Bapepam-LK Cabut Izin MI Aim Trust dan Falcon

Bapepam-LK telah mencabut izin usaha manajer investasi PT Aim Trust dan PT Falcon Asia Resources Management. Kepala Bapepam-LK Ngalim Sawega mengatakan, dicabutnya izin manager investasi tersebut, maka kedua MI dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi, “Selain itu, MI juga diwajibkan menyelesaikan segala kewajiban dengan pihak lain yang berkepentingan,”katanya di Jakarta, Senin (26/11).

Dia menyebutkan, izin usaha Aim Trust dicabut melalui melalui KEP-07/BL/MI/S.5/2012 tanggal 19 November 2012 serta PT Falcon Asia Resources Management dengan KEP-06/BL/MI/S.5/2012 tanggal 14 November 2012.

Bapepam-LK memberikan izin manajer investasi kepada Aim Trust berdasarkan keputusan KEP-02/PM/MI/2006 tanggal 10 Feruari 2006. Pencabutan izin usaha Aim Trust karena perusahaan menilai harga saham yang menjadi portofolio RDPT Airm Trust Asia jauh di atas harga psar sehingga merugikan RDPT Aim Trust Asih.

Selain itu, perusahaan selaku pengelola RDPT Aim Trust Asih tidak mengungkapkan benturan kepentingan yang disebabkan adanya hubungan afiliasi antara Aim Trust dengan PT Ryal Victory dan PT Racak Makanja di mana Aim Trust menempatkan dana kelolaan RDPT Aim Trust Asi pada promissory note yang diterbitkan Royal Victory dan Racak.
Selanjutnya, Aim Trust selaku manajer investasi RDPT Aim Trust Asih tidak memiliki catatan atas keputusannya dalam menempatkan dananya kepada promissory Note yang diterbitkan perusahaan afiliasi dengan Airm Trust, yaitu Royal VIctory dan Racak Makanja.
Lain halnya dengan pencabutan izin usaha Falcon Asia. Bapepam menemukan dana kelolaan reksa dana Falcon Asia Optima Plus tidak mencapai Rp25 miliar dan tidak melakukan pembubaran atas Reksa Dana Falcon Asia Optima Plus, pemberian instruksi tertulis kepada PT CIMB Bank (bank kustodian) agar surat konfirmasi penjualan kembali (pelunasa) Reksa Dana Falcon Asia Optima Plus dikirimkan kepada Falcon Asia Resources Management terlebih dahulu untuk disampaikan kepada nasabah.

Falcon juga tidak memiliki alasan rasional dalam membuat lasan investasi dan tidak mengungkapkan adanya benturan kepentingan dari Falcon Asia Resources Management, yakni dalam penempatan dana nasabah kontrak pengelolaan dana (PT Nasional Reasuransi dan PT AJB Bumiputera 1912) pada medium term notes yang diterbitkan oleh pihak terafiliasi dengan Falcon Asia Resources Management.

Falcon juga tidak menyimpan kekayaan nasabah kontrak pengelolaan dana berupa MTN pada bank kustodian melainkan disimpan oleh falcon Asia Resources Management atau disimpan pada bank kustodian tetapi masih atas nama Falcon Asia Resources Management, tidak dapat menjelaskan portofolio kontrak pengelolaan dana atas nama Febe Linggawati dan Rubi Wirakusuma.

Selain itu, Falcon juga tidak melaporkan seluruh nasabah kontrak pengelolaan dana pada laporan bulanan Falcon Asia Resources Management periode Oktober 2009 hingga Januari 2012, serta tidak melaporkan kepada Bapepam-LK tentang pembukaan kantor cabang di Surabaya. (bani)

BERITA TERKAIT

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…

BERITA LAINNYA DI

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

KEJU Bagikan Dividen Final Rp79,50 Miliar

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) memutuskan membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar…

BUMI Bukukan Laba Bersih US$67,6 Juta

Di kuartal pertama 2024, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) membukukan laba bersih senilai US$67,6 juta atau setara Rp1,09 triliun (kurs…