Akuisisi Ringetop Holding, Perdana Karya Gelar Rights Issue di 2013

NERACA

Jakarta – Perusahaan pertambangan batu bara PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) akan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) pertama dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) pada awal 2013 mendatang.

Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (28/11). Kata Corporate Secretary PKPK, Heri Priambodo, dalam PUT I tersebut, manajemen perseroan berencana menerbitkan 26 miliar unit saham biasa bernilai nominal Rp200 per saham dan ditawarkan seharga Rp250 per saham.

Bertindak selaku pembeli siaga dalam rencana PUT I perseroan adalah Fundamental Resources Pte Ltd (Singapore). Selain itu, dari penerbitan PUT (rights issue) membidik dana sekitar Rp6,50 triliun. Dia juga menambahkan, jika PUT I telah berlangsung dan berjalan lancar. Maka total saham perseroan yang beredar mencapai 26,6 miliar unit saham, atau sekitar 53,2% dari modal dasar perseroan sebanyak 50 miliar unit saham. Sisanya sebanyak 23,4 miliar unit saham perseroan merupakan saham dalam portepel.

Nilai Akuisisi Rp 5,060 Triliun

Rencananya, dana yang diperoleh perseroan dari PUT I ini akan digunakan untuk membiayai akuisisi seluruh kepemilikan saham Ringetop Holding Venture Ltd. pada RITS Ventures Ltd, Induk Perusahaan dari PT Indo Wana Bara Mining Coal (Indo Wana) yang menguasai area IUP batubara seluas 5.000 ha di Kutai Barat, Kaltim, dengan nilai akuisisi Rp5,060 triliun.

Area IUP Indo Wana tersebut, lanjut Heri, berdasarkan laporan JORC PT SMG Consultan memiliki cadangan batubara sebesar 447 juta. Sisa perolehan dana, Rp960 miliar untuk mebangun PLTU di Karimun, Kepri, Rp192 miliar untuk modal kerja operasi tambang, serta Rp288 miliar untuk modal kerja Perseroan

Oleh karena itu, untuk memuluskan aksi korporasi tersebut, manajemen PKPK akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Desember 2012. Dalam RUPSLB tersebut, manajemen akan meminta persetujuan dari para pemegang saham untuk pelaksanaan PUT tersebut.

Kemudian jika PUT tersebut berhasil dilaksanakan, maka modal dasar perseroan meningkat menjadi 50 miliar unit saham dengan nilai nominal Rp200 per saham, atau total modal seluruhnya menjadi Rp10 triliun. Sebelumnya, modal dasar perseroan sebanyak 1,5 miliar unit saham dimana sekitar 600 juta unit saham merupakan saham yang beredar dan 900 juta unit adalah saham dalam portepel. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…