NERACA
Jakarta- Penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dan penawaran saham terbatas (rights issue) diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada tahun 2013. Hal tersebut dinilai dari situasi perekonomian global yang diperkirakan akan membaik di tahun depan, “Kebijakan-kebijakan mengenai moneter dan fiskal telah dilakukan di negara-negara luar sehingga kekhawatiran sudah mulai berkurang. Hal tersebut menjadi sinyal bagi pertumbuhan ekonomi global yang mulai akan membaik.” Kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia di Jakarta akhir pekan kemarin.
Menurut Pardomuan, perusahaan-perusahaan akan melakukan IPO pada saat kondisi pasar sedang dalam kondisi baik. Meskipun demikian, otoritas Bursa Efek Indonesia perlu secara aktif melakukan sosialisasi untuk menjelaskan manfaat pencatatan saham perusahaan, utamanya mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan IPO. “Untuk menambah minat perusahaan melakukan IPO maka otoritas BEI perlu mengajak perusahaan berskala besar untuk melakukan IPO serta mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga,” ujarnya.
Dia menilai, untuk mendapatkan dana tambahan guna melakukan ekspansi perusahaan, pasar modal menawarkan proses yang lebih mudah dibandingkan obligasi. Pasalnya, jika perusahaan ingin memperoleh pendanaan dari pinjaman perbankan maka biaya perolehan dananya sekitar 8%-9% dari total pendanaan yang didapatkan.
Nilai tersebut bisa jauh diperkecil jika harus didapat dari pasar modal yang sekitar 6%. Namun sayangnya, selama ini minat IPO dan rights issue lebih ditentukan oleh pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kondisi regional, “Jumlah yang lebih kecil bisa didapatkan di pasar modal misalnya untuk penerbitan obligasi korporasi, kupon bunga yang harus ditanggung perusahaan sekitar 6%,” jelasnya.
Meskipun demikian, lanjut Pardomuan, tidak semua perusahaan dapat menerbitkan obligasi dengan kupon bunga yang rendah. Hal tersebut tidak terlepas dari peringkat risiko yang diperoleh perusahaan dari lembaga pemeringkat.
Hal senada juga diungkapkan oleh CEO PT Remax Capital, Lucky Bayu Purnomo. Dia mengatakan, secara teknikal, berdasarkan data Indeks EIDO milik Morgan Stanley Capital Internasional (MSCI) menunjukkan posisi penguatan sampai dengan akhir tahun. “Kecenderungan IHSG akan meningkat jika EIDO meningkat, sehingga secara tidak langsung jika IHSG menguat maka fenomena IPO dan rights issue akan meningkat, khususnya tahun depan.” ujarnya.
Data BEI menyebutkan, sepanjang tahun 2012, total nilai emisi IPO telah mencapai Rp8,55 triliun dan rights issue Rp13,3 triliun. Sementara untuk total emisi obligasi sebesar Rp54,78 triliun dan US$20 juta. (lia)
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…
NERACA Jakarta - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…