Pacu Dana Kelola, Danareksa Rajin Luncurkan Produk Baru - Targetkan Dana Kelola Rp2 Triliun

NERACA

Jakarta – Maraknya industri reksa dana meningkatkan dana kelola diakhir tahun dengan meluncurkan produk baru, diikuti pula PT Danareksa Investment Management yang menargetkan dana kelola Rp2 triliun dengan merilis dua produk baru, yaitu Dana Reksa Mawar Rotasi Sektor Strategis (MARSS) dan Dana Reksa Melati Pendapatan Utama (Titanium).

Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Zulfa Hendri mengatakan, dengan meluncurkan dua produk baru diharapkan masing-masing bisa mencapai dana kelola Rp 1 triliun,”Kami menargetkan untuk setahun ke depan, kedua produk tersebut masing-masing bisa mencapai Rp1 triliun,”katanya di Jakarta, Kamis (11/10).

Dia menuturkan, perubahan pasar global dan regional mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan Indonesia saat ini, tidak terkecuali pada perusahaannya. Karena itu manajer investasi menurut dia selain harus mempunyai pandangan ke depan, juga harus membuka diri terhadap perubahan yang terjadi.

Hal yang dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut yaitu dengan melakukan diversifikasi dan menerbitkan produk-produk baru yang bisa menjadi alternatif bagi investor untuk mendukung kinerja perusahaan. “Sejak diluncurkan sebulan yang lalu kedua produk tersebut telah mengantongi dana kelola sebesar Rp 60 miliar untuk MARSS dan Rp30 miliar untuk Titanium,”ungkapnya.

Imbal Hasil

Lebih lanjut Zulfa mengatakan, sampai satu tahun ke depan imbal hasil (return) dari produk reksa dana tersebut diperkirakan bisa mencapai 15-25%. MARSS, lanjutnya, merupakan reksa dana yang dalam pemilihan portofolionya difokuskan pada saham sektor unggulan dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dilakukan secara berkala oleh manajer investasi.

Sementara untuk dana reksa Titanium, kata dia merupakan produk reksa dana yang ditempatkan pada obligasi pemerintah maupun obligasi korporasi dengan proporsi masing-masing sebesar 60 : 40.

Pemilihan obligasi pemerintah, lanjut dia difokuskan pada obligasi dengan kriteria likuiditas dan potensi capital gain yang optimal serta imbal hasil yang menarik. Untuk saat ini permintaan terhadap surat utang Negara cukup baik dan memberikan yield sekitar 5,7-8%. Sementara untuk obligasi korporasi difokuskan pada obligasi dengan peringkat kredit dan likuiditas di pasar sekunder yang baik.

Senior Fund Manager Equity Investment, Barkah Supriadi mengatakan, sektor-sektor saham yang menjadi unggulan saat ini yaitu saham-saham di sektor yang berbasis konsumsi domestik dan investasi. Sementara untuk sektor yang berpotensi mengalami penguatan di tahun depan yaitu sektor saham infrastruktur dan konstruksi.

Sampai dengan saat ini, PT Dana Reksa Investment Management mencatat, dana kelola untuk reksadana telah mencapai Rp12 triliun, di mana sumbangan terbesar berasal dari reksa dana terproteksi. Dengan diluncurkannya kedua produk tersebut diharapkan bisa menyumbang pencapaian dana kelolaan yang ditargetkan tahun ini, yaitu sebesar Rp15 triliun. (lia)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…