Cari Terobosan, OJK Realisasikan Praktik Dual Listing

NERACA

Jakarta- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk merealisasikan pengaturan mengenai praktik pencatatan saham bagi emiten di dua tempat  (dual listing) di pasar modal Indonesia. “Secara peraturan sudah diberikan perangkatnya, tetapi  dalam praktiknya masih belum dapat terlaksana. Karena itu perlu dicarikan jalan keluarnya.” Kata Anggota Dewan Komisioner OJK, Nurhaida di Jakarta akhir pekan kemarin.

Dia menuturkan, salah satu penghambat praktik dual listing yaitu terkait peran kustodian yang selama ini secara undang-undang tidak diizinkan menerbitkan efek (depository) atau harus membentuk lembaga baru. Karena itu, dia menilai diperlukan adanya terobosan sebagai jalan keluar untuk permasalahan tersebut.

Mengenai terobosan atau jalan keluar yang akan diambil OJK nanti, kata dia, selanjutnya akan dibicarakan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU)  pasar modal. “Pada saat pembahasan dengan DPR nanti, OJK akan memberikan masukan dan dicarikan bentuknya seperti apa.”  ujarnya.

 Beberapa perusahaan asing yang tertarik untuk melakukan dual listing di Indonesia, antara lain CIMB Group Berhard, Malayan Banking Berhard dan satu perusahaan pertambangan luar negeri.

Penyederhanaan Prosedur

Selain merealisasikan praktik dual listing, pihaknya juga berencana untuk menyederhanakan prosedur dalam pelaksanaan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) saham. Misalnya, melalui sistem elektronik seperti e-registration atau registrasi secara elektronik. Dengan sistem tersebut diharapkan mampu mempercepat pemrosesan.

Pengamat pasar modal, Budi Frensidy mengatakan, praktik dual listing merupakan hal biasa bagi negara lain.  Umumnya, mereka melakukan pencatatan sahamnya di negara yang lebih maju. “Dual listing sudah hal yang biasa, seperti antara Singapura dan Amerika atau negara lainnya. Maksudnya, ya untuk menaikkan prestise mereka.” ujarnya.

Budi menilai, sejauh ini masih cukup sulit untuk mengundang emiten asing yang notabene memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Meskipun demikian, kata dia, dibandingkan lima tahun yang lalu, perkembangan pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perbaikan yang cukup baik dari sebelumnya dengan adanya sistem pendukung dan inovasi.

Untuk mendukung perkembangannya, lanjut Budi, penting bagi bursa efek Indonesia untuk mendorong dan mempermudah pelaksanaan IPO bagi perusahaan-perusahaan di tanah air, selain menambah jumlah investor. “Target 25 atau 30 masih realistis, tapi akan lebih baik jika memperhatikan juga market cap dari emiten.” pungkasnya.

Direktur Utama BEI, Ito Warsito sebelumnya menyebutkan, hingga saat ini jumlah emiten baru yang mencatatkan perusahaannya di BEI sudah mencapai 21 emiten. Namun, berdasarkan jumlah emiten yang masih dalam proses di Bapepam-LK, diperkirakan akan mampu mencapai 26 emiten.

Karena itu, di tahun 2013, pihaknya menargetkan akan mampu merangkul sebanyak 30 emiten saham baru (initial public offering/IPO), 55 emiten melakukan pencatatan tambahan (rights issue dan saham bonus), 50 emisi obligasi korporasi, dan 60 seri obligasi negara. (lia)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…