BTN Gencar Kucurkan Kredit ke Bisnis Hotel

NERACA

Bekasi - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) gencar mengucurkan kredit untuk sektor hostapitality, terutama untuk proyek pengembangan hotel bujet. Salah satunya adalah pengembangan proyek Whiz Hotel, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Housing & Commercial Credit Director Bank BTN, Purwadi, sebelumnya bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut telah bekerja sama dalam pengembangan hotel Aston, Formula 1, dan Amaris. “Kita melihat pertumbuhan bisnis hotel di segmen ini sangat besar,” kata Purwadi disela Ground Breaking Hotel Whiz dan Pusat Belanja Giant di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (12/12).

Persaingan bisnis perbankan, imbuh Purwadi, mendorong Bank BTN untuk melakukan banyak inovasi. “Core business Bank BTN adalah membuka peluang untuk pembiayaan terkait dengan perumahan sebagai hunian masyarakat, baik itu dihuni secara permanen ataupun dengan sistem sewa. Inilah yang menjadi pertimbangan Bank BTN membiayai hotel,” jelasnya.

Purwadi mengungkap, bisnis pembiayaan Bank BTN di sektor hospitality ikut mendukung laju pertumbuhan kredit Bank BTN. “Tapi BTN juga tetap terbuka untuk pembiayaan sektor properti lain, termasuk apartemen. Kita ingin tetap menjaga growth kredit Bank BTN rata-rata 25%,” jelas Purwadi.

Dia menuturkan, Bank BTN harus menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis yang terjadi saat ini. “Kami juga harus mengambil peluang bisnis sesuai dengan perhitungan yang matang. Sudah pasti bahwa bisnis yang menjadi obyek pembiayaan Bank BTN itu harus sesuai dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan.

Bank BTN sudah memiliki pengalaman memberikan fasilitas kredit kepada masyarakat Indonesia selama 36 tahun. Ini menjadi modal bagi Bank BTN melakukan inovasi pembiayaan untuk mendorong meningkatnya jumlah kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat,” ujarnya.

Menurut Purwadi, Hotel Whiz memberikan inspirasi untuk didukung pembiayaan kreditnya karena berada di wilayah padat industri. Cikarang saat ini telah menjadi salah satu sentra bisnis yang berkembang sangat pesat. Banyaknya industri di wilayah ini akan diikuti dengan tumbuhnya fasilitas pendukung yang dapat dijadikan sebagai peluang bisnis.

Hotel Whiz, sambungnya, dibangun oleh ISPI Grup yang sudah cukup lama bergerak dalam industri properti. ISPI juga telah bekerjasama dengan Bank BTN cukup lama. Track record ISPI selama ini sangat baik. “Itulah yang mendorong Bank BTN mendukung bisnis ISPI Grup membangun Hotel di kawasan industri Cikarang ini,” tegas Purwadi.

Sasar ekspatriat
Sementara itu, Komisaris Grup ISPI, Preadi Ekarto mengutarakan, pilihan membangun Hotel Whiz dan perbelanjaan ritel Giant di kawasan tersebut karena dikelilingi oleh beberapa kawasan industri, antara lain EJIP, Delta Silikon dan Lippo Cikarang.

“Para ekspatriat yang melakukan kunjungan bisnis ke kawasan industri membutuhkan fasilitas penginapan yang memadai,” beber Preadi. Dia mengungkap, Hotel Whiz akan dibangun 8 lantai di atas lahan seluas 2000 meter persegi. “Jumlah kamar yang disediakan sebanyak 120. Fasilitas pendukung lainnya adalah meeting room, restoran dan kolam renang. Rencananya, hotel ini akan mulai beroperasi pada Desember 2013,” ujar Preadi.

Menurut Preadi, Hotel Whiz berada di kawasan perumahan milik Grup ISPI. Lahannya seluas 3000 meter persegi. Pengembangannya sendiri baru sekitar 50%. “Saat ini di perumahan ini sudah 7000 KK yang menghuni,” ucapnya. [kam]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…