Jelang Libur Panjang, Indeks BEI Masih Berpeluang Menguat

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup terkoreksi 15,049 poin (0,35%) ke level 4.318,591. Sementara Indeks LQ45 terkoreksi 3,910 poin (0,52%) ke level 743,055.

Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, pelemahan indeks BEI dipengaruhi gerak bursa regional yang masih dibayangi oleh kekhawatiran 'fiscal cliff' yang dapat menyeret ekonomi AS kembali resesi,”Aksi wait and see investor karena kekhawatiran 'fiscal cliff' di AS dan ekonomi Jepang yang melambat memicu indeks BEI ditutup melemah,”katanya di Jakarta, Senin (12/11).

Selain itu, lanjut dia, sentimen negatif juga datang dari Eropa yang diprediksi Eropa akan mengalami stagnansi ekonomi pada tahun depan. Hal itu dikhawatirkan akan menyebabkan penyerapan barang-barang dari negara eksportir seperti China, India, Indonesia dan negara lain melambat akibat krisis berkepanjangan.

Meski demikian, dikatakan Purwoko, disisi lain adanya potensi "rebound" di jangka pendek menyusul "Consumer sentiment" pada awal November tahun ini naik ke level tertinggi dalam lima tahun terakhir, “Hal itu memberikan indikator emiten ritel, yang banyak belum merilis kinerja kuartal ketiga seperti target, 'Wal-Mart' dan 'Home Depot', berpotensi melampaui perkiraan," paparnya.

Oleh karenanya, indeks BEI Selasa diproyeksikan balik arah menguat dengan pergerakan indeks BEI di level 4.318-4.320. Pada perdagangan kemarin, saham-saham lapis dua memimpin pelemahan diikuti saham unggulan berbasis komoditas.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 91.664 kali pada volume 4,43 miliar lembar saham senilai Rp 3,812 triliun. Sebanyak 100 saham naik, sisanya 120 saham turun, dan 110 saham stagnan.

Tercatat bursa-bursa di Asia mengakhiri perdagangan awal pekan dengan bergerak mixed. Kekhawatiran akan masuknya Jepang ke masa resesi ekonomi membuat pelaku pasar Asia sedikit menahan diri dalam bertransaksi.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indosat (ISAT) naik Rp 150 ke Rp 6.650, Bayan (BYAN) naik Rp 150 ke Rp 10.450, BCA (BBCA) naik Rp 150 ke Rp 8.700, dan Lippo Insurance (LPGI) naik Rp 130 ke Rp 1.830.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Inti Bangun (IBST) turun Rp 850 ke Rp 4.650, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 700 ke Rp 40.900, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 700 ke Rp 13.600, dan Gudang Garam (GGRM) turun Rp 400 ke Rp 47.200.

Pada perdagangan sesi I, indeks BEI juga ditutup melemah 11,168 poin (0,26%) ke level 4.322,472. Sementara Indeks LQ45 turun 2,252 poin (0,30%) ke level 744,713.

Aksi tunggu yang dilakukan investor membuat indeks sektoral di lantai bursa pun bervariasi dan cenderung melemah. Hanya empat sektor yang berhasil menguat, yaitu agrikultur, industri dasar, konsumer dan konstruksi.

Saham-saham unggulan berbasis tambang dan lapis dua di sektor aneka industri terkena tekanan jual. Saham-saham tersebut memimpin pelemahan dan perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 44.589 kali pada volume 1,583 miliar lembar saham senilai Rp 1,264 triliun. Sebanyak 91 saham naik, sisanya 109 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya United Tractor (UNTR) naik Rp 150 ke Rp 19.950, Wira Akasha (ADES) naik Rp 130 ke Rp 1.980, Holcim (SMCB) naik Rp 125 ke Rp 3.750, dan Unilever (UNVR) naik Rp 100 ke Rp 26.100.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Inti Bangun (IBST) turun Rp 700 ke Rp 4.800, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 700 ke Rp 13.600, Lion Metal (LION) turun Rp 400 ke Rp 10.500, dan Pudjiadi (PNSE) turun Rp 350 ke Rp 1.120.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 4,51 poin atau 0,10% mengikuti bursa Asia ke posisi 4.329,13. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,15 poin (0,15%) ke level 745,81, “Bursa Asia dibuka melemah tipis memfaktorkan rilis produk domestik bruto (GDP) Jepang di kuartal ke tiga 2012 yang terkontraksi sekitar 0,9% 'year on year' mengalahkan sentimen positif dari rilis data ekspor China di Oktober yang tumbuh lebih baik dari ekspektasi," kata analis Samuel Sekuritas Benedictus Agung.

Dia mengatakan, pelemahan bursa regional memicu pelemahan indeks BEI pagi. Karena itu, indeks BEI bergerak "sideways" di sepanjang perdagangan kemarin. Sementara, analis Teknikal Phillip Securities Indonesia Gunawan Sutanto pernah bilang, IHSG BEI berpeluang bergerak naik moderat pada awal pekan ini, menyusul dengan penutupan yang positif pada indeks-indeks bursa AS yang dapat memberikan sedikit momentum positif pada pasar saham, “Indeks BEI di perkirakan diperdagangkan dengan level 'support' dan 'resistance' masing-masing di 4.293 dan 4.344 poin," paparnya.

Tercatat bursa regional diantaranya indeks Hang Seng Senin awal pekan dibuka menguat 20,16 poin (0,09%) ke level 21.404,54, indeks Nikkei-225 turun 64,31 poin (0,73%) ke level 8.639,29, dan Straits Times melemah 4,79 poin (0,16%) ke level 3.004,77. (bani)

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…