RI Tambah Cadangan Beras di Asean - Panen Pertama Sampai Juni, Harga Beras akan Tetap Stabil

NERACA

Jakarta – Musim panen padi diperkirakan masih akan terjadi pada bulan Mei dan Juni 2011. Pasalnya, tidak ada musim tanam yang serentak. Sehingga harga beras diprediksi tidak mengalami kenaikan dan relatif stabil.

Menteri Pertanian Suswono menyebutkan, saat ini panen tidak berlangsung serentak, sehingga harga gabah di tingkat petani masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

Dia menjelaskan, panen yang tidak berbarengan ini membuat pasokan akan tetap terjaga dan membuat harga yang akan didapat petani juga tetap bagus.

Menurutnya, sampai April 2011, total panen hingga diprediksi telah mencapai 30 juta ton gabah kering giling (GKG) dari target produksi tahun 2011 sebesar 70,6 juta ton GKG. “Mudah-mudahan target itu bisa tercapai,” harap Mentan, di Jakarta, Selasa.

Dia mengungkap, musim kemarau pertama yang saat ini terjadi masih memiliki potensi bagus dengan iklim yang cocok untuk tanaman padi.

Terkait perluasan lahan pertanian, Suswono mengungkapkan, pada dasarnya Kementerian Kehutanan sudah mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan nasional. "Apalagi kita punya target minimal surplus 10 juta ton dalam lima tahun ke depan," paparnya.

Sementara itu, mengenai kemungkinan adanya kebutuhan tambahan dana subsidi pupuk, Mentan mengatakan, hal itu baru akan diketahui pada akhir tahun. "Ada audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), akan dihitung di akhir tahun apakah ada kekurangan atau tidak dan apakah bisa dibayarkan atau tidak," ujarnya, menambahkan.

Menurut dia, jika iklim baik dan kondusif untuk melakukan penanaman padi maka kebutuhan pupuk akan meningkat, sehingga diperkirakan subsidi pupuk juga meningkat.

“Ini akan dihitung di akhir tahun, berapa besar kebutuhannya, kalau ada kekurangan akan diupayakan tambahan,” ujar Suswono.

Cadangan Beras

Dalam kesempatan itu, Mentan juga mengungkap, Indonesia akan menambah cadangan beras bersama negara ASEAN+3 hingga 25.000 ton. Dengan demikian ada tambahan 11.000 ton beras dari komitmen Indonesia yang sebelumnya hanya 14.000 ton.

Seperti diketahui 10 negara ASEAN plus China, Korea dan Jepang menyepakati total cadangan beras sebesar 720.000 ton terkait ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR).

“Ini sudah disepakati di Kamboja sebesar 720.000 kalau nggak salah dimana Indonesia dapat bagian 14.000 ton, jadi untuk emergency, tapi Bapak Presiden berharap agar cadangan pangan ini ditingkatkan, Indonesia siap menambah katakanlah 25.000 ton,” jelasnya.

Dia mengatakan, hal tersebut bertujuan selain sebagai cadangan jika terjadi krisis pangan, juga bisa digunakan Bulog dalam melakukan operasi pasar ketika terjadi lonjakan harga pangan.

“Selain untuk emergency tadi, akan dimanfaatkan juga jika terjadi volatilitas harga yang akan memberatkan konsumen. Harga tren pangan kan naik. Cadangan ini bisa digunakan untuk operasi pasar, jadi ketika harga naik, Bulog bisa gunakan untuk operasi pasar,” terangnya.

Indonesia sebagai pengkonsumsi beras terbesar, imbuhnya, diharapkan bisa meningkatkan produksinya. “Konsumsi beras terbesar kan di ASEAN, Indonesia malah paling gede, maka inilah yang diharapkan produksi meningkat, ASEAN kan produksinya paling bagus, jadi kita akan kerjasama, dan diharapkan ada investasi. Inilah yang disampaikan Presiden. Pembahasan khusus nanti Oktober saat Indonesia jadi tuan rumah di AMAF. Dulu mau di tandatangani di Kamboja tapi Singapura minta delay karena nunggu persetujaun parlemen. Sekarang sudah siap," tandasnya.

Sebelumnya, ASEAN+3 yang terdiri dari 10 negara ASEAN ditambah Cina, Korea, dan Jepang siapkan cadangan beras bersama sebesar 720.000 ton. Indonesia hanya mampu menyumbang 14.000 ton beras sebagai cadangan.

Suswono menukas, sumbangan terbesar masih diberikan oleh Jepang sebanyak 220.000 ton dan China 200.000 ton. “Mereka rata-rata, Jepang, China, dan Korea itu di atas 200.000 ton. Negara ASEAN sendiri berbeda-beda. Indonesia 14.000 ton. Beda dengan negara-negara lain. Jepang kalau tidak salah 220.000 ton. Paling besar Jepang. Beda-beda persisnya, tapi tiga negara itu yang paling besar. Totalnya itu 720.000 ton," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…