Astra Internasional Perluas Bisnis Jalan Tol Hingga 250 Km - Perkuat Sektor Infrastruktur

NERACA

BANDUNG – Guna meningkatkan pendapatan perseroan, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) bidang infrastruktur PT Astratel berencana menambah panjang jalan tolnya menjadi 250 kilometer (km) dari sebelumnya 110 km.

Chief of Group Treasury and Investor Relations Astra Iwan Hadiantoro mengatakan, Astratel akan menambah sisa pembangunan jalan tol yang sudah dibangun sepanjang 110 km. "Untuk infrastruktur, kita akan tambah lagi 250 km," katanya di Bandung kemarin.

Menurutnya, rencana penambahan jalan tol tersebut akan terealisasi pada tiga sampai empat tahun ke depan dengan mengikuti tender jalan tol pemerintah untuk trans jawa. Saat ini, perseroan melalui anak usahanya PT Marga Mandala Sakti (MNS) telah mengelola jalan tol Tangerang-Merak sepanjang 72 km, Mojokerto-Kertosono di Jawa Tumur sepanjang 40,5 km dan Kunciran-Serpong 11 km.

Dia menuturkan, akuisisi jalan tol Kertosono-Mojokerto di Jawa Timur telah menelan investasi dana sebesar Rp 3,5 triliun  dan saat ini progresnya sudah mencapai 70% dan diharapkan dalam satu tahun ini sudah selesai. Sementara untuk tol Tangerang Kunciran-Serpong disiapkan dana sebesar Rp 2,5 triliun dan tahun depan diharapkan sudah bisa beroperasi, “Dana pembangunan jalan tol Tangeran berasa dai internal perusahaan,”ungkapnya.

Kata Iwan, bisnis jalan tol sangat menjanjikan karena melihat pertumbuhan penjualan mobil dan lalu lintas harian rata-rata kendaraan di ruas tol Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km. "Volume trafik naik sebesar 16% menjadi 28 juta kendaraan,"ungkapnya.

Selain itu, PT Astra International Tbk (AASI) juga tengah mengikuti tender untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan menggunakan energi batu bara. Kata Iwan, rencana tersebut merupakan bentuk ekspansi perseroan di bidang teknologi, “Konsepnya kita masuk ke energi dan ini akan menjadi satu bagian dari bisnis yang sedang dijalani perseroan,"tuturnya.

Dia menjelaskan, untuk pembangunan power plant nantinya akan terintegrasi dengan bisnis perseroan seperti Batu Bara dari Pama Persada dan pengangukat alat beratnya dari PT United Tracators Tbk (INTR).

Untuk proyek pembangkit tersebut, kata Iwan, saat ini baru tahap proses tender. Adapun lokasinya akan melihat kondisi ketersediaan batubara yang cukup untuk mengoperasikan pembangkit, “Dimana saja yang penting ada batubaranya. Prosesnya masih panjang, kita harus rencanakan. Saat ini masih proses tender," tandasnya.

Nantinya, pembangkit yang akan dibangun berkapasitas di bawah 600 mega watt (mw). Dan listrik yang dihasilkan akan dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk digunakan eklektrifikasi komersial. Tidak hanya itu, PT Astra Internasional Tbk juga akan membangun pelabuhan sebagai bagian pendukung bisnisnya di sektor batu bara. Rencananya, perseroan akan membangun pelabuhan di Kalimantan. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…