Armada Perikanan Tangkap Akan Diperkuat

NERACA

 

Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan industrialisasi perikanan tangkap dengan memperkuat dan memodernisasi armada nelayan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber  daya ikan di kawasan timur Indonesia.

" Kita terus berkomitmen untuk memperkuat dan memodernisasi  armada nelayan di kawasan timur agar dapat menunjang mata rantai produksi secara efisien dan efektif,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu (7/11).

Sebagai langkah nyata, KKP menyerahkan bantuan sebesar Rp 3,35 miliar kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah dalam mengelola dan memanfaatkan potensi perikanan secara berkelanjutan, khususnya terhadap Kabupaten Banggai.

Bantuan tersebut berupa kapal ikan berbobot 30 GT yang mampu menjelajah jauh, bantuan untuk penguatan permodalan kepada kelompok Usaha Bersama (KUB) sebesar Rp 1 miliar, selanjutnya, bantuan bagi para nelayan pembudidaya ikan dan program pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) sebesar Rp260 juta ,bantuan berupa sepeda motor roda tiga yang dilengkapi dengan pendingin senilai Rp487 juta serta bantuan penyelenggaraan penyuluhan sebesar Rp 110 juta.

“Pengembangan industrialisasi sektor perikanan di Sulawesi Tengah berkaitan erat dengan pelaksanaaan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di koridor Sulawesi,” jelasnya.

Selain itu, menurut Sharif, peran pelaku usaha perikanan turut berperan penting terhadap modernisasi armada perikanan bagi nelayan. “kita akan tawarkan kepada para pengusaha dan koperasi untuk menyuntikkan modal untuk nelayan tradisional,” jelasnya.

Tercatat, sejak 2011 KKP telah menyalurkan bantuan Kapal Inka Mina berbobot mati 30 GT kepada Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 5 unit kapal. Kemudian 2012, 7 unit kapal dan pada 2013 9 unit kapal Inka Mina berbobot 30 GT dan 2 unit kapal berbobot 20 GT.

Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan kawasan timur Indonesia seperti Maluku, Maluku Utara, Sulawesi  dan Papua sebagai lumbung ikan nasional. Pasalnya, Kawasan Timur Indonesia kaya akan potensi sumber daya ikan khususnya pada tiga komoditas penting yakni tuna, tongkol dan cakalang (TTC).

Percepat SLIN

Sehubungan dengan itu, KKP menyatakan untuk mempercepat program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN).  “KKP telah menyiapkan anggaran SLIN untuk mengembangkan industri, cold storage dan pengolahan sehingga para nelayan mampu menyimpan ikannya dalam jangka waktu yang lama,”paparnya.

Hal senada disampaikan Oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudarto. Menurutnya SLIN merupakan langkah tepat dalam memangkas ongkos distribusi ikan sehingga dapat melancarkan arus distribusi ikan dari kawasan timur ke sentra pemasaran. Namun demikian menurutnya, sistem logistik ikan nasional perlu ditunjang dengan regulasi yang tidak berbelit  serta tersedianya sistem produksi yang memenuhi standar internasional.

Di samping itu Sudarto menyampaikan apresiasinya atas program industrialisasi kelautan dan perikanan yang diusung KKP. “Industrialisasi kelautan dan perikanan merupakan langkah tepat untuk meningkatkan daya saing, nilai tambah dan sistem produksi yang berdasarkan standar internasional,” jelasnya.

Dia pun mengatakan, bahwa sektor perikanan berpotensi besar dalam mendukung  program ketahanan pangan nasional. “Ikan sebagai sumber pangan dan sumber protein dapat menjadi salah satu sumber pangan yang kandungannya lengkap bagi masyarakat,” sambung Sudarto.

Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan berkesempatan meninjau industri pengolahan hasil perikanan antara lain pabrik pengolahan ikan PT. Indo Tropik,  coldstorage CV. Mitra Utama dan pabrik pengolahan rumput laut semi refine PT. Brasindo Gum.

Sementara itu secara terpisah pengusaha yang bergerak di Cold Storage CV Utama Aji Ismael Viola mengatakan, kondisi cold storage di kabupaten Luwuk agak lesu lantaran pasokan ikan dari nelayan kurang. Karena armada perikanan  di Banggai masih di dominasi oleh armada kapal tradisional. “Langkah KKP, dengan memperkuat armada perikanan tangkap sangat tepat, pasalnya Kabupaten Banggai memiliki Potensi perikanan yang cukup besar, apalagi menurutnya musim penangkapan  nelayan di luwuk cukup baik hingga mampu beroperasi 8 bulan per tahun," jelas Aji.

Dia menjelaskan, ikan-ikan dari cold storage tersebut di ekspor ke berbagai negara seperti, cina dan  jepang.  Komoditas perikanan yang diekspor tersebut diantaranya, gurita,ikan layang,ikan kembung, tuna dan cakalang. Saat ini Kapasitas yang terpasang di cold storage mampu menampung hasil perikanan hingga 30 ton, namun saat ini terpakai 3 sampai 5 ton.

Untuk komoditas unggulan perikanan tangkap yakni tuna tongkol dan cakalang, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ini mendapatkan pasokan ikan segar dari nelayan luwuk hingga 75 ton per hari, sedangkan pasokan dari kab banggai sebesar 125 ton. "Kita masih kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar internasional yang mencapai 500 ton ikan segar," sambungnya.

Itu sebabnya dia pun menyampaikan sarannya,  agar pemerintah  membangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di dua daerah ini yakni kayutanyo ama bonebaka. “Jika TPI  tersebut dibangun, maka ikan yg di tangkap dari Banggai Kepulauan, Kendari, Taliabo dan  Bau Bau dapat didaratkan secara optimal,” jelasnya.

Selain itu, Direktur Utama PT Indotropic Edi Handoko mengatakan, hasil perikanan dari nelayan tradisional di luwuk mutunya terbilang baik dan terjaga kesegarannya.“Nelayan Luwuk mampu memasok ikan segar dan baik mutunya hingga 5 ton tiap harinya,” jelasnya.

Hasil perikanan tersebut didominasi oleh ikan demersal seperti kerapu, kakap, gurita dan cumi-cumi. Industri yang bergerak di unit pengolahan fillet itu mampu mengekspor gurita ke Spanyol Meksiko dan Eropa hingga mencapai 150 ton. Menurutnya modernisasi nelayan mutlak dilakukan, agar potensi yang begitu bear agar dapat digali dan dimanfaatkan secara maksimal.

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…