Waskita Karya Pastikan IPO di Gelar Akhir Tahun 2012

NERACA

Jakarta- Menepis tuduhan bila IPO BUMN tahun ini sepi, PT Bursa efek Indonesia (BEI) menyatakan, perusahan konstruksi milik pemerintah Waskita Karya siap melantai di bursa melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada akhir tahun 2012, “Proses IPO PT Waskita Karya telah ada di Bapepam-LK. Kemungkinan listing bisa dilakukan pada 19 Desember 2012,” kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Kamis (8/11).

Rencananya, dalam penawaran saham perdananya tersebut, PT Waskita Karya berencana melepas 35% saham ke publik. Sementara target dana yang akan diperoleh dari hasil IPO tersebut bisa mencapai sekitar Rp1 triliun dan akan digunakan untuk pengembangan usaha.

Dalam penawaran saham perdananya, perseroan berencana roadshow melakukan penawaran ke Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Adapun penjamin emisi yang telah ditunjuk antara lain PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities, dan PT Mandiri Sekuritas.

Hingga akhir tahun 2012, menurut Ito diproyeksikan hanya satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dapat mencatatkan saham perdana yaitu PT Waskita Karya pada 2012. Padahal seperti diketahui sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan lima BUMN untuk melepas saham ke public pada tahun ini. BUMN tersebut adalah PT Semen Baturaja, PT Pertamina Gas (Pertagas), PT Pertamina Drilling Services, PT GMF AeroAsia, dan PT PLN Enjiniring.

Pencatatan saham BUMN di bursa, lanjut dia akan membawa dampak positif bagi pasar modal dan perusahaan yang bersangkutan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Telkom (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. yang mencatatkan kinerja yang baik. Karena itu, peran pemerintah untuk mendukung IPO BUMN sangat diperlukan. Pasalnya, dalam realisasinya rencana IPO tersebut kerap terganjal di gedung Dewan.

Kepemilikan Saham

Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2012 tentang Pengurangan Penyertaan Modal Negara pada (Persero) PT PPA, yang ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2012, Waskita Karya memperoleh kembali statusnya sebagai perusahaan BUMN.

Dalam PP tersebut disebutkan adanya pengurangan penyertaan modal negara sebesar Rp804,671 miliar, yang terdiri atas modal disetor PT PPA pada PT Waskita Karya sebesar Rp474,992 miliar dan Rp329,679 miliar akumulasi keuntungan porsi penyertaan PT PPA pada Waskita Karya, yang diambil dari sebagian modal PT PPA untuk restrukturisasi dan/atau revitalisasi Waskita Karya.

Seperti disebutkan dalam Pasal 3 Ayat (1), pengurangan penyertaan modal negara itu menjadikan kepemilikan saham PT PPA pada PT Waskita Karya beralih menjadi saham milik negara pada PT Waskita Karya, sehingga menjadikan PT Waskita Karya sebagai BUMN. Dengan adanya pengalihan saham PT PPA tersebut, mengakibatkan kepemilikan saham negara secara langsung pada PT Waskita Karya menjadi 100% dengan jumlah modal disetor Rp654 miliar, yang terdiri atas modal disetor negara sebesar Rp180 miliar, dan modal hasil pengalihan saham PT PPA sebesar Rp474,992 miliar. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…