Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

NERACA

Casablanca – Misi Dagang Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) mendapat respons positif dari para pelaku usaha Maroko yang tertarik menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan  pelaku usaha Indonesia. Dari misi dagang ke Maroko tersebut, Kemendag RI mencatatkan potensi transaksi USD16,98 juta atau setara Rp276 miliar. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag RI, Didi Sumedi megungkapkan, misi dagang ke Maroko bertujuan untuk memperkuat penetrasi ke pasar Afrika Utara dan membangun kerja sama bisnis dengan pelaku usaha di Maroko dan negara sekitar.

“Kami hadirkan para pelaku usaha Indonesia ke Maroko untuk bertemu dengan calon mitra dari Maroko dan negara sekitarnya. Antusiasme pelaku usaha di kawasan terlihat dari nilai potensi transaksi hingga Rp276 miliar dari penjajakan kerja sama bisnis (business matching),” ungkap Didi.

Didi pun menjelaskan, pada penjajakan kerja sama bisnis, total transaksi potensial senilai Rp276 miliar diperoleh dari sektor pengolahan hasil perikanan, makanan olahan, rempah, briket, dan batu bara.

“Kami harap melalui kegiatan ini, ekspor produk Indonesia akan meningkat cukup signifikan,” harap Didi.

Pelaksanaan misi dagang ke Maroko merupakan kerja sama antara Kemendag dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Rabat. Misi dagang juga didukung perwakilan perdagangan di Spanyol. Misi dagang kali ini terdiri atas forum bisnis dan penjajakan kerja sama bisnis.

Didi menambahkan, Maroko memiliki posisi yang penting bagi Indonesia. Utamanya, peran Maroko adalah mitra dagang nontradisional dan hub untuk memasuki pasar Afrika Utara. 

Sebaliknya, Maroko juga memiliki potensi untuk memperluas akses pasar ke negara-negara di kawasan  Asia Tenggara dan Pasifik.

Didi pun menyampaikan harapannya untuk meningkatkan nilai ekspor dengan memanfaatkan Maroko untuk masuk ke pasar Afrika Utara. “Potensi kerja sama Indonesia dan Maroko masih memiliki peluang yang sangat terbuka untuk dapat ditingkatkan. Terlebih, saat ini kedua negara masih dalam proses  perumusan Preferential Trade Agreement (PTA) yang kami harap dapat memberikan katalis pada nilai  perdagangan di kawasan Afrika Utara,” jelas Didi.

Sekedar catatan, tren ekspor Indonesia ke Maroko dalam lima tahun terakhir (2019–2023) mencapai 22,94 persen. Produk ekspor utama Indonesia ke Maroko pada 2023 meliputi margarin dengan pangsa  12,60 persen dari total ekspor Indonesia, kopi 11,86 persen, serta minyak dan lemak nabati 8,30 persen.

Di sisi lain, impor Indonesia dari Maroko pada 2023 menunjukkan pertumbuhan sebesar 14,78 persen  dibandingkan tahun sebelumnya. Produk impor utama Indonesia dari Maroko pada 2023 meliputi  aluminium dengan pangsa 11,28 persen dari total impor Indonesia, pakaian wanita 7,27 persen, dan peralatan listrik 5,24 persen.

Tim dari Kemendag juga mengunjungi Pabrik Indomie di Maroko. Pabrik ini merupakan investasi  PT Indofood Sukses Makmur yang bermitra dengan investor di kawasan. Pabrik Indomie di Maroko telah beroperasi sejak 2010 dan memproduksi mi instan untuk dipasarkan di Maroko, Qatar, Tunisia, Mauritania, Lebanon, dan Sierra Leone.

Didi mengapresiasi investasi dan operasi PT Indofood Sukses Makmur di Maroko. Langkah ini turut berkontribusi meningkatkan citra Indonesia sebagai penghasil produk berkualitas di tingkat global.

“Salah satu keunggulan utama produk makanan Indonesia yang dapat meningkatkan nilai jualnya di  mata pembeli adalah aspek kehalalannya. Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di  dunia, kepercayaan terhadap produk halal dari Indonesia telah terbukti dan tidak diragukan lagi oleh masyarakat Maroko,” jelas Didi.

Terkait dengan Maroko, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture au Maroc (SIAM) Meknes ke-16 yang digelar di Meknes, Maroko.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin, Sopar Halomoan Sirait mengungkapkan, “kehadiran kami pada SIAM Meknes ke-16 ini juga bertujuan memperkenalkan kemampuan industri alat mesin pertanian di Indonesia sekaligus mendorong penetrasi pasar nontradisional agar meningkatnya akses pasar dan jejaring bisnis industri dalam negeri dengan pihak industri global, khususnya alat dan mesin pertanian di wilayah Afrika dan Eropa.”

“Strategi peningkatan ekspor barang dan jasa sektor industri manufaktur akan didukung oleh revitalisasi industri pengolahan yang mendorong diversifikasi produk ekspor nonkomoditas, terutama produk manufaktur berteknologi tinggi,” ungkap Sopar.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat konsisten dalam mempromosikan produk dan komoditas terbaik Indonesia di Maroko serta senantiasa siap berkolaborasi untuk memfasilitasi kemitraan dan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha guna meningkatkan akses pasar ke negara-negara nontradisional di kawasan Afrika.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Penyelundupan 125 Ribu BBL Berhasil Digagalkan

NERACA Jambi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Tim Dit Polair Baharkam Polri  berhasil menggagalkan Penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL)…

Startup Lokal Siap Go Global

NERACA Singapura - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis startup lokal telah siap untuk menjangkau pasar global. Salah…

Masyarakat Bersatu Mendukung World Water Forum ke-10 di Bali

Akademisi sekaligus Ketua Green Campus Universitas Andalas, Sumatera Barat, Ansiha Nur, berharap agar dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Penyelundupan 125 Ribu BBL Berhasil Digagalkan

NERACA Jambi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Tim Dit Polair Baharkam Polri  berhasil menggagalkan Penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL)…

Startup Lokal Siap Go Global

NERACA Singapura - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis startup lokal telah siap untuk menjangkau pasar global. Salah…

Masyarakat Bersatu Mendukung World Water Forum ke-10 di Bali

Akademisi sekaligus Ketua Green Campus Universitas Andalas, Sumatera Barat, Ansiha Nur, berharap agar dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di…