Tingkatkan Investor Reksa Dana, APRDI Gelar Pekan Reksa Dana Nasional

NERACA

Jakarta - Industri reksa dana saat ini tengah mengalami pertumbuhan signifikan, namun guna meningkatkan minat masyarakat berinvestasi di reksa dana, Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI)  akan menggelar even Pekan Reksa Dana Nasional.

Ketua Umum  Pekan Reksa Dana Nasional, Denny R Taher mengatakan, melalui kegiatan ini APRDI ingi lebih memperkenalkan dan mendekatkan produk reksa dana kepada keluarga Indonesia, “Kami ingin keluarga Indonesia mulai menjadikan reksa dana sebagai pilihan utama berinvestasi, bukan lagi sebuah alternatif untuk berinvestasi," katanya dalam siaran persnya kepada Neraca di Jakarta, Minggu (14/10).

Oleh karena itu, pekan reksa dana nasional hadir dan rencananya akan diselenggarakan di Mal Central Park Jakarta Barat pada Kamis-Minggu (18-21 Oktober 2012). Denny menambahkan, sebagai produk investasi, reksa dana bisa digunakan untuk mempersiapkan pendidikan anak, biaya pensiun ataupun untuk meningkatkan aset keuangan keluarga.

Melalui Pekan Reksa Dana Nasional ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai reksa dana, termasuk mengelola risikonya sehingga memiliki potensi keuntungan yang optimal. Acara ini juga akan diikuti oleh 45 manager investasi dan agen penjual reksa dana.

Sejak diperkenalkan melalui undang-undang Pasar Modal pada tahun 1996, jumlah investor reksa dana di Indonesia tergolong masih sangat kecil, yaitu baru sekitar 161 ribu investor dengan dana kelolaan sebesar Rp 170 triliun. Jumlah dana kelolaan itu tidak sebanding dengan simpanan masyarakat di perbankan yang mencapai Rp 2.984 triliun per Agustus 2012. Sementara hingga April 2012 total rekening nasabah perbankan sebanyak 101.531.209 rekening.

Prosentase dana kelolaan reksa dana terhadap produk domestik bruto (PDB) juga masih sangat rendah. Di tahun 2011, prosentasenya hanya 2,2% dari total PDB Indonesia senilai Rp 7.427 triliun. Sementara di tahun 2010, di Malaysia prosentasenya sudah sekitar 49%, Thailand 20% ataupun Filipina yang sudah 19,5%.

Kecilnya jumlah investor reksa dana ini sangat ironis ditengah melesatnya kelas menengah Indonesia. Dimana, berdasarkan survey Bank Dunia tahun 2010, populasi kelas menengah dengan pengeluaran US$ 2 hingga US$ 20 dollar per hari mencapai sekitar 134 juta. “Salah satu ciri kelas menengah adalah kebutuhan terhadap investasi makin tinggi. Makanya, agak ironis juga jika investor reksa dana masih kecil seperti sekarang,” ujarnya. (bani)

Menurut Denny, sebagai produk investasi, reksa dana sebenarnya sudah berkembang pesat. Produk ini memiliki beragam varian yang memungkinkan investor menempatkan dananya sesuai dengan kemampuan keuangan dan tujuan investasinya.

Untuk membeli reksa dana juga gampang, bisa melalui perbankan ataupun secara langsung melalui perusahaan manajer investasi. Nilai investasinya pun amat terjangkau, sekitar Rp 250 ribu untuk setiap pembelian. Sementara imbal hasil investasi di reksa dana jauh lebih menarik daripada produk-produk investasi lain, termasuk simpanan deposito di perbankan. “Kami berkeyakinan bahwa saat ini reksa dana adalah pilihan tepat bagi masa depan keluarga Indonesia,” katanya.

Dalam Pekan Reksa Dana Nasional yang baru pertama kali di gelar ini, para pelaku dari industri reksa dana yang menjadi anggota APRDI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Mulai talkshow dan edukasi tentang reksa dana, penjualan produk-produk reksa dana hingga job fair bagi mereka yang berminat untuk meniti karir di industri reksa dana.

Denny menjelaskan, melalui  kegiatan job fair diharapkan para profesional maupun fresh graduate mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai industri reksa dana sehingga akan semakin banyak para profesional ataupun fresh graduate  yang terjun ke industri reksa dana. Sebab, hingga kini jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di industri ini masih sangat terbatas. “Dalam job fair nanti akan bisa diketahui betapa menariknya berkerja di industri reksa dana serta succes story di industri ini . Selain potensi pasarnya masih terbuka, profesi ini juga menawarkan jenjang karir yang menjanjikan,” tegas Denny.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…