Kementan Tidak Akan Tambah Impor Daging



NERACA

Jakarta - Kendati pasokan daging ke pasar-pasar masih dinilai kurang, tetapi Kementerian Pertanian (Kementan) tidak akan menambah kuota impor daging sapi hingga akhir tahun ini.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menegaskan, pemerintah tidak akan menambahkan pasokan daging karena pertimbangan waktu yang sangat pendek. "Tambahan alokasi impor daging tidak mungkin dilakukan karena waktunya sangat sempit. Saat ini kuota daging impor untuk kebutuhan hotel, restoran dan katering," kata Rusman di Jakarta, Rabu (21/9).

Ia menjelaskan bahwa kebutuhan daging pada tahun ini telah ditetapkan sebanyak 484 ribu ton yang didalamnya sebagian besar merupakan pasokan daging dalam negeri yaitu sebanyak 399 ribu ton. "Untuk mengisi kekurangan pasokan, pemerintah melakukan impor daging sebanyak 85.000 ton. Kemudian pemerintah menambah alokasi impor daging sapi sebanyak 7.000 ton, sehingga total impor daging sapi tahun ini 92.000 ton," paparnya.

Impor daging sapi pada tahun ini, lanjut Rusman, mencapai 92.000 ton dan dalam bentuk daging sapi beku. "Kuota impor daging sapi pada 2011 mencapai 100.000 ton, sedangkan pada 2010 mencapai 120.000 ton, tetapi pada tahun ini dipangkas menjadi 41.000 ton. Namun, lonjakan harga daging sapi bukan disebabkan oleh pemangkasan kuota impor, tetapi lebih pada persoalan infrastruktur logistik pengangkutan sapi dari sentra produksi ke daerah konsumen seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan Banten," ujarnya.

Rusman menyatakan untuk proses pemotongan sapi di rumah potong hewan sudah kembali normal. Kementan akan mengisi kekurangan pasokan daging dengan mendatangkan sapi dari Nusa Tenggara Barat. "Dalam jangka pendek, Kementan akan mendatangkan 5.000 ekor sapi dari Nusa Tenggara Barat ke Jakarta. Namun, hal itu masih terkendala dengan moda transportasi dan Indonesia tidak punya angkutan khusus ternak," katanya.

Di tempat terpisah, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan bahwa pemerintah akan memasok 22 ribu sapi potong untuk mengatasi kelangkaan daging sapi yang terjadi baru-baru ini. "Sudah ada keputusan untuk penambahan sapi sebanyak 22 ribu ekor, dan akan dikoordinasikan dengan Kementerian Pertanian," kata Bayu.

Bayu menjelaskan, 22 ribu sapi tersebut akan didatangkan dari Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan diambil dari asosiasi penggemukan sapi lokal sebanyak 17 ribu sapi dan 5.000 sapi lainnya dari peternakan rakyat.

Sejak pekan lalu sejumlah pasar di Jabodetabek mengalami kelangkaan daging sapi, dan para pedagang daging melakukan mogok karena harga jual mencapai 100 ribu per kilogram. "Pasokan sebanyak 22 ribu tersebut diharapkan akan membuat harga kembali normal, namun daging tersebut masih perlu waktu untuk sampai ke pasar," katanya. Bayu mengatakan, pasokan itu diharapkan akan memenuhi kebutuhan masyarakat sampai awal tahun 2013.

Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) meminta pemerintah serius dalam menyelesaikan masalah kelangkaan daging di Jabodetabek karena masalah distribusi. "Jika pemerintah serius menyelesaikan masalah kelangkaan daging sapi, masalah distribusi bisa diselesaikan dengan kerja sama Kementerian Perhubungan untuk mempermudah pengiriman dari daerah," kata Ketua APDI, Asnawi.

Kelangkaan daging sapi, beber Asnawi, kemungkinan akan berlangsung lama, apalagi, stok sapi di Jakarta ada 130.000 ekor dan tambahannya akan dikirim 5.000 ekor untuk pemenuhan Jabodetabek. "Wilayah Jakarta setiap harinya membutuhkan 900-1.000 ekor sapi, sedangkan Jabodetabek per harinya 2.500 ekor sapi. Tentunya pasokan tersebut hanya cukup untuk 50 hari dan tidak akan membantu pasokan dalam jangka waktu yang lama," katanya.

Ketua Komisi IV DPR RI, Romahurmuziy atau Romy meminta pemerintah secepatnya mengatasi kelangkaan daging sapi beberapa hari terakhir ini. "Kenaikan harga daging sapi sepekan terakhir sudah di luar kewajaran, padahal tidak ada kenaikan konsumsi yang berarti," kata Romy.

Dia juga meminta agar pemerintah segera menyelesaikan masalah yang terjadi di rantai pasok. "Persoalannya hanya mungkin di dua tempat, para pengusaha penggemukan sapi (feed lotter) atau para pengusaha rumah potong hewan (jagal sapi)," tambahnya. Dia mengatakan bahwa populasi sapi nasional sekarang sekitar 15,9 juta ekor, yang artinya stok ini cukup untuk pasokan domestik, tanpa harus ada kenaikan harga, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…