Industri Perak dan Kerajinan Kulit di Kotagede Makin Menggeliat

NERACA

 

Yogyakarta - Kotagede, sebuah kecamatan yang terletak di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Bantul sebelah utara, timur dan selatan, serta berbatasan dengan Kecamatan Umbulharjo di sebelah barat.

Sejak zaman dahulu, penduduk asli Kotagede yang disebut rakyat Kalang memiliki keahlian membuat kerajinan ukiran kayu, perak dan emas, sehingga tidak heran jika kemudian Kotagede menjadi sentra kerajinan perak yang indah dan terkenal luas hingga ke mancanegara. Kini Kotagede bahkan menjadi identik dengan kerajinan perak.

Ratusan warga Kotagede mengantungkan hidupnya dari Kerajinan Perak ini. Lihat saja, di sepanjang jalan utama ini berjajar toko-toko yang menjajakan kerajinaan Perak Kotagede. Kata ‘perak' dan 'silver' tertera di kanan-kiri Jalan Kemasan, Jalan Mondorakan, hingga Jalan Tegalgendu.

Pengrajin Perak di Kotagede terkenal dengan produknya yang unik, halus dan telaten dalam menggarap produk peraknya sehingga menghasilkan karya seni bernilai tinggi. Ratusan jenis kerarijinan perak dihasilkan oleh Pengrajin Perak, mulai dari cincin, giwang, bros, miniatur sepeda, becak, andhong, kapal-kapalan dan berbagai hiasan lainnya.

Harga jual Kerajinan Perak Kotagede bervariasi, mulai yang termurah bros rata-rata Rp 10 ribu, cincin perak mulai harga Rp 100 ribu, miniatur becak Rp 250 ribu, miniatur andhong Rp 200 ribu. Bahkan ada yang harganya mencapai puluhan juta rupiah tergantung tingkat kerumitan dan banyaknya bahan baku yang digunakan.

Direktur jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengungkapkan, saat ini pihak Kementerian Perindustrian memprioritaskan untuk pengembangan industri kerajinan nasional karena berdaya saing tinggi serta menyerap banyak tenaga kerja dan penghasil devisa.

Menurut Euis, industri kerajinan perak yang termasuk kategori industri kreatif potensial untuk terus dikembangkan karena produknya diminati pasar dalam dan luar negeri. Industri kerajinan perak juga mampu menciptakan nilai tambah tinggi karena mengusung gagasan yang dipadukan dengan seni serta inovasi dan teknologi.

Di Indonesia sendiri, industri kerajinan sudah berkembang di sejumlah daerah, seperti Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Solo, dan Bali. Untuk Yogyakarta, misalnya, industri produk kerajinan berkembang pesat. Mulai dari batik, anyaman, ukiran kayu, kain tenun/ikat tradisional) keramik gerabah hingga perhiasan perak. Meski demikian, kreativitas dan inovasi harus terus ditingkatkan oleh produsen/perajin produk kerajinan, sehingga juga bisa mengikuti selera pasar.

"Daya saing industri kreatif produk kerajinan harus terus ditingkatkan. Hal ini mengingat persaingan di pasar dalam negeri dan internasional yang makin ketat. Desain produk kerajinan yang terus berkembang serta selalu mengikuti tren pasar juga harus dilakukan pelaku industri kerajinan," papar Euis, pekan lalu, saat berkunjung ke Kotagede.

Geliat Industri Perak

Sementara itu, Pengurus Koperasi Pengusaha Pengrajin Perak Yogyakarta (KP3Y) Sutojo keberadaan perajin perak di Kotagede juga tak luput dari peran Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang masuk ke Yogyakarta sekitar abad ke-16 silam.

Waktu itu, banyak pedagang VOC yang memesan alat-alat rumah tangga dari emas, perak, tembaga, dan kuningan ke penduduk setempat. "Berdasarkan data KP3Y tahun 2000, sedikitnya 2.000 orang terlibat langsung dalam mata rantai industri perak di Kotagede. Perajinnya pun tidak hanya dari masyarakat Kotagede, namun sudah meluas. Orang-orang dari Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul banyak datang dan bermukim di Kotagede untuk menjadi perajin perak," papar Sutojo.

Namun, sejak krisis moneter dan maraknya peledakan bom di Indonesia, industri kerajinan perak kian meredup. Bahkan, saat ini ratusan perajin perak terpaksa gulung tikar. Dari sekitar 2.000 perajin, 30% di antaranya beralih ke profesi lain seperti kusir andong, usaha warung, dan kuli bangunan. Perajin yang masih bertahan tidak lagi mengandalkan perak sebagai bahan baku kerajinan.

Sekitar 40% di antaranya memanfaatkan tembaga dan kuningan sebagai bahan baku alternatif. Keterpurukan kerajinan perak Kotagede itu diperparah oleh semakin minimnya minat generasi muda menggeluti usaha itu. Mereka lebih memilih bekerja di sektor yang dinilai praktis dan menjanjikan secara ekonomi, misalnya bekerja sebagai buruh pabrik ataupun pegawai negeri. Perjalanan historis Kotagede sebagai sentra industri perak memang pernah mengalami masa kejayaan.

Sutojo juga mendesak pemerintah menghapuskan tarif PPN 10% pembelian bahan baku perak, karena membebani usaha mereka di tengah turunnya daya beli masyarakat. “Mahalnya bahan baku perak yang mencapai sekitar Rp9.000 per gram, cukup memberatkan para perajin, karena mereka sulit untuk neyseaaikan dengan menaikan harga jual produk, ditengah menurunnya daya beli konsumen,” ujarnya.

Anggota KP3Y awalnya 600 kelompok pengrajin yang menjadi tumpuan 1.500 Kepala Keluarga (KK). Namun saat ini jumlah penrajin turun hingga 50%, sebagian mereka beralih profesi menjadi tukang becak, kuli bangunan atau bahkan hanya memancing untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Selain itu, lanjutnya, inovasi produk, modal dan teknologi juga menjadi masalah ditengah munculnya berbagai produk perak dari negara lain seperti Vietnam, India dan lainnya, yang mampu memproduksi perhiasan khususnya perak dengan kualitas yang baik.

Industri Kerajinan Kulit

Kota Yogyakarta, tidak hanya terkenal dengan peraknya, namun perlu diketahui juga ada sentra kerajinan kulit, Manding sendiri merupakan tujuan utama wisatawan untuk mencari berbagai macam kerjinan yang terbuat dari kulit untuk dijadikan buah tangan. Masuk kedalam sentra kerajinan ini anda akan disambut dengan berbagai kios dikiri dan kanan jalan, sudah lebih dari 100 pengerajin yang kulit yang berada di manding, sejak diplopori oleh tiga pemuda manding pada tahun 1947. Kerajinan kulit manding mampu menembus pasar lokal dan internasional. Anda bisa jadikan sentra kerajinan kulit manding untuk membeli oleh- oleh ataupun keperluan pribadi anda, dengan harga yang terjangkau.

Terdapat berbagai jenis kerjainan kulit yang ada di manding, mulai dari tas, sepatu, dompet, jaket, ikat pinggang dan souvenir yang berbahan dasar kulit. Harga untuk produk yang berada di manding sendiri berkisar antara puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah tergatung jenis barang dan besar kecilnya. Semua barang yang diproduksi disentra kulit ini kebanyak menggunakan kulit sapi, dengan tangan kreatif dan masih menggunakan teknik tradisional, kulit sapi tersebut diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.  Tas vintage, jaket kulit, tas sekolah, dan tas pistol berkualitas export sepeda menjadi  favorit dan yang paling dicari wisatawan.

Anda bisa berkunjung kesentra kulit manding setelah berwisata didaerah Yogyakarta, terutama pantai parangtritis yang satu jalur dengan kerajinan kulit ini, sentra kerajinan kulit ini juga tidak begitu jauh dengan nol kilometer Yogyakarta, anda bisa membeli oleh- oleh untuk keluarga dirumah. Tidak dikenakan biaya apapun untuk masuk kesentra kerajinan kulit manding.

Kerajinan kulit Manding pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1970an hingga 1980an. Walaupun tidak sejaya dulu, tetapi saat ini kerajinan kulit Manding masih menjadi sentra desa wisata kerajinan kulit di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kawasan Manding memiliki sekitar 40 usaha kulit tradisional yang dikerjakan oleh ratusan warga sekitar. Kawasan Manding bisa disamakan dengan kawasan Cibaduyut yang berada di Bandung Jawa Barat.

Desa Wisata Kerajinan Kulit Manding berada di persimpangan Jl. Parangtritis km 11, atau tepatnya di  Jl. DR Wahidin Sudiro Husodo, Manding, Sabdodadi, Bantul, sekitar 15 km dari pusat kota Jogja ke arah selatan menuju Pantai Parangtritis. Akses menuju Manding mudah karena Jalan Parangtritis ini dilalui oleh banyak kendaraan umum seperti bis. Atau jika mengendarai kendaraan pribadi, maka perjalanan ke Manding akan lebih mudah.

Kawasan Manding dihuni oleh deretan showroom yang jumlahnya ada sekitar 40. Showroom-showroom ini menjual aneka produk kerajinan kulit dengan memberdayakan warga setempat sebagai pekerjanya. Setiap showroom biasanya mempekerjakan sejumlah karyawan sehingga dapat melayani pembeli dengan maksimal. Showroom di kawasan Manding ini buka setiap hari mulai dari pagi hingga malam hari. Karena jarak antarshowroom yang berdekatan, maka Anda bisa mengunjungi semua showroom dengan hanya berjalan kaki.

Produk-produk kerajinan kulit yang dihasilkan oleh kawasan manding ini adalah seperti jaket, sepatu, sandal, tas, ikat pinggang, dompet, serta berbagai asesoris yang terbuat dari kulit seperti pigura dan gantungan kunci. Kebanyakan produk Manding berasal dari kulit sapi dan masih diproduksi secara rumahan. Untuk membeli barang, Anda bisa melakukan proses tawar-menawar karena barang yang dijual di Manding ini kebanyakan dapat ditawar lebih murah lagi.

Harganya yang murah jika dibandingkan dengan harga-harga produk serupa di mal atau pusat perbelanjaan, membuat kawasan Manding banyak diburu wisatawan yang ingin membeli produk kerajinan kulit. Keistimewaan produk kerajinan kulit Manding yang lainnya adalah kualitasnya yang bagus sehingga produknya bisa awet/ tahan lama. Pembeli pun bisa memesan produk sesuai dengan keinginan.

 

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…