Rawan Profit Taking, Indeks Menguat Terbatas

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Kamis sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat 18,650 poin (0,43%) ke level 4.335,927. Sementara Indeks LQ45 naik 4,617 poin (0,62%) ke level 74,444. Aksi beli memicu penguatan indeks BEI yang rata-rata dilakukan investor asing. Saham-saham bluechip di sektor konsumer, terutama produsen rokok, memimpin penguatan.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, IHSG ditutup menguat menyusul sentimen positif dari data makro ekonomi AS yang masih positif, “Jumlah klaim tunjangan pengangguran pekan lalu turun 41.000 orang menjadi 410.000. Data konsumer bulan November berhasil meningkat dari bulan sebelumnya walau hanya tipis," katanya di Jakarta, Kamis (22/11).

Selain itu, lanjut dia, pasar juga berekspektasi "rebound"-nya data manufaktur China sebagai sinyal membaiknya perekonomian global memasuki akhir tahun. Di sisi lain, pergerakan bursa regional masih dibayangi oleh pertemuan Menteri Keuangan Eropa pada 26 November mendatang setelah pada 20 November 2012 kemarin tidak berhasil mencapai kesepakatan terkait dana bantuan untuk Yunani.

Berikutnya, Purwoko memproyeksikan, IHSG BEI akan bergerak "mixed" dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran "support-resistance" 4.310-4.350 poin. Pada perdagangan kemarin, investor berburu saham-saham unggulan, terutama berbasis konsumer. Tapi tak semua saham bluechip bisa menguat, sektor komoditas seperti agrikultur dan tambang terkena koreksi akibat aksi ambil untung.

Aksi beli banyak dilakukan investor asing setelah selama ini melakukan aksi jual. Transaksi asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 144,61 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 126.034 kali pada volume 4,627 miliar lembar saham senilai Rp 4,544 triliun. Sebanyak 142 saham naik, sisanya 87 saham turun, dan 111 saham stagnan.

Tercatat bursa-bursa di Asia menutup perdagangan dengan mixed cenderung menguat. Indeks berhasil bertahan di zona hijau atas sentimen positif dari pasar saham AS meski masih dibayangi ketidakjelasan dana bantuan Yunani.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 3.150 ke Rp 51.000, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.000 ke Rp 56.000, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 350 ke Rp 16.150, dan Indofood CBP (ICBP) naik Rp 250 ke Rp 7.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bayan (BYAN) turun Rp 1.250 ke Rp 9.750, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 500 ke Rp 41.800, Indocement (INTP) turun Rp 300 ke Rp 22.050, dan Semen Gresik (SMGR) turun Rp 250 ke Rp 14.450.

Menutup perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup menguat 13,588 poin (0,31%) ke level 4.330,865. Sementara Indeks LQ45 menguat 2,889 poin (0,39%) ke level 742,716. Saham-saham tambang jadi pemberat bursa dengan koreksi yang paling tajam di antara sektor lainya. Untungnya, delapan sektor masih menguat sehingga indeks bertahan di zona hijau.
Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 70.116 kali pada volume 2,363 miliar lembar saham senilai Rp 2,269 triliun. Sebanyak 130 saham naik, sisanya 84 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 3.050 ke Rp 50.900, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 1.000 ke Rp 56.000, Mayora (MYOR) naik Rp 300 ke Rp 20.000, dan Indofood (INDF) naik Rp 150 ke Rp 5.700.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 800 ke Rp 41.500, Bayan (BYAN) turun Rp 600 ke Rp 10.400, Adira Finance (AMDF) turun Rp 400 ke Rp 11.800, dan Nipress (NIPS) turun Rp 275 ke Rp 4.600.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 8,89 poin atau 0,21% ke posisi 4.308,38. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 2,27 poin (0,31%) ke level 737,56, “IHSG bergerak melemah tipis, beberapa pelaku pasar khawatir pernyataan The Fed bahwa mereka tidak mempunyai alat untuk menahan dampak dari 'fiscal cliff'," kata Purwoko Sartono.

Di sisi lain, lanjut dia, pergerakan bursa juga dibayangi oleh kepastian masalah "bailout" Yunani oleh pembuat kebijakan moneter di Eropa. Sementara analis Samuel Sekuritas Yualdo Yudoprawiro menambahkan, penurunan data klaim pengangguran AS, kepercayaan konsumen dan "leading indicator" menjadi sentimen positif bursa regional.

Diawal, dirinya memperkirakan beberapa saham sektor perbankan, semen dan otomotif diperkirakan menguat pada perdagangan saham hari ini dengan level batas atas di 4.350 poin.

Transaksi perdagangan bursa regional diantaranya indeks Hang Seng Kamis dibuka menguat 93,13 poin (0,43%) ke level 21.617,49, indeks Nikkei-225 naik 102,65 poin (1,11%) ke level 9.325,17, dan Straits Times menguat 17,24 poin (0,58%) ke level 2.977,34. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…