Qtela Camilannya Anak Muda - Menjadi Bagian Makanan Tradisional Indonesia

NERACA

Jakarta – Serbuan makanan asing di Indonesia dengan berbagai produk makin marak seiring dengan pesatnya pertumbuhan restoran cepat saji di Indonesia. Namun kehadiran menu masakan asing dengan bermacam cita rasa, belum bisa mengalahkan kerupuk sebagai panganan favorit masyarakat Indonesia. Pasalnya, disetiap tempat dan kapanpun selalu di sajikan kerupuk dengan berbagai macam rasanya.

Lagi-lagi, karena kerupuk merupakan panganan favorit masyarakat Indonesia dan telah menjadi bagian dari ritual makanan sehari-hari, sehingga kerupuk menjadi camilan yang paling di cari masyarakat untuk menahan perut kosong ataupun sebagai pasangan menikmati menu utama. Oleh sebab itu, setiap kudapan yang disajikan terkesan tidak lengkap rasanya tanpa kehadiran makanan kering, seperti kerupuk.

Makanan pendamping ataupun camilan yang rasanya renyah dan gurih ini, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual makan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hampir setiap jenis makanan terasa lebih nikmat bila dikonsumsi bersama kerupuk. Indonesia sering disebut sebagai surganya kerupuk. Dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah di seluruh pelosok negeri, hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki kerupuk khas yang menjadi ikon kuliner di daerah tersebut, karena penganan yang familiar di tengah masyarakat.

Sebut saja kerupuk kemplang berasal dari Sumatera Selatan, kerupuk balado dari Sumatera Barat, kerupuk lada dari Jawa Barat, kerupuk kulit dan kerupuk gendar. Dengan ratusan jenis kerupuk yang ada di Indonesia, kerupuk pun menjadi salah satu bukti dari kekayaan tradisi kuliner Indonesia.

Begitu lekatnya lidah orang Indonesia terhadap kerupuk, lantaran gurih dan renyahnya. Sehingga, kerupuk menjadi camilan utama dalam setiap tempat, baik saat berkumpul bersama teman atau keluarga, kongkow-kongkow bareng ataupun menjadi teman santai disaat nonton bola bareng hingga moment penting. Melihat peluang tersebut, banyak produsen makanan ringan melucurkan berbagai macam produk camilan kerupuk dengan berbagai macam cita rasa. Maka tidak heran, bila industri makanan ringan merupakan salah satu kategori dengan pertumbuhan tertinggi di Indonesia.

Sebagai informasi, industri makanan dan minuman nasional ditahun ini ditargetkan tumbuh sebesar 8,15%. Target itu menurun tipis dibandingkan realisasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 9,19% yang melampaui rencana strategis (renstra) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sekitar 7,12%.

Dirjen Industri Agro Kemenperin Benny Wachyudi optimistis, pertumbuhan tahun ini akan melebihi target 8,15%. "Target pertumbuhan 8,15% ini adalah berdasarkan rencana strategis. Pada dasarnya, kami tetap yakin pertumbuhan bisa melebihi target itu. Realisasinya akan bagus,"ungkapnya.

Dia menjelaskan, pertumbuhan industri makanan dan minuman didorong oleh peningkatan utilisasi industri. Dia menambahkan, utilisasi industri makanan dan minuman pada saat ini belum mencapai 100%. Oleh karena itu, masih ada peluag untuk tumbuh dan untuk mendorong target pertumbuhan itu, utilisasi produksi setidaknya harus di pacu berkisar 87%.

Selain utilisasi, lanjutnya, realisasi investasi yang merupakan hasil konstruksi sejak 1,5-2 tahun lalu juga mendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman. "Penopang lainnya, pengamanan pasar dalam negeri agar termanfaatkan maksimal," jelasnya.

Bidik Anak Muda

Masih besarnya pasar industri makanan ringan di dalam negeri ini, menjadi peluang bagi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) untuk jeli menguasai pasar. Perseroan melalui anak usahanya, PT Indofood Fritolay Makmur (IFM) kembali meluncurkan berbagai macam produk makanan ringan. Termasuk, belum lama ini perseroan meluncurkan produk dengan varian terbaru yaitu Qtela Kerupuk.

Kembali diluncurkannya varian baru Qtela kerupuk keriting dan qtela kerupuk udang, karena perseroan berupaya mencoba mengulang kesuksesan dengan produk Qtela Singkong dan Qtela Tempe yang laris manis terjual di pasaran, “Dipilihnya Qtela kerupuk keriting dan kerupuk udang, karena kedua jenis kerupuk itu popularitasnya yang tinggi di Indonesia, “kata Brand Manager Qtela, Sandi Wijono.

Dia menjelaskan, dengan diproses secara higienis dan modern menggunakan bahan-bahan alami dan udang asli, Qtela Kerupuk Keriting dan Qtela Kerupuk Udang aman untuk dikonsumsi sebagai camilan atau makanan sampingan ketika berkumpul bersama keluarga dan teman.

Selain itu, Sandi juga mengungkapkan, jika varian sebelumnya merangkul semua kalangan, kini varian terbaru Qtela kerupuk membidik anak muda. “Segmen yang dituju adalah anak-anak muda yang memiliki kebiasaan kongkow-kongkow dengan komunitasnya. Masyarakat sekarang ingin segala sesuatu yang instan dan higienis, maka dari itu, Qtela Kerupuk sebagai jawabannya,” ujarnya.

Menurutnya, untuk distribusi pemasaran, pihaknya telah bekerjasama dengan beberapa ritel modern, convenience store dan toko tradisional, seperti Seven Eleven, Indomart, Alfamart, D’best, Farmer, dan masih banyak lagi. Indofood juga akan menggandeng beberapa restoran dan rumah makan tradisional untuk menyukseskan program tersebut. “Sebenarnya siapa saja bisa menikmati Qtela kerupuk, tapi anak mudalah yang menjadi incaran kita,”tandasnya.

Selain distribusi, kegiatan promosi juga ditingkatkan dan selama ini pihaknya telah memperkenalkan Qtela kerupuk dibeberapa media masa anak muda dan TVC. Strategi ketiga adalah mengandalkan branding melalui digital media seperti Facebook dan Twitter. “Follower kami mayoritas anak-anak muda,” katanya.

Kegiatan below the line activity (BTL) tidak luput dari strategi perusahaan. Caranya dengan menyelenggarakan permainan yang melibatkan anak muda. Strategi terakhir adalah penataan yang modern pada display penjualan serta desain kemasan yang menarik dan mengundang selera makan. Produk ini telah dipasarkan pada Agustus lalu. “Sejak diluncurkan Agustus lalu, respon pasar sangat baik bahkan melebihi ekpektasi kami,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…