Rencana Pembangunan 6 Ruas Tol Jakarta Takkan Kurangi Macet

 

NERACA

 

Jakarta – Meski pada 2013 direncanakan ada pembangunan enam ruas tol di Jakarta dengan total panjang jalan 67,47 km dengan total anggaran Rp 40,02 triliun, hal tersebut dianggap tidak tepat sasaran dan justru akan menambah kemacetan dan polusi udara.

“Saya rasa jalan tol kurang tepat,” kata Managing Director PT Nusantara Infrastructure, Tbk Bernardus Djonoputro, Kamis (22/11).

Yang seharusnya lebih diperhatikan, menurut Bernardus, adalah manajemen angkutan massal dan penyediaan angkutan masal yang mumpuni, yang tidak menambah jumlah kendaraan pribadi masuk ke jalan.

Survei Yahoo pada pertengahan November lalu senada dengan pernyataan Bernardus. Hasil survei menyatakan, sebanyak 6.060 orang (92%) menolak dibangunnya 6 ruas jalan tol tersebut sementara yang setuju hanya 537 orang (8%). Survei ini diikuti oleh pembaca Yahoo yang wajib log in terlebih dahulu. Satu akun hanya untuk satu suara.

Enam ruas jalan tol yang dimaksud adalah ruas tol Semanan-Sunter sepanjang 17,8 km, tol Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 km, tol Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,3 km, tol Kemayoran-kampung Melayu sepanjang 9,6 km, tol Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,27 km, dan tol Pasar Minggu-Kasablanka sepanjang 9,5 km.

Firdaus Cahyadi, seorang aktivis, mengeluarkan petisi penolakan pembangunan enam ruas tol yang sampai kemarin (22/11) sudah didukung oleh 3.291 orang. “Petisi ini akan kami sampaikan kepada pihak-pihak terkait sebelum 2013,” kata dia.

Sejak 2005, ketika ide pembangunan enam ruas jalan tol bergulir, Firdaus sudah menolak bersama dengan Walhi Jakarta. “Isu ini sempat menghilang, lalu mencuat lagi karena 2013 semakin dekat,” jelas Firdaus.

Menurut Firdaus, pembangunan enam ruas jalan tol tersebut justru akan meningkatkan pembelian mobil baru. “Malah akan menambah kemacetan,” kata dia. Penambahan mobil itu akan diiringi dengan peningkatan polusi udara di Jakarta.

Yang lebih bahaya lagi, kata Firdaus, ini akan dijadikan dalih oleh kota-kota besar lain. “Nanti mereka akan berkata, kalau macet, bangun saja jalan baru. Lalu jumlah mobil akan meningkat disertai polusi udara,” kata dia.

Pengamat tata kota Danang Parikesit mengatakan bahwa terlalu dini mengklaim pembangunan ruas tol itu sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan karena jalur busway-nya belum tuntas. “Ini yang harus didorong dulu,” kata dia.

Kepala Dinas Tata Ruang DKI Jakarta Adi Widyatmoko juga mempertanyakan pembangunan enam ruas tol tersebut. “Kalau dibangun jalan, orang beli mobil, tidak dibangun, juga beli, terus apa bedanya? Katakanlah pertumbuhan ekonomi 7%. Kalau pertumbuhan ekonomi bagus, apa masyarakat tidak beli mobil?”

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Joko Widodo mengatakan bahwa dirinya pro transportasi massal.

Bernardus sependapat dengan Jokowi. “Kebutuhan Jakarta adalah angkutan massal. Jadi bagaimana mengangkut secara massal dari rumah ke tempat kerja, dan sebaliknya. Dan harus memindahkan dari kendaraan pribadi ke angkutan massal yang daya angkutnya lebih besar,” kata dia.

Belum jelas apakah pembangunan enam ruas tol ini akan dilanjutkan atau tidak. Yang jelas, selama 10 tahun terakhir, di kota-kota besar dunia, seperti Paris dan California,  jalan tol tidak lagi dianggap solusi kemacetan, bahkan justru menambah kemacetan dan polusi.

 

 

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…