Perluasan Kilang LNG Tangguh Masuki Proses Tender

NERACA

 

Jakarta - BP Berau Ltd mengumumkan dimulainya proses tender prakualifikasi proyek perluasan kilang gas alam cair (LNG) Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat berkapasitas 3,8 juta ton per tahun. Proyek mencakup pula pembangunan fasilitas penerimaan gas di darat, dermaga, tangki penampungan LNG, dan tangki penyimpanan kondensat. Proyek yang akan menjadi unit (train) ketiga Tangguh tersebut lokasinya di darat berdekatan dengan dua train yang sudah ada.

Tender prakualifikasi kilang perluasan Tangguh dibagi menjadi dua tahap yakni pemilihan dua kontraktor disain rinci (front end engineering design/FEED) yang dikerjakan secara paralel. Sedangkan tahap kedua adalah memilih satu dari dua kontraktor FEED untuk melakukan pekerjaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC).

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BPMigas), Hadi Prasetyo mengatakan, proses tender baru tahap prakualifikasi dan berharap proses tender berjalan dengan lancar, sehingga akhir 2012 atau awal 2013 sudah ditetapkan pemenangnya. "Kami mengundang perusahaan yang potensial untuk ikut tender ini. Kemudian, kontraktor pemenang mulai melakukan pekerjaannya pada 2013 dan ditergetkan selesai 2016," katanya, di Jakarta, Senin (24/9).

Proyek perluasan kilang LNG Tangguh dapat segera dimulai menyusul kepastian tambahan cadangan gas sebesar 700 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sebanyak 500 mmscfd di antaranya akan dipasok ke kilang LNG dan sisanya untuk industri petrokimia di Papua. Pemerintah sudah menyatakan akan mengalokasikan 40 produksi train ketiga LNG Tangguh atau sekitar 1,5 juta ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Saat ini, BP Berau Ltd telah mengoperasikan dua train LNG yang masing-masing berkapasitas produksi 3,8 juta ton per tahun atau total 7,6 juta ton per tahun dengan pasokan gas berasal dari tiga blok yakni Berau, Wiriagar, dan Muturi. Produksi LNG tersebut seluruhnya dialokasikan buat ekspor dengan rincian Sempra, AS 3,6 juta ton, Fujian, China 2,6 juta ton, dan Korea sekitar satu juta ton per tahun.

BPMigas mengungkapkan, pengembalian modal dua train Tangguh bisa lebih cepat tiga tahun dari perkiraan sebelumnya pada 2016 menjadi 2013. Percepatan itu dikarenakan patokan harga minyaknya jauh lebih tinggi dari prediksi sebelumnya yang hanya sekitar US$30-40 per barel.

Selain BP yang menguasai 37,16%, saham proyek Tangguh dimiliki MI Berau BV 16,3%, CNOOC Ltd 13,9%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23%, KG Berau/KG Wiriagar 10%, LNG Japan Corporation 7,35%, dan Talisman 3,06%.

Pasokan Domestik

Sebelumnya Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan, tahun depan BP Indonesia selaku operator Tangguh akan berkomitmen memasok kebutuhan dalam negeri sebesar 230 juta kaki kubik per hari (million metric standart cubic feet per day/mmscfd). "Mereka baru MoU. Pada rapat kerja tadi BP Indonesia akan menambah pasokan domestik sebesar 230 mmscfd dari train 1 dan 2," ujar Kepala BP Migas R. Priyono. Namun, pengalokasian tersebut masih tergantung infrastruktur dalam negeri yang saat ini belum berkembang. "Tapi tergantung dalam negeri. Efektif mulai 2013," tegasnya.

Sementara, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita H. Legowo mengatakan, alokasi domestik sebesar 40% tersebut dalam bentuk LNG dan akan dipergunakan untuk PT Perusahaan Listrik Negara, untuk alokasi dalam bentuk gas, saat ini masih dalam perhitungan.

Evita memaparkan, komitmen BP untuk mengembangkan train 3 kilang LNG Tangguh itu, disampaikan perusahaan tersebut dalam pertemuannya dengan Menteri ESDM Jero Wacik dan jajarannya di London, dua pekan lalu. Mengenai waktu pembangunan kilang, tergantung pada Pemerintah Indonesia. “Kapannya tergantung kita. Kita belum mengatakan (waktunya). Tapi begitu kita go, BP akan siap. Tapi tentunya tetap harus lewat prosedur yang biasa,” terangnya.

Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Indonesia juga mengingatkan BP agar tetap menyiapkan listrik untuk daerah sekitar Tangguh dan industri. Pembangunan kilang LNG Tangguh train 3 merupakan salah satu dari 4 kilang yang direncanakan Pemerintah akan dibangun hingga 2022 mendatang. Pembangunan 4 kilang tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan penemuan lapangan gas yang relatif besar.

Tiga kilang LNG lainnya yang direncanakan akan dibangun adalah Kilang Donggi Senoro LNG yang rencananya akan dibangun tahun 2014 dengan kapasitas 2 juta ton per tahun (MMTPA), Kilang Masela LNG tahun 2016 dengan kapasitas 4,5 MMTPA dan Kilang Natuna LNG tahun 2022. Saat ini Indonesia baru memiliki tiga  kilang LNG yaitu Kilang LNG Arun yang berkapasitas 12,85 MMTPA, Kilang LNG Bontang dengan kapasitas 21,64 MMTPA dan Kilang LNG Tangguh yang berkapasitas 7,6 MMTPA.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…