Gara-gara BBM dan Pesawat - Neraca Perdagangan Defisit US$516,1 Juta

 

NERACA

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat transaksi perdagangan Indonesia periode Januari-Oktober 2012 defisit sebesar US$516,1 juta. Deputi Sosial Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan, neraca perdagangan yang defisit tersebut merupakan hasil atau selisih total nilai ekspor sebesar US$158,66 miliar, dan pada saat yang bersamaan nilai impor sebesar US$159,18 miliar

Meski demikian, dia menilai wajar dalam perdagangan, lantaran dalam berdagang pasti mengalami untung dan rugi. "Ya namanya dagang ada saatnya turun ada saatnya naik," katanya di kantor BPS, Senin (3/12). Menurut dia, impor mengalami kenaikan, lantaran tingginya impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Sedangkan penurunan ekspor, lantaran harga CPO yang masih anjlok dan turunnya permintaan pasar global.

"CPO menurun, jadi ekspor kita menurun juga," ujar Sasmito. Selain itu, lonjakan impor selama Oktober tersebut dipicu impor pesawat terbang yang tinggi dan belanja barang PLN. BPS mencatat sekiranya ada delapan pesawat yang diimpor, berikut dengan suku cadangnya yang telah dipesan oleh beberapa maskapai penerbangan nasional. "Jenis pesawat itu delapan unit itu Wings Air, Lion, Sriwijaya, Garuda, untuk Lion empat sendiri. Boeing, simulator, paling dominan Boeing," ujar Kepala Bidang TU BPS Dewi Takarini.

Dia mengatakan, impor pesawat dan bagiannya sebesar US$418,6 juta, naik 152,63% dari September 2012. "September 2012 impor dua pesawat, satu baru dan satu bekas. Bulan ini memengaruhi itu (pesawat, red), dan sparepart pesawat seperti turbinnya dan lain-lain komponennya yah," ujar Dewi..

Berdasarkan catatan BPS, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2012 mencapai US$15,67 miliar atau turun 1,45% dibanding ekspor September 2012.  Ekspor non-migas Oktober 2012 mencapai US$12,68 miliar atau turun 3,42% dibanding September 2012, sementara bila dibanding ekspor Oktober 2011 turun 8,75%.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia per Januari-Oktober 2012 yang mencapai US$158,66 miliar atau turun 6,22% dibanding periode yang sama 2011. Demikian juga ekspor non-migas mencapai US$ 127,03 miliar atau turun 5,7%.

Ekspor non-migas terbesar masih didominasi ke pasar China yang mencapai angka US$1,82 miliar, disusul Jepang US$ 1,42 miliar, dan Amerika Serikat US$ 1,15 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,66%. Sedangkan ekspor ke Uni Eropa sebesar US$1,48 miliar.

Sementara itu, ekspor hasil industri periode Januari-Oktober 2012 turun sebesar 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2011. Sama halnya dengan ekspor hasil tambang dan lainnya yang turun 9,53%, sedangkan ekspor hasil pertanian naik sebesar 10,54%. Sedangkan, komoditi yang mengalami peningkatan selain bahan bakar mineral, yakni produk kimia sebesar US$69,8 juta, bijih, kerak, dan abu logam sekira US$18,2 juta, barang-barang rajutan sebesar US$6,6 juta, serta kendaraan dan bagiannya US$5,0 juta.

Kemudian, nilai impor Indonesia Oktober 2012 mencapai US$17,214 miliar atau naik 12,16% dari bulan sebelumnya. Kenaikan itu dipicu meningkatnya impor non-migas sebesar 12,35% menjadi US$1,47 miliar dan juga kenaikan impor migas sekitar 11,48% menjadi US$395,1 miliar. Selama Januari-Oktober 2012, nilai impor Indonesia yang mencapai US$159,18 miliar telah naik 9,35% dibanding periode yang sama tahun lalu.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…