Perlu Ditingkatkan - Kesadaran Menabung Sejak Usia Dini

Kolaborasi antara guru, dan orang tua sangat diperlukan agar pendidikan menabung ini berhasil bagi anak-anak. Dengan kolaborasi semacam ini, diharapkan anak-anak mengerti tentang pentingnya menabung dan arti uang dalam kehidupan.

NERACA

Mengajari konsep menabung untuk anak-anak sangat penting bagi masa depan. Jangan sampai anak-anak menganggap menabung adalah suatu paksaan. Anak-anak ditumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk gemar menabung.

Jika seorang anak menginginkan sesuatu tentu mereka akan berpikir karena yang akan mereka pakai adalah uang mereka sendiri. Sehingga dalam diri anak akan terkonsep suatu pertanyaan apakah yang diinginkan mereka benar-benar keinginan mereka.

 PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) perusahaan asuransi jiwa terdepan di Indonesia, pekan lalu meluncurkan Cha-Ching Money – Smart Kids, suatu inisiatif sosial yang dikemas dalam bentuk program edukasi finansial bagi anak.

Cha-Ching melalui medium animasi musikal, merupakan inisiatif pertama di Indonesia yang mengajarkan pentingnya pengaturan keuangan bagi anak-anak dengan memperkenalkan empat konsep utama, yaitu: memperoleh (earn), menyimpan (save), membelanjakan (spend) dan menyumbangkan (donate).

Hal ini didasari oleh kebutuhan yang semakin tinggi akan keahlian pengaturan keuangan sejak dini bagi anak-anak seiring dengan semakin tingginya tingkat persaingan baik di sekolah maupun di dunia kerja, yang menuntut anak-anak Indonesia untuk semakin terampil dalam hal-hal mendasar seperti ilmu pengaturan keuangan.

Menurut data World Bank tahun 2011, dari 242 juta populasi di Indonesia, hanya 27% dari jumlah populasi tesebut atau lebih dari 67 juta orang merupakan anak-anak di bawah umur 14 tahun. Dalam 30 tahun ke depan, anak-anak ini akan mencapai usia produktif dan mereka akan mempunyai tanggung jawab finansial yang lebih besar untuk mendukung generasi yang lebih tua dan non-produktif.

Selain itu, berdasarkan survey yang dilakukan Prudential di tujuh negara di Asia (Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam), menunjukkan bahwa 92% dari orang tua di Indonesia merasa keahlian dalam mengatur keuangan sangat penting untuk dipelajari oleh anak-anak.

Namun hanya 8% dari mereka yang merasa anaknya betul-betul mempunyai keahlian dalam mengatur keuangan; angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata negara di Asia, sebesar 13%. Data survei juga menyatakan seluruh anak-anak di Indonesia mendapat uang jajan secara reguler 100%, sedikit lebih tinggi dari angka rata-rata Asia yang hanya mencapai 96%.

Survei yang dilakukan untuk mengetahui perspektif orang tua terhadap keahlian anak-anak dalam mengatur keuangan ini juga menyatakan bahwa mayoritas dari orang tua di Indonesia ingin lebih dalam lagi terlibat dalam pendidikan anak untuk mengatur keuangan karena mereka merasa hal ini menjadi bagian tanggung jawab orang tua.

Hampir seluruh orang tua (95%) mendukung adanya program edukasi mengenai pengaturan keuangan dan lebih memilih televisi dan internet sebagai medium penyampaian.

Komitmen Besar

Presiden Direktur Prudential Indonesia, William Kuan mengatakan, “Prudential Indonesia mempunyai komitmen yang besar terhadap pengembangan edukasi di Indonesia, khususnya bagi anak-anak. Kami melihat ada kebutuhan yang cukup besar bagi anak-anak di Indonesia untuk memahami konsep pengaturan keuangan, karena hampir seluruh dari anak-anak di Indonesia mempunyai uang jajan, namun sebagian besar dari mereka hanya mengerti cara untuk berbelanja (spend).

Melalui medium yang menarik bagi anak-anak, empat konsep utama yaitu memperoleh, menyimpan, membelanjakan,  dan menyumbangkan. "Kita ajarkan kepada mereka bahwa mereka punya “pilihan” atas uang yang mereka miliki.”

Cha-Ching menggunakan pendekatan ‘edutainment’ dalam membangun pemahaman anak akan empat pilar fundamental pengaturan keuangan yaitu memperoleh, menyimpan, membelanjakan  dan menyumbangkan. Menurut survei yang dilakukan oleh Prudential, masih ada ruang bagi anak-anak untuk terus mengembangkan pengetahuannya dalam mengatur keuangan, khususnya untuk lebih mengerti empat konsep utama tersebut.

Mayoritas anak-anak di Indonesia mengetahui untuk mendapatkan uang, mereka harus bekerja Indonesia 98%, dan Asia 93%, walaupun 51% dari orang tua mengatakan anak-anaknya selalu menyisihkan uangnya untuk ditabung, hanya 17% dari anak-anak yang menabungkan uang mereka. Sedikitnya 73% orang tua mengatakan anak-anak mereka selalu meminta uang jika mereka butuh dan 72% dari anak-anak mengerti pentingnya untuk membantu sesama melalu donasi sementara 81% di antara anak-anak ini pernah memberikn sumbangan dan donasi.



BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…