Suku Bunga Kredit Bank Cenderung Turun

NERACA

Jakarta--Bank Indonesia mengungkapkan rata-rata suku bunga kredit perbankan sampai Juli lalu bergerak stabil. Bahkan cenderung mengalami penurunan tipis untuk kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI).

Data Bank Indonesia menunjukkan rata-rata suku bunga kredit pada Juli 2012 tercatat tidak jauh berbeda dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni sebesar 12,37 %. Adapun suku bunga KMK dan KI masih tercatat menurun meskipun hanya turun tipis yakni sebanyak 1 basis points (bps) dan 4 bps menjadi sebesar 11,78 % dan 11,42 % sedangkan suku bunga kredit konsumsi mengalami kenaikan tipis sebanyak 2 bps menjadi sebesar 13,92 %.

Penurunan suku bunga kredit juga dikonfirmasi dengan suku bunga dasar kredit (SBDK) yang masih terus mengalami penurunan. Penurunan SBDK selain terjadi di seluruh segmen, kecuali segmen KPR yang tetap. SBDK pada Juli 2012 untuk korporasi dan ritel masing-masing tercatat sebesar 9,77 % dan 11,07 % lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 9,81 % dan 11,08 %.

Sementara itu, SBDK untuk jenis non KPR tercatat sebesar 10,87 %, menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,99 %. SBDK untuk jenis KPR tercatat belum mengalami perubahan dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,50 %. BI mencatat, di sisi suku bunga simpanan, rata-rata suku bunga deposito 1 bulan pada Juli 2012 tercatat stabil dari bulan sebelumnya sebesar 5,5 %.

Sementara itu, pertumbuhan kredit masih tetap tinggi sejalan dengan kegiatan ekonomi yang masih kuat. Pada Juli 2012, pertumbuhan kredit (tidak termasuk kredit chaneling) mencapai 25,2 % (yoy), sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 25,7 % (yoy).

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan jenis kredit lainnya sebesar 29,6 % (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 29,1 % (yoy).

Di sisi lain, BI mencatat kredit modal kerja dan kredit konsumsi tercatat melambat dari bulan sebelumnya sebesar 28,2 % (yoy) dan 19,6 % (yoy) menjadi 27,3 % (yoy) dan 18,9 % (yoy).

Secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama didukung oleh kredit sektor perdagangan, sektor industri pengolahan dan sektor jasa dunia usaha. Sampai dengan Juli 2012, pangsa penyaluran kredit terbesar tercatat pada sektor perdagangan sebesar 20 %, sektor industri pengolahan sebesar 16 % dan sektor jasa dunia usaha sebesar 11 %. Masing-masing sektor tersebut tumbuh tinggi mencapai 39,4 %, 29,9 % dan 28,7 % (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan sektor konstruksi (bangunan) dan sektor pengangkutan (transportasi) masih tercatat tinggi sebesar 31 % dan 30,4 % (yoy). Sektor pertanian yang hanya memiliki pangsa 5 % dari total kredit juga mulai tumbuh tinggi sejak awal tahun 2012 dan di Juli mencapai 40 % (yoy). **

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…