IPC Dorong Pemuda Peduli Konservasi Laut

NERACA

 

Jakarta – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC (Indonesia Port Corporation II) memberikan bantuan Rp 4,5 miliar untuk Yayasan Kalabia Indonesia. Bantuan tersebut berasal dari dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Dana itu hanyalah 10% dari total anggaran PKBL IPC pada tahun 2012, yaitu Rp 45 miliar.

Sementara anggaran PKBL perusahaan plat merah tersebut pada 2011 adalah Rp 30 miliar. “Kami berkomitmen membantu Kalabia selama lima tahun ke depan. Anggaran Rp 4,5 miliar hanyalah untuk tahun pertama,” jelas Direktur Utama IPC RJ Lino di Jakarta, akhir pekan lalu.

Secara resmi IPC dan Yayasan Kalabia Indonesia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) Rabu lalu di Kantor Pusat IPC, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Program yang akan dijalankan bersama tersebut bernama Program Pendidikan Konservasi Kelautan bagi Generasi Muda.

Kalabia adalah nama untuk sejenis ikan hiu yang hanya hidup di Papua Utara. Nama tersebut kemudian dijadikan nama sebuah kapal tuna sepanjang 32 meter. Kapal Kalabia sejak empat tahun yang lalu telah berlayar menghampiri 124 kampung di Kabupaten Raja Ampat. Di setiap kampung, kapal ini akan berhenti selama tiga hari.

Pengurus Yayasan Kalabia Indonesia Abraham Goran menjelaskan, dalam tiga hari itu, satu hari pendidikan akan dilakukan di dalam kapal, dan dua hari lagi di darat. Biasanya, terdapat sekitar 30-50 anak ikut pendidikan di dalam Kapal Kalabia setiap harinya.

Pendidikan dari Kapal Kalabia menyasar siswa-siswi kelas 4-6 SD. Koordinasi sudah dilakukan sebelumnya kepada sekolah di kampung tersebut, bahwa sekolah akan diliburkan dan siswa-siswi diarahkan untuk mengikuti kegiatan dari Kalabia.

Kapal Kalabia dilengkapi dengan tenaga pendidik, perpustakaan, dan peralatan audio video yang menunjang proses pembelajaran. Selama 20 hari, kapal akan mengunjungi beberapa kampung di Raja Ampat sebelum kembali lagi ke Sorong untuk mengisi bahan bakar dan logistik.

Setelah sepuluh hari, logistik terisi penuh. Kapal Kalabia melanjutkan keliling 20 hari lagi. Begitu seterusnya. Gerakan dari Yayasan Kalabia Indonesia ini timbul dari rasa akan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat setempat untuk mengelola lingkungannya dengan baik. Terutama di wilayah-wilayah yang memiliki alam yang luar biasa, seperti Raja Ampat.

Beberapa materi yang diajarkan dalam Kapal Kalabia adalah wawasan tentang ekosistem mangrove, rumput laut, terumbu karang, dan hewan-hewan yang dilindungi. Mereka juga diajarkan bagaimana tentang pengelolaan sampah serta hubungan yang baik antara manusia dan alam.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…