REI Kembali Gelar FIABCI Indonesia-BNI Prix d'Excellence Awards 2012 - Pasar Properti Kelas Menengah Booming

NERACA

 

Jakarta – Industri properti bakal tumbuh lebih kencang di tahun 2013 dibanding tahun 2012. Pasalnya, permintaan terhadap rumah cenderung meningkat akibat masih tinggi angka kebutuhan pasokan.

Menurut Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI), Setyo Maharso, saat ini rumah yang paling diminati konsumen pada segmen harga Rp 200 juta sampai Rp 600 juta. "Di setiap wilayah tentu harganya beda. Mulai Aceh hingga Papua, meski Jakarta harganya paling besar. Harga memang menentukan kualitas bangunan. Dari hasil pameran kami beberapa waktu lalu, respon paling besar masyarakat untuk membeli Rp 200-600 juta," kata Setyo usai paparan FIABCI Indonesia-BNI Prix D'Excellence Awards 2012 di Jakarta, Senin (26/11).

Dia menjelaskan, rumah pada harga kisaran tersebut datang dari masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh. Meski pada bagian lain tetap ada permintaan rumah kelas bawah, melalui rumah Sederhana atau rumah super mewah.

Sepanjang tahun 2012, imbuh Setyo, realisasi penjualan rumah masih sesuai dengan target REI. Kenaikan tahun ini mencapai 15-17%. Setyo juga mengaku optimis penjualan rumah tahun 2013 akan naik sekitar 20%.

“Tahun ini akan tercapai sekitar 15-17%, untuk semua rumah. Ini semua harga, kalai FLPP kan programnya. Sedangkan ada juga rumah (murah) tapi realisasinya pakai kredit komersial,” terangnya.

Dia menyebut, dengan struktur penduduk Indonesia yang piramid, tentu kelas menengah punya daya beli paling tinggi. Properti kelas ini penjualannya paling kencang.

"Penjualan tinggi tidak hanya di Jakarta, di daerah seperti Manado dan Kalimantan pun tinggi, tergantung kelas dan kualitas propertinya. Kemarin kita baru dari daerah-daerah dan teman-teman REI di sana melaporkan penjualan rata-rata mencapai target," paparnya.

Prix d'Excellences 2012

Dalam kesempatan itu, Setyo juga mengungkap, REI akan menyelenggarakan ajang FIABCI Indonesia-BNI Prix d'Excellences 2012 pada 6 Desember 2012 mendatang.

Menurut Dia, ajang ini bukan sekadar ajang pertunjukan keindahan arsitektur sebuah proyek, melainkan lebih menitikberatkan pada konsep bangunan dan lingkungan yang mampu memberikan solusi kebutuhan properti bagi masyarakat.

Sayangnya, imbuh Setyo, dukungan pemerintah untuk ajang seperti ini pun tidak ada. "Di ASEAN Team kemarin enggak ada, apalagi ini. Kemarin kita kalah dari Vietnam, ini kan malu-maluin. Belum ada kesadaran dari pemerintah, mereka tinggal menikmati saja nanti,” ujar Setyo Maharso.

Padahal, lanjut Dia, dalam ajang Prix d'Excellences sebelumnya, pengembang asal Indonesia yang berhasil menang sudah membuktikan proyek mereka juga laris dan menjadi acuan bagi masyarakat.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara FIABCI Indonesia-BNI Prix d'Excellence Awards 2012, Meiko Handoyo mengatakan, 50% proyek yang diikutsertakan dalam ajang bergengsi kelas internasional, Prix d'Excellences berasal dari Asia pasifik. Dan yang paling sering menang adalah negara-negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura.

“Indonesia pernah meraih penghargaan dalam beberapa kategori. Seperti pada 1994 pusat rekreasi Ancol meraih penghargaan dalam kategori resor/theme park, 2006 Pondok Indah Mall dari kategori ritel, dan pada 2010 lalu ada salah satu hotel di Bali, Regatta, yang berhasil meraih penghargaan,” terang Meiko.

Dia membeberkan, proyek-proyek realestat dari Indonesia juga tidak kalah saing dengan proyek asing, seperti dari Malaysia, Singapura dan Filipina yang juga sedang mengalami booming properti.

“Mereka sudah menganggap ajang ini penting dan punya nilai lebih dari sisi komersial. Selain itu, mereka juga lebih siap untuk mengikuti ajang-ajang seperti ini, dari segi presentase proyeknya. Dan pengembang Indonesia kebanyakan belum siap, kelengkapan dokumentasinya harus jelas dan lengkap. Proyek kita bagus, tapi banyak yang dianulir, karena data-datanya tidak lengkap,” papar Meiko.

Ajang FIABCI Indonesia-BNI Prix d'Excellence Awards 2012 diharapkan bisa meningkatkan motivasi pengembang guna menciptakan properti berkualitas sesuai standar nasional maupun internasional. Sebab, dari ajang ini pemenangnya akan direkomendasikan untuk mengikuti ajang tingkat internasional dalam Prix d'Excellence tahun depan, yang akan diumumkan pada FIABCI World Congress di Taiwan, Mei 2013.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…