IDB Biayai Proyek Infrastruktur Tiga Propinsi - Kucurkan Dana US$ 3,3 Miliar

Kucurkan Dana US$ 3,3 Miliar

 IDB Biayai Proyek Infrastruktur Tiga Propinsi

 NERACA-Jakarta - Islamic Development Bank (IDB siap membiayai pembangunan sejumlah infrastruktur terutama di tiga propinsi senilai US$ 3,3 miliar. Namun pembiayaan tersebut diberikan secara bertahap selama 4 tahun, terhitung  2011-2014.

 Demikian kata Presiden IDB Group Ahmad Mohammad Ali usai menandatangi MoU dengan Menkeu Agus Martowardojo dan Menteri BappenasPPN Armida Alisjahbana di di Pacific Place, Jakarta, Rabu (11/5). “Ada tiga provinsi yang akan menjadi prioritas pembangunan yakni Sumatera Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun bantuan ini tidak langsung diberikan ke daerah,” kata Mohammad Ali.

 Ali menambahkan program pembiayaan ke tiga provinsi tersebut difokuskan pada 4 area kerja program, yaitu pembangunan pertanian dan daerah pedesaan, pendidikan, keterampilan, infrastruktur, dan sektor swasta. “Secara khusus, program ini mendukung pengembangan peluang daerah tertinggal, diantaranya pembangunan akses antar wilayah, pasokan air, hingga pencapaian ketahanan pangan,” terangnya.

 Selain itu, kata Ali, IDB juga membiayai Program Regional yang meliputi Provinsi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Kerja sama dengan IDB ini  akan didorong pada peningkatan kerja sama sektor pemerintah dan swasta (Public Private Partnership/PPP) dan peningkatan pasar keuangan syariah atau Islamic Finance.

 Sementara itu,  Kepala Departemen Ekonomi IDB Mohammad Ahmad Zubair menambahkan, pembiayaan IDB juga akan terfokus kepada pembangunan dan perbaikan jaringan listrik serta ekspor hasil produksi. “Kita ingin mengintegrasikan seluruh proyek. Oleh karena itu, peran swasta juga dilibatkan dalam membangun infrastruktur dan membuka lapangan pekerjaan. Sedangkan ekspornya berupa batu bara, kopi, kelapa sawit, dan tekstil,” ucapnya.

 Lanjutkan Program

Rincian pembagian penyaluran bantuan senilai US$ 3,3 miliar tersebut adalah pengembangan sektor swasta akan menerima bagian terbesar yaitu 34,7%, kemudian diikuti infrastruktur sebesar 26,3%, penddidikan dan ketrampilan 19,8%, pertanian dan pembangunan pedesaan akan mendapatkan 17,5%.

 “Setelah program ini selesai, akan berlanjut ke program berikutnya, yaitu 2015-2019. Untuk anggaran belum kita tentukan karena kami harus laporkan dulu hasil selama 4 tahun ini ke pemerintah Indonesia. Apa saja yang berhasil dan belum. Lalu, kita lakukan perbaikan agar ke depannya bisa lebih baik lagi,” papar Zubair.

 IDB Group telah lama menjalin kerja sama kemitraan dengan Indonesia dalam mengembangkan keuangan sektor swasta, pembiayaan perdagangan untuk komoditas strategis, asuransi investasi serta kredit ekspor. Hingga Maret 2011 saja, IDB Group menghabiskan dana sekitar US$ 2,5 miliar untuk 159 kegiatan di sektor perbankan syariah, perdagangan, pertanian, infrastruktur, pendidikan, pengembangan kapasitas, dan penanggulangan gawat darurat di Indonesia.

 Indonesia merupakan salah satu anggota IDB Group sejak lembaga tersebut berdiri pada 20 Oktober 1975 silam. Otomatis, Indonesia pun menjadi anggota dari International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC), Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD), dan Islamic Corporation for Insurance of Investments and Export Credits (ICIEC). **ardi

 

 

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…