Capital Inflow Dorong Kinerja Obligasi Akhir Tahun

NERACA

Jakarta- Derasnya dana asing yang masuk kepasar modal atau capital inflow mendorong  kinerja perdagangan obligasi akan mengalami peningkatan, meskipun nilai transaksi di kuartal ketiga 2012 mencatatkan penurunan 3,31% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pengamat obligasi PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengatakan, secara year to date, obligasi pada tahun ini masih akan tetap tumbuh positif, namun tidak mengalami kenaikan yang signifikan. “Entri level yield untuk Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi saat ini mencatatkan persentase rendah dan dalam kondisi volatile yang tinggi,”katanya di Jakarta, Selasa (6/11).

Dia memproyeksikan, dengan inflow yang tinggi saat ini, nilai transaksi pada tahun 2012 tidak akan  jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, lanjut dia, jika market dalam kondisi baik, transaksi diperkirakan dapat mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, hingga akhir tahun nanti nilai transaksi relatif sama dan akan berkisar sekitar Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun per hari. Namun sebaliknya, bila market bullish transaksi masih bisa naik.

Sementara untuk demand obligasi ke depan, kata Hendy ditentukan oleh tingkat suku bunga global dan jika yield mengalami penurunan, namun masih secara terbatas maka dapat mendorong terjadinya peningkatan obligasi. “Adapun untuk supply-nya obligasi masih akan mengandalkan perbankan, Bank Indonesia, asuransi dan pihak asing,”ujarnuya.

Handy menambahkan, demand obligasi korporasi diproyeksikan akan mengalami peningkatan, karena yield-nya lebih tinggi yang ditentukan oleh tenor dan rating. Adapun obligasi pemerintah, menurutnya meskipun tidak lebih tinggi dari obligasi korporasi, namun dinilai lebih likuid karena transaksi  bisa mencapai Rp7-8 triliun sehari, sedangkan untuk korporasi hanya senilai Rp400-500 miliar sehari.

Minat Asing

Sementara pengamat dari PT Penilai Harga Efek Indonesia, Fakhrul Aufa menilai, faktor kebijakan moneter di luar negeri yang terjadi pada Jepang dan China menjadikan sentimen yang cukup baik bagi pasar obligasi di Indonesia.

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen masih cenderung positif melihat inflasi yang diperkirakan akan stabil hingga akhir tahun dan perekonomian Indonesia yang masih akan tumbuh diatas 6%, “Investor asing saat ini banyak masuk ke pasar obligasi Indonesia, sehingga obligasi kita semakin likuid. Asing masih akan banyak mengincar seri-seri likuid yakni seri tenor panjang,”tandasnya.

Menurut Fakhrul, seri FR0058, FR0059, dan FR0061 merupakan seri paling banyak ditransaksikan oleh asing melihat likuiditas seri tersebut cukup baik. Seri FR0065 juga cukup menarik minat investor asing karena diperkirakan akan menjadi seri acuan di tahun depan. (lia)

 

 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…