Perkuat Program Industrialisasi - Iptek Jadi Pondasi Pengembangan Sektor Kelautan

NERACA

Jakarta - Kondisi sosial ekonomi bisa menjadi penghambat atau pendorong untuk mempersempit ketimpangan dan menghilangkan friksi dalam pencapaian misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kajian sosial ekonomi menjadi bahan masukan bagi perumusan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan juga menjadi mendorong dan mewujudkan peran aktif masyarakat dan pelaku usaha dalam pembangunan kelautan dan perikanan, termasuk dapat merespon berbagai pemasalan, seperti kelembagaan dan SDM, pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, produktivitas dan daya saing menjadi berbasis pengetahuan dan akses pasar domestik dan internasional produk kelautan dan perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo dalam siaran persnya mengatakan, kegiatan penelitian sosial ekonomi sangat berperan penting sebagai akselerator pengelolaan dan pemanfatan potensi kelautan dan perikanan, serta peningkatan taraf kehidupan pelaku usaha kelautan dan perikanan. Untuk mewujudkan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tersebut yang memberikan manfaat bagi kesejahteraan berkelanjutan pelaku utama dan usaha diperlukan upaya memperkuat kemampuan ekonomi sektor kelautan dan perikanan yang berakar pada keberagaman budaya dan ekonomi serta kemampuan teknologi dan inovasi.

Terkait hal itu, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi atau peneliti, pelaku usaha, dan komunitas. "Keterpaduan dan sinergitas ini mutlak diperlukan sebagai langkah nyata untuk melestarikan dan memanfaatkan biodiversitas kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan di dalam kerangka visi yang sama," kata Cicip seperti dikutip, Kamis.

Selain itu, riset - riset yang dilakukan dapat menjawab dan merespon berbagai tantangan yang muncul dalam pembangunan kelautan dan perikanan, baik dari sisi politik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Riset sosial ekonomi kelautan dan perikanan memiliki fungsi strategis dalam mewujudkan mendorong kegiatan yang berbasis dampak dan ilmiah.

Ekonomi Biru

Sejatinya, KKP mengklaim punya kepedulian terhadap pengelolaan sumber daya kelautan yang diselaraskan dengan sisi produksi, sisi konservasi dan lingkungan yang diseimbangkan dengan pengelolaan ekosistem kelautan dan perikanan. KKP menempuh langkah tersebut dengan ekonomi biru (blue economy).

Paradigma tersebut dinilai mampu mengakselerasi industrialisasi kelautan dan perikanandengan menjamin kelestarian sumberdaya serta lingkungan pesisir dan lautan secara berkelanjutan.  Pembangunan berkelanjutan dimaksudkan sebagai suatu kegiatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan guna memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Peranan IPTEK diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Adapun dukungan IPTEK di sektor kelautan dan perikanan yang menjadi prioritas di antaranya, peningkatan kualitas benih, kualitas pakan, pengurangan padat tebar dan perbaikan infrastruktur  Pasalnya, hingga kini berbagai masalah masih membayangi para pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan. Masalah tersebut meliputi, degradasi habitat dan sumberdaya kelautan dan perikanan, intensitas cuaca ekstrim dan berubahnya kondisi iklim, pengembangan komoditas laut dan perikanan, perdagangan bebas, ketahanan dan keamanan pangan, isu perbatasan dan nelayan lintas batas (fishing in dan  fishing out), serta akses perbankan yang terbatas dan sulit.

Semnas Sosek KP 2012, fokus terhadap enam pokok bahasan. Pertama, industrialisasi kelautan dan perikanan. Kedua perubahan iklim. Ketiga isu perbatasan dan nelayan lintas batas. Keempat terkait perdagangan bebas. Kelima budaya bahari. Terakhir terkait ketahanan dan keamanan pangan.  Adapun kegiatan ini diikuti oleh Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan ( BBPSEKP ), Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PMB LIPI) dan Jaringan Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan atau Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economic Research Network (IMFISERN).

Semnas Sosek KP merupakan kegiatan tahunan setiap bulan September sebagai bentuk refleksi serta apresiasi atas penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Semnas Sosek KP juga berfungsi sebagai ajang komunikasi dan pertukaran informasi penelitian, kajian dan kebijakan sosial ekonomi kelautan dan perikanan serta mendapatkan pandangan atau  umpan balik dari pemangku kepentingan.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…