Ibu Kurang Pengetahuan, Resiko Tertular HIV Besar

NERACA

HIV dan AIDS penyakit yang sangat ditakuti di seluruh negara baik di Indonesia. Sejauh ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Oleh sebab itu diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan perempuan dan anak.

Ketua Komisi Penangulangan AIDS, DR Agung Laksono mengatakan, berdasarkan laporan Kementrian Kesehatan, jumlah kumulatif kasus HIV hingga triulan 11 tahun 2012 tercatat sebanyak 9.883 kasus baru. Sementara jumlah kasus HIV dan AIDS di kalangan perempuan menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, yaitu 13% pada tahun 2011, dan tahun 2010 mencapai 33%.

Ia mengatakan, penderita infeksi kalangan ibu rumah tangga sangat tinggi dibandingkan dengan wanita pekerja seks (PSK). Jumlah wanita yang terjun dalam bisnis protitusi sangat tinggi dan jumlah laki-laki yang suka seks bebas sangat tinggi juga.

Lalu, mengapa penderita HIV/AIDS mayoritas justru dari kalangan ibu rumah tangga? Jika merujuk hasil penelitian BNN, terjangkitnya ibu rumah tangga sebagian besar karena ditulari oleh suami yang melakukan hubungan seks secara sembarangan. Bahkan, 53,1% laki-laki dinilai memiliki kecenderungan selingkuh. Artinya, perempuan yang tidak tahu apa-apa terkena HIV/AIDS akibat perilaku menyimpang sang suami. Ini membuktikan masih lemahnya posisi tawar istri (perempuan).

Entah hal itu disadari atau tidak oleh sang istri (perempuan). Bisa jadi, perempuan tidak sadar, sehingga  atas nama cinta, perempuan menjadi tersubordinasi sehingga sebutan perempuan sebagai kanca wingking, menjadi kian langgeng. Sebagai istri, perempuan dibatasi dalam berkarier dan meningkatkan potensi diri. Bahkan, istri dilarang sama sekali melakukan aktivitas lain kecuali mengurus anak, suami, dan mengikuti arisan. Sementara suami (laki-laki) menuntut untuk bisa hidup bebas dengan alasan mencari nafkah.

Kurangnya kesadaran suami terhadap kesetaraan gender itulah sebagai pangkal tingginya ibu rumah tangga yang terjangkit HIV/AIDS. Hal tersebut diperparah dengan ketiadaan pengetahuan atau informasi akurat perihal perilaku-perilaku yang bisa menularkan HIV/AIDS. Padahal, dari tiga aspek penularan, yakni hubungan seks menyimpang, melahirkan, dan jarum suntik, perempuan terlibat dalam dua aspek yaitu hubungan seks dan melahirkan.

Jika suami selingkuh hingga melakukan hubungan seks berisiko tinggi dengan wanita idaman lain atau bahkan wanita pekerja seks yang terjangkit HIV/AIDS tanpa memakai kondom, bisa dipastikan, saat berhubungan seks dengan istri, sang suami itu menularkan virus HIV kepada istrinya. Sementara sang istri tak tahu menahu dengan kondisi suami di luar rumah, sehingga tak menaruh curiga apa pun saat berhubungan seks, meski suami telah terjangkit virus HIV.

Dengan ini perlindungan wanita dan anak untuk mencegah penularan HIV dan AIDS sangat penting dilakukan, jika kondisi ini terus terjadi, bukan tidak mungkin dalam hitungan beberapa tahun ke depan akan banyak anak bangsa ini yang hidup dengan HIV atau yang terburuk akan menghilangkan satu generasi anak bangsa.

Di samping itu, masih tingginya stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap orang yang terinfeksi HIV, khususnya perempuan, menambah beban yang berlipat, yang kemudia secara lebih luas akan berdampak pada terhambatnya upaya penanggulangan HIV.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…