Masalah pengangguran di Indonesia masih belum bisa di selesaikan oleh pemerintah. Faktanya, pengangguran intelektual di Indonesia kian bertambah. Dari total pengangguran nasional, tercatat hampir setengahnya atau sekitar 41,81%  adalah mereka-mereka yang berpendidikan. Jumlah pengangguran terdidik terbanyak adalah lulusan perguruan tinggi, yaitu 12,78%. Posisi berikutnya disusul lulusan SMA (11,9%), SMK (11,87 %), SMP (7,45 %), dan SD (3,81 %). Sedangkan lulusan unversitas yang sudah bekerja hanya mencapai 6,98 juta orang (6,30%) dan lulusan pendidikan Diploma hanya 2,97 juta orang (2,68%).

Karena itu, Presiden meminta dunia pendidikan membangun kerja sama yang baik dengan dunia usaha. ”Jangan sampai lembaga pendidikan menghasilkan lulusan tetapi lulusan itu sulit mendapatkan pekerjaan,” ujar SBY saat berpidato pada puncak peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Ke-67 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Sentul International Convention Center, Sentul, Jawa Barat, awal pekan lalu.

Ada empat hal yang disiapkan pemerintah dalam hal ini Kemenakertrans untuk mengatasi pengangguran intelektual, yakni peningkatan kualitas SDM dengan membangun kompetensi kerja melalui Balai Latihan Kerja (BLK), pembangunan sistem pendidikan, memfasilitasi tumbuh dan berfungsinya mekanisme bursa kerja (job fair) dan memprakarsai program pengembangan kewirausahaan.

Selain itu, juga diciptakan lapangan pekerjaan baru melalui program transmigrasi melalui pengembangan lahan-lahan pertanian dan industri pengolahan di kawasan transmigrasi.