Dampak Sentimen Cina, Indeks Cenderung Menguat

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Senin awal pekan, transaksi saham di Bursa Efek Indonesia ditutup terkoreksi 37,845 poin (0,87%) ke level 4.313,439. Sementara Indeks LQ45 terpangkas 8,631 poin (1,15%) ke level 739,647. Aksi ambil untung memicu jatuhnya indeks harga saham gabungan (IHSG) ditengah menguatnya pasar saham Asia.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, indeks BEI ditutup melemah disebabkan aksi jual yang dilakukan investor menjadi pemberat indeks bergerak di zona hijau,”Aksi jual yang dilakukan oleh investor merespon akumulasi penurunan bursa regional yang terjadi pada saat libur panjang akhir pekan lalu," katanya di Jakarta, Senin (19/11).

Namun di sisi lain, kata dia, pergerakan bursa Eropa dan AS masih kondusif sehingga menahan pelemahan indeks BEI. "Bursa AS dan Eropa kondusif seiring dengan pembicaraan anggaran yang dilakukan Presiden Obama dengan parlemen mengarah ke arah positif, meski belum tercapai kesepakatan,"paparnya.

Dia menambahkan, data ekonomi dari China juga memberikan dorongan positif. "Factory output" dan penjualan ritel Oktober naik lebih tinggi dari estimasi serta ekspor bulan Oktober naik tertinggi sejak Mei 2012.

Menurutnya, saat ini banyak pengamat cukup 'bullish' dengan ekonomi China dan memperkirakan ekonomi China sudah 'bottom. Karena itu, dirinya memproyeksikan indeks BEI akan bergerak "mixed" dengan kecenderungan menguat bergerak pada kisaran "support-resistance" 4.300-4.340 poin.

Kata Purwoko, saham-saham yang layak dikoleksi adalah Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Adhi Karya (ADHI), Media Nusantara Citra (MNCN), Ramayana Lestari Sentosa (RALS).

Pada perdagangan kemarin, saham-saham tambang awalnya terkoreksi cukup tajam akibat aksi ambil untung investor asing. Namun, aksi beli jelang penutupan berhasil membawa indeks sektor tambang ke zona hijau.

Saham-saham unggulan berbasis agrikultur, konsumer dan finansial menjadi bulan-bulanan investor. Ketiga sektor itu terkoreksi lebih dari satu persen dan memimpin koreksi pasar hari ini.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 131.536 kali pada volume 4,31 miliar lembar saham senilai Rp 4,877 triliun. Sebanyak 86 saham naik, sisanya 146 saham turun, dan 103 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia menutup perdagangan awal pekan dengan kompak menguat di zona merah. BEI menjadi satu-satunya pasar saham yang terkena koreksi di regional. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 2.000 ke Rp 40.950, Bayan (BYAN) naik Rp 350 ke Rp 10.950, Sona Topas (SONA) naik Rp 150 ke Rp 3.050, dan MNC (MNCN) naik Rp 150 ke Rp 2.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Mayora (MYOR) turun Rp 750 ke Rp 19.200, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 600 ke Rp 15.600, Unilever (UNVR) turun Rp 500 ke Rp 25.650, dan Indocement (INTP) turun Rp 500 ke Rp 22.500.

Pada penutupan perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup melemah 32,092 poin (0,74%) ke level 4.319,192. Sementara Indeks LQ45 merosot 6,962 poin (0,93%) ke level 741,316.

Indeks sempat jatuh ke posisi terendahnya di 4.316,818 akibat tekanan jual tersebut. Dua sektor masih berhasil menguat meski tipis, yaitu sektor aneka industri dan perdagangan.

Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 66.096 kali pada volume 1,957 miliar lembar saham senilai Rp 2,485 triliun. Sebanyak 74 saham naik, sisanya 129 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 800 ke Rp 39.750, Semen Gresik (SMGR) naik Rp 300 ke Rp 15.200, Sona Topas (SONA) naik Rp 150 ke Rp 3.050, dan MNC (MNCN) naik Rp 100 ke Rp 2.450.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indocement (INTP) turun Rp 500 ke Rp 22.500, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 450 ke Rp 15.750, Bayan (BYAN) turun Rp 350 ke Rp 10.250, dan BCA (BBCA) turun Rp 250 ke Rp 8.800.

Sementara diawal perdagangan, indeks BEI dibuka melemah 11,34 poin atau 0,26% ke posisi 4.339,95. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,88 poin (0,52%) ke level 744,39, “Beberapa saham berada dalam area 'overbought'. Penguatan indeks BEI akhir pekan lalu kembali tidak diikuti dengan volume perdagangan sehingga cukup rentan mengalami pelemahan," kata analis Trust Securities Reza Priyambada.

Dia menambahkan, sentimen yang ada dinilai tidak cukup kuat menopang laju IHSG di area positif. Pergerakan bursa saham global akan kembali menjadi arah pergerakan IHSG BEI.

Sementara analis Universal Broker Satrio utomo menambahkan, sentimen positif dari perkembangan perundingan AS, telah membuat indeks Nikkei dan Kospi naik masing-masing sebesar 1,36% dan 0,99% pada awal perdaganagn.

Sentimen positif itu, diharapkan dia, dapat menetralisir sentimen negatif yang berasal dari penurunan 1,3% yang terjadi pada indeks Dow Jones Industrial (DJI) yang terjadi selama libur panjang pekan lalu.

Meski demikian, lanjut dia, dengan total "net sell" yang sudah melewati angka Rp3 triliun itu, sebaiknya membuat pemodal menjadi ekstra hati-hati. Tercatat bursa regional diantaranya indeks Hang Seng, Senin awal pekan dibuka menguat 87,90 poin (0,42%) ke level 21.246,91, indeks Nikkei-225 naik 120,53 poin (1,34%) ke level 9.144,69, dan Straits Times menguat 17,18 poin (0,12%) ke level 2.949,11. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…