MNC Sky Vision Catatkan pendapatan Rp2,15 Triliun

NERACA

Jakarta-PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,15 triliun hingga akhir November 2012, atau meningkat sebesar 38% dibandingkan periode yang sama 2011 sebesar Rp 1,57 triliun. “Lonjakan pendapatan ini dipicu pertumbuhan jumlah pelanggan aktif yang telah mencapai 1,67 juta pelanggan pada sebelas bulan pertama 2012.” jelas Direktur Utama MNC Sky Vision, Rudy Tanoesoedibjo di Jakarta (20/12).

Rudy mengatakan, jumlah pelanggan perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 47% per November 2012 dari 1,13 juta pelanggan menjadi US$ 1,67 juta pelanggan. Perseroan berhasil mempertahankan rata-rata churn rate pada tingkat yang rendah 1% per bulan, serta ARPU yang relatif stabil yaitu Rp 124 ribu per bulan. “Semakin rendah churn rate, berarti semakin sehat perusahaan.” ujarnya.

Churn rate adalah persentase pelanggan dalam periode waktu tertentu, yang berhenti menggunakan layanan perusahaan untuk satu atau alasan lain. Dengan pencapaian tersebut, lanjut Rudy, perseroan optimistis dapat terus meningkatkan pertumbuhan pelanggan baru seiring dengan rencananya untuk membuka kantor cabang di seluruh Indonesia secara kontinu. Selain itu, perseroan juga berencana untuk meningkatkan layanan serta fitur dan channels baru.

Dia menambahkan, pada November 2012, MNC Channels memperkenalkan MNC Fashion sebagai program tambahan terbaru pada portofolio MNC yang ditayangkan di Perseroan, sehingga jumlah channel yang ditawarkan Perseroan melalui produk-produknya menjadi 116 channel yang 26 diantaranya channel ekskusif.

Sementara pada kuartal ketiga 2012, kenaikan pendapatan 38% menjadi Rp1,7 triliun dari periode sama tahun lalu Rp1,2 tirliun. Pihaknya mencatat, meski pendapatan naik, perolehan laba bersih perseroan turun menjadi Rp26 miliar dari Rp80 miliar pada kuartal ketiga 2011.

Penurunan laba bersih tersebut dikarenakan ada unrealized foreign exchange loss sebesar Rp124 miliar dibandingkan dengan unrealized foreign exchange gain sebesar Rp43 miliar pada kuartal ketiga 2011.

Hal ini dikarenakan oleh translasi atas kewajiban pinjaman obligasi MSKY dalam mata uang dolar Amerika Serikat sebesar US$165 juta yang baru akan jatuh tempo pada 2015. Namun tidak menganggu kinerja maupun keuangan perseroan.

Adapun laba usaha perseroan meningkat menjadi Rp366 miliar dari Rp251 miliar pada kuartal ketiga 2011. Untuk EBITDA naik 38% menjadi Rp720 miliar pada kuartal ketiga 2012 dari Rp521 miliar. Perseroan mencatatkan jumlah pelanggan TV berbayar sebesar 407 ribu pelanggan atau rata-rata pertumbuhan pelanggan baru sebesar lebih dari 45 ribu per bulan pada kuartal ketiga 2012. Jumlah pelanggan telah mencapai 1,57 juta atau naik 46% pada kuartal ketiga 2012 dari kuartal ketiga 2011 yang hanya sebanyak 1,07 juta.

Kami yakin pertumbuhan pelanggan akan lebih besar lagi seiring peningkatan pelayanan lagi. Selain itu penambahan jumlah kantor cabang di seluruh Indonesia akan dapat menembus pasar yang belum tersentuh sebelumnya sehingga mempercepat peningkatan jumlah pelanggan,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…