Inggris Optimistis Prospek Bisnis Indonesia

Inggris Optimistis Prospek Bisnis Indonesia

NERACA

Jakarta – Masyarakat bisnis Inggris merasa optimistis akan prospek bisnis Indonesia pada 2013. Hal tersebut merupakan kesimpulan dari survei yang dilakukan oleh British Chamber of Commerce di Indonesia (BritCham).

Survei dilakukan dengan melibatkan 36 perusahaan dari berbagai sektor. Dalam perusahaan tersebut, responden yang dilibatkan untuk mengikuti survei adalah dari level CEO atau manajemen senior.

Hasil survei tersebut menyatakan besarnya optimisme masyarakat bisnis Inggris, yaitu sebesar 83%. Namun mereka menilai kemudahan dalam berbisnis di Indonesia dalam besaran yang lebih rendah, yaitu 65%.

Mewakili masyarakat bisnis Inggris, Chairman of BritCham Haslem Preeston mengatakan bahwa berbisnis di Indonesia memang lebih berisiko. “Tetapi menantang. Jika pengelolaannya baik, keuntungan berinvestasi di Indonesia akan lebih tinggi daripada di negara lain,” kata Haslem.

Beberapa hal menantang ketika berbisnis di Indonesia, kata Haslem, adalah ketidakpastian regulasi, kurang efisiennya birokrasi, dan pengembangan infrastruktur yang lambat.

Dari hasil survei itu juga, didapati 74% pengusaha Inggris mengeluhkan ketidakefisienan birokrasi yang ada di Indonesia. Keluhan kurang memadainya infrastruktur mencapai 64%. Sementara itu, keluhan terhadap korupsi dan ketidakpastian regulasi adalah sebesar 63%.

Namun demikian, BritCham memberikan apresiasi yang besar kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas kerja kerasnya dalam membuat bisnis menjadi lebih kondusif. “Pemerintah Indonesia telah membuat kemajuan besar dalam membangun stabilitas politik dan sosial dalam beberapa tahun terakhir,” jelas Haslem.

Untuk membuat Indonesia menjadi lebih kondusif lagi, BritCham mengajukan tiga usulan untuk dilakukan pemerintah Indonesia. Pertama adalah menyederhanakan layanan pemerintah. Kedua, menjalankan proyek infrastruktur strategis, termasuk membangun sistem komunikasi yang baik. Ketiga, melakukan konsultasi dan diskusi kepada sektor usaha ketika ingin mengeluarkan aturan baru.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri menyambut baik hasil survei dan saran-saran dari BritCham tersebut.

Salah satu bukti konkretnya adalah ada investor dari Inggris yang tertarik berinvestasi di Indonesia. “Mereka tertarik di consumer product dan infrastruktur,” kata Chatib. Tetapi dia enggan menyebutkan perusahaan mana, “Karena belum pasti,” tambah Chatib.

Chatib menambahkan bahwa dirinya selalu mengarahkan investor ke daerah-daerah yang iklim investasinya baik. “Lima daerah yang iklim investasinya paling baik, kata Chatib, adalah Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Riau,” kata dia.

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…