Awal Pekan, Indeks BEI Siap Melanjutkan Penguatan

NERACA

Jakarta – Sempat terkoreksi diawal pekan hingga perdagangan sesi I, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Jum’at akhir pekan kemarin berhasil ditutup menguat 12,881 poin (0,30%) ke level 4.348,808. Sementara Indeks LQ45 ditutup menguat 1,963 poin (0,26%) ke level 746,407.

Aksi beli saham-saham unggulan jelang penutupan berhasil mendorong indeks naik ke zona hijau. Menurut analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, penguatan indeks dipicu sentimen global, “Naiknya indeks BEI didorong oleh sentimen positif dari kenaikan bursa regional menyusul pengumuman data manufaktur China yang menguat dimana hal itu menandakan sinyal positif pertumbuhan regional," katanya di Jakarta kemarin.

Dia menuturkan, manufaktur China bulan November berhasil tumbuh untuk pertama kalinya setelah selama 13 bulan mengalami kontraksi. "Data makro dari China dan AS yang relatif cukup bagus tersebut, menutup kekhawatiran investor akan isu 'fiscal cliff',"ujarnya.

Berikutnya, dia memproyeksikan indeks BEI Senin awal pekan akan bergerak pada kisaran 4.325-4.370 poin seiring dengan investor saham yang masih menanti perkembangan dari Eropa termasuk dana talangan kepada Yunani.

Pada perdagangan kemarin, saham-saham bluechip di sektor konsumer dan finansial memimpin penguatan, dibantu oleh saham-saham lapis dua. Sedangkan sektor yang menjadi pemberat perdagangan adalah komoditas, yaitu agrikultur dan tambang.

Asing sudah sejak pagi lakukan aksi beli. Transaksi investor asing hingga sore hari tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 288,27 miliar di pasar reguler. Volume transaksi naik cukup tinggi akibat transaksi tiga broker plat merah di pasar negosiasi yaitu, Mandiri Sekuritas (CC), Bahana Securities (DX) dan Danareksa Sekuritas (OD) atas rights issue PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) senilai Rp 1,5 triliun.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 102.263 kali pada volume 5,403 miliar lembar saham senilai Rp 5,088 triliun. Sebanyak 116 saham naik, sisanya 105 saham turun, dan 108 saham stagnan.

Investor di Asia bisa sedikit menghela nafas karena bursa saham AS masih libur sehingga investor tidak dikhawatirkan oleh jurang fiskal AS dan dana bantuan Yunani. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Merck (MERK) naik Rp 2.000 ke Rp 147.000, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp 51.800, Nippon Indosari (ROTI) naik Rp 300 ke Rp 6.350, dan Nipress (NIPS) naik Rp 250 ke Rp 4.950.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.450 ke Rp 40.900, Astra Agro (AALI) turun Rp 200 ke Rp 19.750, Lippo Cikarang (LPCK) turun Rp 125 ke Rp 3.375, dan Inovisi (INVS) turun Rp 100 ke Rp 6.350.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup IHSG melemah 6,280 poin (0,14%) ke level 4.329,647. Sementara Indeks LQ45 turun 1,841 poin (0,25%) ke level 742,603. Investor asing sudah melakukan pembelian bersih dengan nilai cukup tinggi. Aksi ambil yang banyak dilakukan di saham-saham lapis dua.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 49.300 kali pada volume 3,332 miliar lembar saham senilai Rp 3,272 triliun. Sebanyak 75 saham naik, sisanya 119 saham turun, dan 96 saham stagnan.

 

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya J Resources (PSAB) naik Rp 250 ke Rp 5.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 250 ke Rp 51.250, Nippon Indosari (ROTI) naik Rp 200 ke Rp 6.250, dan Mayora (MYOR) naik Rp 150 ke Rp 20.000.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 900 ke Rp 40.900, Toba Pulp (INRU) turun Rp 250 ke Rp 1.100, ABM (ABMM) turun Rp 125 ke Rp 3.200, dan Telkom (TLKM) turun Rp 100 ke Rp 9.150.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 1,06 poin atau 0,02% ke posisi 4.334,87. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,27 poin (0,04%) ke level 744,17, “Beberapa saham-saham konsumer rawan 'profit taking' setelah menjadi pendorong IHSG BEI pada hari sebelumnya," kata analis Samuel Sekuritas Yualdo Yudoprawiro.

Sementara, analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, pergerakan bursa regional termasuk IHSG BEI masih dibayangi oleh pertemuan Menteri Keuangan Eropa pada 26 November mendatang setelah pada pertemuan sebelumnya tidak berhasil mencapai kesepakatan terkait dana bantuan untuk Yunani.

Oleh karena itu, dia sempat memproyeksikan indeks BEI akan bergerak "mixed" dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran "support-resistance" 4.310-4.350 poin. Bursa regional Jum’at awal pekan diantaranya indeks Hang Seng dibuka menguat 78,46 poin (0,36%) ke level 21.821,66, indeks Nikkei-225 naik 144,28 poin (1,56%) ke level 9.366,80, dan Straits Times menguat 1,56 poin (0,05%) ke level 2.988,19. (bani)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…