Pelaksanaan Tender KA-Bandara Mundur 2012

Pelaksanaan Tender  KA-Bandara Mundur 2012

 Jakarta---Pemerintah kelihatannya tak mau memaksakan pelaksanaan tender proyek pembangunan Kereta Api (KA) Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tanggerang pada 2011. Bahkan ada kepastian mundur lagi dari menjadi awal 2012. 

"Ya mundur ke kuartal pertama tahun depan dari target awal semester II tahun ini," kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi kepada wartawan di Jakarta, 26/4.

 Salah satu penyebabnya, kata  Freddy,  pembangunan kereta bandara tersebut harus terintegrasi dengan tata ruang yang telah dibuat oleh pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta dan Banten.  "Memang harus ada yang dikordinasikan dengan baik oleh pemprov, karena pembangunan jalur kereta ini terdiri dari tujuh fly over dan tiga underpass. Ini kan harus dibebaskan dulu lahannya," kata Freddy.

 Diakui Freddy, pihaknya telah meminta dana badan layanan umum (BLU) kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp450 miliar untuk pembebasan lahan baik di DKI Jakarta maupun di wilayah Banten.

 Untuk itu pihaknya meminta kepada pemprov DKI yang bekerjasama dengan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk membebaskan lahan sesuai jadwal yang ada.  "Kalau ini tidak segera direalisasi penyerapannya uang ini harus kita kembalikan. Karena ini sudah masuk bulan Mei mau masuk Juni. Jadi, kalau bisa segeralah, pembebasan lahan dengan segala pihak itu bisa kita lakukan," katanya.

  Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan menambahkan kajian ulang proyek kereta api bandara ini masih dilakukan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan baru akan selesai pada kuartal I/2012.  "Selesai kajian ulang oleh SMI, langsung ditender. Ini hasil kesepakatan dalam rapat dengan sejumlah instansi termasuk kementerian BUMN," kata Tundjung.

  Dalam rapat yang dihadiri oleh beberapa kementerian dan pihak terkait ini, ditetapkan untuk kereta bandara ada dua line (jalur), yakni pertama Ekspress Line dari Manggarai-Sudirman, Tanah Abang, Duri, Angke, Pluit, Bandara. Seluruh rel akan menggunakan konsep melayang dan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta (private public partnership/PPP) dengan perkiraan investasi mencapai Rp10,2 triliun.  

  Selanjutnya "Commuter Line", dengan jalur Manggarai-Tanah Abang-Duri-Tangerang-Bandara. Pembangunannya menelan dana Rp2,2 triliun. "Kita manfaatkan momentum ini agar kedua-duanya jalan," katanya.

 Untuk jalur Ekspress line perlu pembebasan lahan dari Angke-Pluit-Bandara, sedangkan Commuter line tinggal memanfaatkan rel yang sudah ada, namun masih rel tunggal. "Sekarang kami lakukan elektrifikasi ke arah bandara," katanya. **cahyo

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

Pemerintah Komitmen Percepat Pengembangan Ekonomi Digital

    NERACA Jakarta – Pemerintah berkomitmen mempercepat pengembangan ekonomi digital sebagai pilar strategis transformasi Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh…

Sumber Daya Air Jadi Prioritas Pembangunan IKN

  NERACA Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan sektor sumber daya air (SDA) dan infrastrukturnya menjadi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…