Terkait Sengketa Merrill Lynch - Perdagangan Saham Dipastikan Berjalan Normal

NERACA

Jakarta – Direktur Perdagangan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat memastikan, dampak tidak berjalannya aktifitas penjualan saham Merrill Lynch tidak akan mengganggu transaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. "Keputusan Merrill untuk melayani nasabahnya atau tidak. Tidak berpengaruh transaksi di bursa,”tegasnya di Jakarta akhir pekan kemarin.

Menurutnya, saham Merril Lynch di BEI tidak diblokir, hanya saja tidak bisa melakukan penjualan saham. Dia menambahkan, transaksi bisa dilakukan di mana saja, karena yang disuspensi adalah aset dari Merrill Lynch. Akan tetapi nasabah yang tidak memiliki subrekening, bisa pindah broker kapan saja.

Sebagaimana diketahui, sengketa antara Prem Ramchand Harjani selaku pemilik Renaissaance Capital Management Investment Pte Ltd dengan Merrill Lynch Indonesia berbuntut terhadap dengan diblokirnya saham Merrill Lynch oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Merril Lynch kini direksinya terdiri dari lima. Pergantian Direktur diberikan izin untuk mencari pengganti, dengan direksi baru bernama Mira. BEI pun sudah menanggapi surat pengadilan tinggi DKI Jakarta. Adapun surat tersebut adalah permohonan pemblokiran rekening Merrill Lynch Indonesia.

BEI mengaku telah melakukan pertemuan secara rutin. Pemblokiran ini merupakan lanjutan sengketa antara Prem Ramchand Harjani selaku pemilik Renaissaance Capital Management Investment Pte Ltd dengan Merrill Lynch Indonesia. Dalam putusan kasasi, Mahkamah Agung (MA) memenangkan Harjani. Merrill Lynch pun harus membayar ganti rugi sebesar Rp251 miliar.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Lily Widjaya pernah bilang, kasus sengketa saham yang melibatkan manajer investasi Merril Lynch tentunya memberikan dampak berarti bagi investor, “Saya akui dibalik kasus ini, investor akan dirugikan. Namun belum bisa dihitung potensi kerugiannya, “katanya.

Dia pun menuturkan, kasus ini sepenuhnya berada di ranah hukum. Hanya saja, dirinya meminta para investor untuk jeli dalam menempatkan portofolio dananya di perusahaan efek. Menurutnya, dana yang dikelola Merril Lynch kebanyakan bukan berasal dari investor Indonesia. Maka dampaknya tidak terlalu sistemik terhadap industri pasar modal.

Sebaliknya, pengamat pasar modal PT Trust Securities, Reza Priyambada menuturkan, masuknya Merrill Lynch ke dalam ranah hukum tidak sepenuhnya mengganggu aktivitas perdagangan di pasar modal. “Merrill masuk bisnis yang umum, jadi yang dirugikan adalah pihak-pihak yang menjadi nasabah-nasabahnya dia,”ungkapnya.

Meskipun demikian, hal tersebut tentu membuat para investor mereka khawatir. Karena itu, lanjut Reza tergantung bagaimana pihak manajemen Merrill lynch membicarakan permasalahan tersebut kepada para investor.

Kata Reza, sejauh tidak bersentuhan dengan otorisasi pasar bursa hingga dicabut dari perdagangan bursa Amerika, kondisinya tidak terlalu buruk bagi investor karena transaksinya masih bisa berjalan. “Apabila mereka bisa meyakinkan investor bahwa kasusnya bisa diselesaikan, investor mungkin masih ok. Tinggal bagaimana keterbukaan pihak manajemen Merrill kepada para investornya,”tandasnya. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…