NERACA

Jakarta – Kuartal pertama 2024, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan laba bersih sebesar Rp204,81 miliar atau tumbuh 29,1% dibanding periode sama tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp158,36 miliar. Seiring dengan itu, laba per saham dasar terkerek ke level Rp11,97 per lembar pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level Rp9,26 per helai. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Selain pertumbuhan laba, perseroan juga membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,992 triliun pada kuartal pertama 2024. Hasil itu tumbuh dibanding priode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp1,668 triliun. Penopangnya, penjualan produk perbaikan rumah meningkat 12,7% secara tahunan menjadi Rp1,042 triliun pada kuartal pertama 2024. Hal yang sama juga pada produk gaya hidup naik 25% secara tahunan menjadi Rp840,34 miliar.

Demikian juga dengan penjualan produk permainan merambat 2,8% secara tahunan menjadi Rp72,004 miliar. Walau beban pokok penjualan membengkak 17,009% secara tahunan menjadi Rp1,025 triliun pada kuartal pertama 2024. Tapi laba kotor terkerek 17,09% secara tahunan menjadi Rp966,68 miliar. Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 3,2% dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp1,617 triliun pada akhir Maret 2024.

Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 3,2% dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp6,389 triliun pada akhir kuartal pertama 2024. Tahun ini, emiten ritel ini menargetkan kenaikan penjualan sebesar 10% atau tembus Rp 8,37 triliun. Hal itu ditopang dengan aksi ekspansif pembukaan 15-20 toko baru. Dengan kinerja yang kinclong tersebut, target harga saham ACES pun dinaikan.

Analis Bahana Sekuritas, Christie Natasya dalam risetnya di Jakarta, beberapa waktu lalu mengungkapkan, pada tahun ini perseroan berencana membuka 15-20 toko baru. Ekspansi ini dilakukan dengan hati-hati dengan sembari menutup maksimal 10 toko yang membukukan performa kurang baik.“Pertumbuhan top-line terlihat cukup moderat di tengah pembukaan toko baru yang lebih tinggi karena manajemen menyoroti bahwa pembukaan toko baru tidak diantisipasi hingga kuartal II-2024, sambil juga menutup toko yang tidak performa baik,” jelasnya.

Christie juga menyampaikan, ekspansi ke luar Jawa yang dilakukan perseroan dari tahun ke tahun berhasil meningkatkan kontribusi penjualannya meningkat dari hanya 30% pada tahun 2019 menjadi 35% pada tahun 2023. Pada tahun 2024, perusahaan terus melaksanakan strategi suksesnya dengan memfokuskan kontribusi di luar Jawa dengan pembukaan toko baru di kota-kota luar pulau Jawa tier 3, misalnya Tarakan, Singkawang, dan Bontang tahun lalu.

Disampaikannya, perusahaan menganggap area ex-Java menawarkan peluang pertumbuhan yang menarik. Menurut Christie, hal itu bisa terjadi karena pada pasar luar pulau Jawa, ACES bisa lebih dominan karena minim pesaing dan juga harapan akan peningkatan laba operasional yang didorong oleh biaya sewa yang lebih rendah.

Selain itu, tren saat ini terhadap produk premium yang terjangkau diperkirakan akan meningkatkan Gross Profit Margin (GPM) secara keseluruhan, dengan produk-margin tinggi seperti Krisbow Sync dan Stora menunjukkan perkembangan yang menjanjikan kedepannya.

Disisi lain, penjualan produk ACES secara daring alias online saat ini menyumbang sekitar 11% dari penjualan total ACES pada tahun 2023. Risiko utama terhadap proyeksi ini yakni ekspansi toko di luar Jawa yang lebih tinggi dari yang diharapkan yang mengakibatkan leverage operasional yang lebih rendah, biaya sewa yang lebih tinggi, persaingan yang kuat di luar pulau Jawa, konsumen beralih ke belanja online karena daya tarik harga produk yang lebih tinggi.