NERACA
Jakarta- PT Medco Energi Tbk (MEDC) menganggarkan dana sebesar US$ 360 juta dalam belanja modal (capital expanditure/CAPEX) perseroan pada tahun 2013. Angka tersebut diperhitungkan guna mendukung beberapa proyek yang akan digarap perseroan, “Belanja modal akan digunakan untuk proyek Donggi Senoro, blok A di Aceh, dan blok Libya 47, dan biaya eksplorasi sekitar US$60 juta.”kata Direktur Utama PT Medco Energy Tbk, Lukman Mahfoedz di Jakarta, Rabu (12/12).
Lukman mengatakan, pada Januari 2013, perseroan akan memulai pengembangan proyek Libya 47. Dari 22 sumur eksplorasi di Libya , terdapat sekitar 18 sumur yang berhasil dilakukan perseroan. Selain itu, perseroan juga berencana untuk memulai pengeboran eksplorasi sumur di blok A, Aceh yang telah dicanangkan dalam agenda kerja perseroan sejak 18 tahun.
Menurut Lukman, perseroan juga sedang mengembangkan reneawable energy di Sarula dan Ijen. Saat ini perseroan sedang menunggu persetujuan akhir untuk menentukan pembelian aset di Sarula yang dinilai memiliki kapasitas mencapai 330 MW dan merupakan yang terbesar untuk geothermal.
Dengan pengembangan usaha yang dilakukan, perseroan optimistis menargetkan peningkatan EBITDA di tahun 2013 sekitar 10%. Sementara hingga akhir 2012 tahun ini, perseroan memproyeksikan dapat mencapai sekitar US$330 juta.
Kontribusi Perseroan
Lebih lanjut Lukman mengatakan, kontribusi Medco terhadap Indonesia cukup besar, di mana dalam 10 tahun terakhir, pihaknya mencatat telah mengkoordinasikan sekitar US$10 miliar. “Kami membayar US$1,1 miliar-US$1,2 miliar per tahun dalam bentuk pembayaran pajak dan penjualan minyak.” jelasnya.
Sejauh ini, menurut Lukman, perseroan juga pernah menghasilkan produksi minyak 100 ribu per barel. Hal tersebut menjadi tantangan bagi perseroan untuk meningkatkan produksi minyak menjadi lebih besar dari yang saat ini mencapai 70-80 ribu. Karena itu, pihaknya juga akan mengembangkan teknologi. “Teknologi menjadi kunci keberhasilan perseroan sehingga dapat bersaing dengan lainnya.” ujarnya.
Lukman menambahkan, dibanding BUMN, secara matematis kontribusi Medco masih termasuk lebih besar. Pasalnya, dari sekitar 140 perseroan, BUMN hanya menyumbang dividen sekitar Rp30 triliun per tahun.
Kinerja Perseroan
Perseroan mencatat, pada semester pertama 2012 penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 554,3 juta atau turun sekitar 5,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 586,4 juta. Hal tersebut disebabkan selama tahun buku 2012, MedcoEnergi sudah tidak lagi memasukkan pendapatan usaha dari penjualan tenaga listrik, yang sudah tidak dikonsolidasikan sejak tahun 2012.
Penjualan bersih minyak dan gas tercatat sebesar US$428,2 juta. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$422,9 juta. Perseroan membukukan laba kotor sebesar US$203,4 juta pada semester pertama 2012, atau meningkat dari US$182,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Laba operasi perseroan pada semester pertama 2012 menjadi sebesar US$127,8 juta, 13,3% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$111,6 juta. Sementara, laba bersih pada paruh pertama 2012 adalah sebesar US$ 3,4 juta, dibandingkan dengan US$ 8,0 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi neraca, jumlah aset perseroan pada semester pertama 2012 menunjukkan peningkatan menjadi US$ 2.626,6 juta, atau meningkat sebesar 12,8% dari US$2.328,0 juta pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kas dan setara kas sebesar US$733,4 juta, dibandingkan dengan US$363,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut disebabkan pula adanya penerbitan obligasi rupiah dan penarikan dari standby loan bank lainnya. (lia)
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…