jero.

Sementara itu, terkait dengan penyaluran gas untuk keperluan domestik, SKMigas berhasil menyalurkan pasokan gas untuk domestik pada 2012 sebesar 3,615 miliar BBTUD, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,267 miliar BBTUD. Dalam 8 tahun terakhir, pasokan gas untuk domestik meningkat hingga lebih dari 250%.

“Tahun 2013 penyaluran gas ke domestik akan mencapai 4,020 miliar BBTUD, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,615 miliar BBTUD. Sedangkan penyaluran gas untuk ekspor sebesar 3,870 miliar BBTUD yang artinya volume ekspor gas sudah di bawah volume gas untuk domestik. Kami akan terus meningkatkan komitmen pasokan gas untuk domestik sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” jelas Jero.

Alokasi gas bumi (per sektor) tahun 2012 mencapai 998 miliar kaki kubik (BCF) dengan rincian untuk pupuk sebesar 286 BCF, untuk listrik 555 BCF dan industri 157 BCF. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 434 BCF dengan rincian untuk pupuk sebesar 247 BCF, listrik 73 BCF dan industri 114 BCF.

Sementara itu, selama 2012 produksi batubara mencapai 386 juta ton atau sebesar 109 % dari produksi 2011 yang mencapai 353 juta ton. Dari produksi  2012 tersebut, sebesar 82 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri dan sebesar 304 juta ton untuk ekspor. “Pada tahun 2013 produksi diperkirakan mencapai 391 juta ton dengan alokasi DMO sebesar 74,32 juta ton. Naik dibanding DMO 2012 sebesar 67,3 juta ton,” papar Jero.

Untuk produk mineral lain selama 2012, realisasi produksi adalah konsentrat tembaga sebesar 804 ribu ton atau naik dari 2011 yang mencapai 618 ribu ton, emas 66 ton atau turun dibanding 2011 yang mencapai 78 ton, timah 91 ribu ton  atau naik dibanding 2011 yang mencapai 54 ribu ton, bijih nikel 35 juta ton naik dibanding 2011 sebesar 33 juta ton, ferro nikel 19 ribu ton  atau naik dibanding 2011 sebesar 18 ribu ton, bauksit 29 juta ton atau naik dibanding 2011 sebesar 41 juta ton dan bijih besi 10 juta ton  atau turun dibanding 2011 sebesar 11 juta ton.

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…