Buntut Konflik Iran Israel - Ancaman Aliran Modal Keluar di Pasar Meningkat

NERACA

Jakarta - Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia berpotensi meningkat jika konflik Iran dan Israel terus memanas."Aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi Indonesia dikhawatirkan akan meningkat setelah konflik antara Iran dan Israel meningkat,"ujarnya seperti dikutip Antara di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, konflik di Timur Tengah meningkatkan ketidakpastian global, menyebabkan investor menarik dana dari aset-aset berisiko tinggi, terutama dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah mendorong pelaku pasar untuk memilih berinvestasi pada aset-aset safe haven, salah satunya dolar AS, sehingga menyebabkan mata uang negara-negara lain, terutama yang negara berkembang seperti Indonesia, berpotensi melemah.

Indeks dolar AS naik ke kisaran 106 menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Kondisi tersebut menjadi kabar buruk bagi nilai tukar rupiah yang tahun ini sangat dipengaruhi oleh pergerakan inflasi Amerika Serikat (AS) dan kebijakan moneter bank sentral AS atau The Fed."Rupiah diprediksi akan terus terdepresiasi jika konflik ini terus memanas dan berlanjut,"kata Josua.

Sementara ekonom sekaligus Menteri Riset dan Teknologi RI periode 2019 -2021, Bambang Brodjonegoro pernah bilang, serangan Iran ke Israel pada Sabtu malam (13/4) secara tidak langsung akan memengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG). Namun dia memberikan penjelasan bahwa sebenarnya sentimen utama bagi pergerakan IHSG saat ini lebih dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang tinggi oleh Bank Sentral AS (The Fed)."Kita lihat IHSG sebelum ramai Iran-Israel, masalah utamanya adalah tingkat suku bunga tinggi yang lebih berpengaruh pada IHSG. Jika ada keputusan The Fed yang tidak sesuai market, maka terjadi capital outflow. Di Indonesia instrumennya ada dua yaitu SBN maupun saham,” ujarnya.

Oleh karena itu, eskalasi konflik di Timur Tengah yang mengakibatkan kemungkinan tertahannya suku bunga acuan The Fed secara tidak langsung akan memengaruhi kinerja IHSG. Lebih lanjut, Bambang menjelaskan pemegang saham IHSG yang termasuk investor asing terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok jangka panjang dan jangka pendek atau hit and run.

Dalam kondisi global saat ini, kelompok jangka pendek akan memindahkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman atau safe haven seperti dolar AS atau obligasi AS.“Saya lebih melihat akan ada tekanan IHSG tapi tekanan itu juga dibagi dengan dampak tingkat bunga yang tinggi. Jika dilihat sebab akibatnya Iran Israel bersitegang, maka dolar AS dan US treasury bond (obligasi AS) akan dicari terus, itu menyebabkan tekanan IHSG karena orang memilih dolar AS,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya menjaga stabilitas keuangan untuk mengantisipasi imbas konflik Iran-Israel yang menyebabkan kemerosotan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS dan pelemahan pasar modal."Di pasar keuangan kami melihat indeks dolar AS mengalami penguatan terhadap (mata uang) berbagai negara, jadi kami melihat pemerintah perlu menjaga stabilitas pasar keuangan,” kata Airlangga.

Selain diakibatkan oleh meletusnya konflik Iran-Israel, ia menuturkan bahwa menguatnya indeks dolar AS juga disebabkan tingkat pengembalian (yield) obligasi dan suku bunga yang masih ditahan oleh bank sentral Amerika Serikat di angka yang tinggi atau kebijakan higher for longer. Dia menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk mencegah dampak lebih lanjut konflik Iran-Israel terhadap sektor keuangan dan pasar modal domestik.

BERITA TERKAIT

Adira Finance Bukukan Laba Bersih Rp432 Miliar

Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…

BTN Sayangkan Demo Anarkis di Kantor Pusat BTN

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…

Bank BJB Cetak Laba Bersih Rp453 Miliar

Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Adira Finance Bukukan Laba Bersih Rp432 Miliar

Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…

BTN Sayangkan Demo Anarkis di Kantor Pusat BTN

Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…

Bank BJB Cetak Laba Bersih Rp453 Miliar

Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…