Dinilai Lambat Peran KBI - Bikin Kliring Baru, Bukti Distrust BBJ Pada KBI

NERACA

Jakarta – Rencana PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mendirikan kriling tersendiri, dinilai sebagai bentuk ketidak percayaan kepada PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Pasalnya, selama setiap transaksi di bursa berjangka dicatatkan di KBI.

Pengamat pasar bursa berjangka Ricky Ferdianto mengatakan, hadirnya lembaga kliring baru buatan BBJ memberikan ketegasan bila BBJ sudah tidak percaya lagi dengan KBI, “Hal ini jelas mempertontonkan ketidak percayaan BBJ terhadap KBI dan kondisi ini sudah tercium lama,”katanya kepada Neraca di Jakarta, Selasa (6/11).

Menurutnya, kabar BBJ mendirikan lembaga kliring baru sudah tercium lama dan hal ini di karena KBI dinilai lambat dalam mencatatkan kliring transaksi para investor bursa berjangka. Kendatipun demikian, dirinya tidak menapik dibalik pembentukan lembaga kliring baru adalah untuk efisiensi biaya, “Kemungkinan BBJ membuat lembaga kliring tersendiri adalah untuk memudahkan investor dan lebih mengefisiensikan biaya,”tandasnya.

Selama ini setiap transaksi kliring di bursa berjangka Jakarta dicatatkan di PT Kliring Berjangka Indonesia. Tentunya, kehadiran KBI tidak hanya diperuntukkan bagi investor BBJ, tetapi juga investor Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI), “Kliring Berjangka Indonesia juga bisa untuk masuk bekerja sama dengan BKDI,”tegasnya.

Kata Ricky, dengan adanya dua bursa komoditas Indonesia akan semakin menarik, mengingat potensi investor di bursa berjangka dan derivatif masih sangat besar. Kemudian menyinggung soal BBJ belum melakukan sosialisasi lembaga kliring di bawahnya, lanjut Ricky, hal tersebut kemungkinan karena belum ada kesepakatan antara BBJ dengan KBI. Tentu dengan hal tersebut akan timbul kejelasan sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan positif bagi investor untuk menjadikan bursa berjangka alternatif berinvestasi.

Sebelumnya, Direktur BBJ Bihar Sakti Wibowo pernah bilang,  perseroan menargetkan transaksi di semester II-2012 bisa meningkat 100%. Saat ini, total transaksi di semester I sudah mencapai 80.000 lot dan karena itu, JFX kata Bihar optimis semester depan mampu menargetkan naik dua kali lipat mengingat total transaksi tahun lalu saja hanya 78.000 lot dari jumlah transaksi saat ini mencapai 808 kali per hari

Peningkatan transaksi ini akan ditopang dengan produk emas 100 gram yang dinilai banyak peminatnya dari pelaku pasar. Saat ini kontribusi transaksi terbesar berada pada emas. Tercatat sekitar lebih dari 50% transaksi berasal dari emas, yang berarti sekitar 50.000-60.000 transaksi. BBJ juga menargetkan lonjakan transaksi mencapai 1.500 lot per hari. (manda)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…