Diterpa Banyak Sentimen Negatif, Indeks Menguat Terbatas

NERACA

Jakarta- Mengakhiri perdagangan Senin awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup terkoreksi 26,268 poin (0,62%) ke level 4.236,293. Sementara Indeks LQ45 ditutup terpangkas 5,776 poin (0,79%) ke level 725,998. Pelemahan indeks BEI disebabkan aksi jual investor lokal yang dipicu sentimen negatif dari pasar global.

Menurut analis Trust Securities Reza Priyambada, pelemahan IHSG cenderung dipengaruhi bursa saham regional yang berada dalam tekanan. Sementara inflasi yang rendah pada September sebesar 0,01 sudah diantisipasi investor sebelumnya, sehingga dampaknya tidak terlalu kuat untuk IHSG BEI, “Pelemahan indeks BEI tertahan oleh bursa saham Eropa yang dibuka menguat. Penguatan bursa saham Eropa dipicu dari perbankan Spanyol yang tidak terlalu parah krisisnya seperti yang sebelumnya diperkirakan,”katanya di Jakarta Senin (1/10).

Sementara analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menambahkan, rendahnya angka inflasi serta data perdagangan yang surplus untuk pertama kali dalam tiga bulan terakhir gagal mengangkat indeks BEI.

Dia mengatakan, pelemahan indeks juga lebih dipengaruhi oleh data-data ekonomi baik dari dalam maupun luar AS yang buruk. Data yang menunjukan aktivitas bisnis di AS pada bulan September mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir. Oleh karena itu, dirinya memproyeksikan, indeks BEI Selasa akan bergerak "mixed" dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran "support-resistance" pada level 4.200-4.250 poin).

Maraknya sentimen negatif yang datang dari pasar global, seperti melambatnya aktifitas bisnis di AS juga berbagai penolakan di berbagai negara terhadap rencana penghematan anggaran Uni Eropa membuat pelaku pasar semakin berhati-hati dalam bertransaksi.

Aksi jual ini banyak dilakukan investor lokal. Sementara pemodal asing terpantau melakukan penbelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 22,92 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 112.004 kali pada volume 3,498 miliar lembar saham senilai Rp 3,996 triliun. Sebanyak 94 saham naik, sisanya 141 saham turun, dan 90 saham stagnan.

Bursa-bursa di Asia bergerak lesu menutup perdagangan awal pekan kemarin, seharian terjebak di zona merah. Sedangkan pasar saham Hong Kong, China, Korea Selatan dan Sidney ditutup menyambut hari libur nasional.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 2.450 ke Rp 48.900, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 500 ke Rp 16.700, J Resources (PSAB) naik Rp 275 ke Rp 4.425, dan Hexindo (HEXA) naik Rp 200 ke Rp 8.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bayan (BYAN) turun Rp 1.100 ke Rp 12.100, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 900 ke Rp 41.250, Semen Gresik (SMGR) turun Rp 400 ke Rp 14.050, dan Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 20.000.

Perdagangan sesi I, indeks BEI ditutup terpangkas 27,711 poin (0,65%) ke level 4.234,850. Sementara Indeks LQ45 turun 5,848 poin (0,80%) ke level 725,926. Pelaku pasar makin getol melakukan aksi ambil untung. Apalagi posisi indeks sudah cukup tinggi di akhir pekan lalu.

Aksi jual yang cukup marak dilakukan itu membuat seluruh indeks sektoral tak berdaya di teritori negatif. Saham-saham komoditas, terutama tanbang, menderita koreksi paling dalam. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 57.083 kali pada volume 1,758 miliar lembar saham senilai Rp 1,945 triliun. Sebanyak 76 saham naik, sisanya 137 saham turun, dan 86 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.450 ke Rp 47.900, Bukit Asam (PTBA) naik Rp 400 ke Rp 16.600, J Resources (PSAB) naik Rp 250 ke Rp 4.400, dan Bhakti Capital (BCAP) naik Rp 210 ke Rp 1.050.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Bayan (BYAN) turun Rp 1.100 ke Rp 12.100, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 600 ke Rp 41.550, Unilever (UNVR) turun Rp 500 ke Rp 25.550, dan Semen Gresik (SMGR) turun Rp 300 ke Rp 14.150.

Diawal perdagangan, indeks BEI dibuka turun 12,88 poin atau 0,30% ke posisi 4.249,68. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 3,28 poin (0,45%) ke level 728,49, “Mayoritas bursa Asia dibuka relatif melemah memfaktorkan rilis data indeks manufaktur China di bulan September yang turun serta survey sentimen manufaktur Jepang yang juga lebih rendah dari kuartal sebelumnya," kata analis Samuel Sekuritas Sally Agustina.

Dia menambahkan, koreksi juga terjadi di harga minyak pagi ini ke level 91,6 dolar AS per barel. Sementara harga komoditas relatif menguat di akhir pekan lalu dengan minyak meningkat 0,4% ke level 92,2 dolar AS per barel.

Tercatat bursa regional diantaranya indeks Hang Seng menguat 78,09 poin (0,38%) ke level 20.840,38, indeks Nikkei-225 turun 73,34 poin (0,83%) ke level 8.796,82, dan Straits Times melemah 14,15 poin (0,46%) ke level 3.046,92. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…