Mobil Listrik Akan Resmi Diperkenalkan Pada Mei 2013

NERACA

 

Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan merasa optimis mobil listrik nasional bisa diperkenalkan pada Mei 2013 setelah sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mencoba mengendarai mobil listrik hasil kaloborasi PT PLN Persero dengan PT Sarimas Ahmadi Pratama, serta PT Great Asia Link.

“Waktu itu, Presiden SBY sangat terkesan sekali dengan semua mobil listrik sehingga memutuskan untuk me-launching mobil listrik secara nasional pada Mei 2013. Namunn tanggalnya masih dicari,” tutur Dahlan ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (13/12).

Oleh karena itu, Dahlan mengusulkan tanggal peluncuran mobil listrik nasional pada 20 Mei 2013. Peluncuran ini dilakukan karena persiapan penunjang mobil listrik seperti baterai dan motor mobil listrik akan diproduksi pada April 2013. “Sehingga ketika di-launching nanti, mobil listriknya ada, motornya ada, dan baterainya yang diproduksi Nippres Tbk juga ada. Ini 100% produksi Indonesia,” imbuhnya.

Dahlan menceritakan, Presiden SBY telah mencoba mengendarai mobil listrik sejenis Suzuki Carry tersebut. Mobil karya Ravi Desai kala itu dikemudikan oleh ajudan kepresidenan. Presiden SBY, Dahlan Iskan, Menteri Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Riset dan Teknologi turut masuk dalam mobil tersebut. “Selain mobil sejenis Suzuki Carry, Menristek juga mencoba menyetir mobil listrik buatan Dasep Ahmadi. Dia menggenakan mobil seperti saya namun warnanya putih,” tutur Dahlan.

Produksi Masal

Sebelumnya, Produsen mobil listrik PT Great Asia Link (Grain) telah menyanggupi untuk memproduksi kendaraan hemat bahan bakar minyak tersebut secara massal pada tahun 2013. “Kapasitas produksi di pabrik kami di Kedung Anyar Gresik mampu mencapai 60.000 unit mobil listrik jenis matik dan 20.000 unit untuk mobil listrik manual,” kata Manajer Pemasaran dan Penjualan PT Great Asia Link (Grain), Haryanto Setiawan.

Menurut dia, ketertarikannya memproduksi mobil listrik dikarenakan potensi pasarnya di Indonesia sangat bagus. Apalagi di Pulau Jawa sampai sekarang energi listriknya mengalami "oversupply". “Untuk itu, kami optimistis kendaraan beroda empat yang diproduksinya dapat diserap pasar otomotif,” ujarnya. Selain itu, di luar negeri seperti China dan Belanda juga telah menerapkan mobil listrik sebagai alat transportasi. Contoh, 20% pasar otomotif Belanda sudah menggunakan mobil listrik. “Di Belanda, mobil listrik banyak dioperasikan untuk taksi,” ucap Haryanto.

Walau demikian, estimasi produksi massal pada bulan Maret tahun 2013 tidak bisa memenuhi seluruh kapasitas karena harus dilakukan secara bertahap. “Mengenai varian mobil listrik yang disiapkan, ada tiga antara lain Ravi, Hivi, dan Hevi (untuk mobil listrik `pick up`),”tuturnya.

Pihaknya berharap, dengan dikeluarkannya mobil listrik terutama manual dapat menguasai pangsa pasar lima persen dari total pasar mobil secara keseluruhan di Tanah Air yang mencapai 1 juta unit. “Untuk investasi, harga mobil listrik memang lebih mahal. Namun, biaya operasionalnya lebih murah 75% dibandingkan mobil yang memakai BBM Nonsubsidi,” paparnya.

Terkait kendala dioperasionalkannya mobil listrik, lanjut dia, ada pada baterai. Tapi, sesuai perkembangan teknologi yang ada saat ini pihaknya sudah bisa menangani kendala tersebut. "Ketika memakai mobil listrik, untuk menempuh jarak 150 kilometer maka pengendara bisa menggunakan kecepatan rata-rata 120 Kilometer per jam,” katanya.

Namun demikian, pengamat otomotif Suhari Sargo berpendapat mobil listrik sulit bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak karena belum memadainya infrastruktur penunjang. “Dengan kapasitas baterai dan infrastruktur pengisian listrik yang belum tersedia, mobil listrik bisa disejajarkan dengan kelas mobil dalam kota dengan harga di bawah Rp200 juta. Selain itu, pasar mobil di Indonesia masih dikuasai kendaraan berbahan bakar minyak,” katanya.

Menurut Suhari meski proyek nasional ini sudah terlihat, namun masih ada beberapa kendala yang berpotensi menghambat. Selain belum ada rancangan baterai yang mumpuni, harga jual mobil listrik diperkirakan lebih mahal dibanding kendaraan sekelasnya.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…