Akhir Tahun, Kapitalisasi Pasar Capai Rp 4.200 Triliun - Rangkul 26 Emiten Baru

NERACA

Jakarta-PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis nilai kapitalisasi pasar bisa mencapai Rp4.200 triliun di akhir tahun 2012 dengan meningkatnya emiten di pasar modal Indonesia saat ini,”Nilai kapitalisasi pasar di BEI saat ini mencapai Rp4.100 triliun atau melebihi posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp3.537 triliun. Harapannya di akhir tahun bisa mencapai Rp4.150 triliun-Rp 4.200 triliun.”kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, kemarin.

Ito mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak membuat target jangka pendek untuk nilai kapitalisasi pasar melainkan hanya terkait pencatatan saham emiten. Pasalnya, hal tersebut menjadi salah satu pendorong meningkatnya nilai kapitalisasi pasar. Karena itu, pihaknya akan berusaha menambah jumlah pelaksanaan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan nilai kapitalisasi besar dan memiliki kualitas aset yang baik.

Berdasarkan jumlah emiten yang masih dalam proses di Bapepam-LK, menurut Ito, diperkirakan akan mencapai 26 emiten atau melebihi target tahun ini sebanyak 25 emiten. Untuk nilai IPO, kata dia tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya.

Dia menilai, pasar saham Indonesia saat ini mendapat tanggapan yang cukup positif dari para investor, baik dalam negeri maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dari inflow yang masuk ke pasar modal, baik inflow di pasar primer maupun inflow di pasar sekunder (perdagangan saham) yang setiap tahunnya bisa mencapai di kisaran US$2 hingga US$2,5 miliar.

Dengan adanya penerbitan obligasi, kata dia, total jumlah inflow yang masuk di pasar modal bisa mencapai Rp700 tiliun, termasuk obligasi pemerintah yang mampu menyerap investor asing sebesar 30% .

Menurut Ito, pelaksanaan IPO dan pertumbuhan investor hingga saat ini masih terganjal oleh beberapa hambatan. Salah satunya adalah terkait masalah kultural. “Para pemilik perusahaan swasta enggan mencatatkan perusahaannya di BEI, karena merasa terlalu berat dengan aturan keterbukaan,” ungkapnya.

Selain hambatan kultural tersebut, lanjut dia, nilai pajak yang harus ditanggung perusahaan juga menjadi salah satu pertimbangan emiten yang akan masuk ke pasar saham. Padahal, dengan mencatatkan sebagai perusahaan terbuka (go public), emiten akan mendapatkan tambahan dana sekaligus dikenal secara global.

Karena itu, pihaknya akan bekerja keras mensosialisasikan manfaat pasar modal dan pelaksanaan IPO, termasuk mendorong perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga dapat merangkul 30 emiten saham baru (initial public offering/IPO), 55 emiten melakukan pencatatan tambahan (rights issue dan saham bonus), 50 emisi obligasi korporasi, dan 60 seri obligasi negara di tahun 2013. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…